hoofdstuk 48

102 18 43
                                    

Malam ini, seorang gadis cantik sedang mengarungi beberapa minuman dan ciki ciki di keranjang belanjaanya, dengan pakaian celana pendek sepaha, dan kaos berlapisi cardigan berwarna hitam itu tidak mempengaruhi rasa takutnya untuk keluar malam malam

Dara juga beranggapan kalo dirinya keluar malam dirinya tidak akan kenapa napa, toh dirinya hanya pergi ke supermaket, dan waktu baru saja menunjukkan jam 10: 56 p.m tidak terlalu larut baginya

Karna di rumah sedang tidak ada siapa siapa, maka dara memutuskan untuk pergi ke supermarket, sekedar untuk membeli cemilan untuk dirinya jika sedang berada di kamar.

Setelah membayar, dara keluar dari supermarket itu. Dengan menenteng belanjaanya, dara terus menyusuri jalanan yang sepi. ada satu jalanan yang ramai, tapi dia tidak mau membuang waktunya karna harus memutar jalan yang lumayan jauh untuk dia tempuh.

Setiap gang ia lewati, sampai di tengah persimpangan. Dirinya sudah merasa waswas karena dirinya merasa ada seseorang yang menguntitnya sejak dia berbelok untuk mengambil jalan persimpangan ini

Perasaan takut mulai menyergap di sekujur badannya, dirinya selalu waswas, sesekali melihat ke arah kanan dan kiri, dari ekor matanya.

Sampai dia melihat sebuah badan bertubuh tinggi, juga tegap, memakai hoodie hitam yang kepalanya di tutupi dengan penutup hoodie, orang itu terpantul dengan cermin cembung yang berada di sudut jalan

Sangat jelas, dari dara yang berjalan lambat atau lari pun, cowok itu seperti mengejar dara, siapa yang tidak takut di gituin? dan dara yakin orang itu terus mengikutinya sejak tadi.

Dara memutuskan untuk cepat cepat berjalan, sampai dirinya hilang di balik gang

Orang itu berhenti, napasnya mulai ngos-ngosan, kemudian menyapu pandangannya ke segala arah, seperti sedang mencari seseorang

"Mana lagi tuh cewek?" Gumam cowok itu sambil berkacak pinggang

Tidak berlangsung lama, sebuah hantaman benda keras mengenai pundak, tangan, dan pelipisnya. Dan itu di lakukan terus menerus, dara tidak akan membiarkan dirinya terluka dengan cowok ini, Cowok itu tidak melawan, dia hanya berlindung dengan tanganya yang menutupi wajahnya

"Ahh lo ya! Ngikutin gue dari tadi?! MAU MESUM LO YA! DASAR COWOK BRENGSEK! BUAYA! KOD-" ucapanya tersela

"Ampun dar! Ini gue dave!!" ucap dave yang sudah berposisi jongkok

Dara mengeryit, dia buang balok kayu itu kesembarangan arah

"Dave?" dave mendongak, "Eh sorry sorry, gue nggak tau kalo itu lo," ucap dara meringis melihat beberapa luka di tubuh dave yang berhasil dia ciptakan

Dave melihat balok yang tergeletak dengan cantik di tanah, sambil terus memegang lengannya, dan beralih menatap dara dengan intens

"Lo! Bener bener ya! Lo mukulin gue pake balok kayu? Udah gila ya lo?!" Sarkas dave

Dara menggaruk garuk tengkuk lehernya, "Ya maap, gue kira kan tadi cowok mes-" ucapany tersela

"Apa? mesum? Gaada yang doyan sama lo!" Ucap dave asal yang terlihat masih sangat kesal dengan dara

Dara mendorong bahu dave ke samping, "Apaansi lo! Kok lo jadi ngolok olok  gue? Lo juga salah kambing! Lo ngapain ngikutin gue?"
Dave berusaha berdiri, karna dara tidak tega. Dia memutuskan untuk membantu dave, membopong dave ke bangku taman yang memang letaknya dekat dengan posisi mereka saat ini,

Setelah sampai di taman, mereka duduk di bangku taman. Keadaan sekitar sudah sangat sepi di sini, terlebih lagi waktu terus berjalan dengan kian larutnya malam,

Amsterdam GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang