Hoofdstuk 29

130 40 27
                                    

Pagi hari yang cerah, cahaya pagi yang menembus gorden jendela cara,membuat iris mata indah itu mengerjapkan mata silau akan cahaya yang menembus retina mata miliknya.

Cara hendak membersihkan dirinya untuk bersiap siap sebelum berangkat sekolah

Setelah mengahabiskan waktu untuk bersiap siap,kini cara sedang berada di depan cermin yang panjang sehingga memperlihatkan seluruh tubuhnya

Memastikan sekali lagi bahwa penampilannya sudah perfect di biarkan rambut yang di ikat bulat di atas menggunakan karet pita di rambut cepolanya, dengan tambahan rambut rambut kecil yang menjuntai berantakan

Membuat kesan manis pada wajahnya,tidak lupa memakai hoodie maroon kesukaanya

Terdengar suara pintu kamar yang di buka memperlihatkan wajah mamahnya yang cantik, wajah yang berkhas wajah eropa,ya seperti dirinya

"Jangan lama lama,cepat sarapan habis itu temuin pangeran nya,pangeran kamu sudah di depan " ujar marisa sambil tersenyum mengoda

"Apaansi mah, pangeran? Pangeran kodok kali" balas cara

"Mamah tunggu di bawah" ucap marisa kepada cara

Cara pun memperhatikan mamahnya dengan tatapan kosong,yang beranjak keluar dari kamarnya,pikirannya masih bergelut siapa pangeran yang marisa maksud?

Cara mencoba untuk melihatnya dengan clairvoryance miliknya,ngapain sih tu cowok ke sini gerutu cara dalam hati.

Siapa lagi yang membuat cara jengah kalo bukan arka si manusia tengil tapi selalu membuat jantung cara berdetak kencang saat bersamanya

Cara langsung turun untuk menemuinya siap untuk menyiramkan siraman kalbu pagi untuknya

Saat di ruang tengah cara sudah di suguhkan dengan laki laki yang selalu ia cintai yaitu papahnya,dan duduk bersebrangan dengan human tengil nya itu

Mereka sedang tertawa ria,seakan mereka sangatlah sudah kenal bertahun tahun,sangatlah akrab bahkan dirinya pun sejak tadi berdiri disini belum ada tanda tanda bahwa mereka menyadari bahwa cara sudah berdiri di sampingnya.

"Back to earth pah!" titah cara dingin dan datar

Dhani yang melihat cara begitu juga dengan arka, langsung diam. lenyap sudah tawa yang mereka buat,cara melihat papahnya dengan datar.

Dan beralih menatap intens arka dengan tatapan yang meghunus bagaikan pisau belati

"Ngapain lo ke sini?" Tanya cara dengan malas dan penuh dengan gaya yang arrogant

"Mau nganterin lo ke sekolah" balas arka sambil tersenyum manis,ya cara akui senyum itu selalu membuat cara merasa dunia ini adalah miliknya,tapi itu semua cara tutupi dan kembali memasang wajah datarnya

"Gak perlu I can do it myself" ketus cara membuat dhani menggelengkan kepala,melihat anak gadis nya sangatlah cuek terhadap laki laki

"Cara! papah nggak pernah ajarin kamu bersikap nggak sopan kayak gitu" peringatan dani untuk cara,membuat cara menghela nafas pasrah

Cara bisa melihat ada rasa kepuasan pada wajah arka! Puas kali ini ia yang menang,dan arka tau jika cara paling tidak bisa membantah perkataan orangtuanya.

Amsterdam GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang