hoofdstuk 47

108 19 28
                                    

09:35 di Indonesia

"Eh mang paul! Bakso 3 ya mang! Tiga tiganya jangan pake micin ya bang, udah goblok soalnya kita," ucap rangga teriak yang di acungin jempol sama mang paul, penjual bakso di kantin

Vero menyentil dahi rangga, membuat rangga meringis kesakitan, mengusap usap dahinya yang selebar lapangan GBK

"Ssh~ah paansi lo ver, kaga danta lo!" Ucap rangga kesal

"Yee lo yang nggak jelas, kenapa juga si ngumbar ngumbar kalo kita goblok? Banyak cewek nih di kantin, jangan bikin nama gue jadi tercemar karna ulah lo doang," vero duduk di depan rangga, sedangkan dave duduk di samping rangga

"Ya tapi kan lo nya jug-" sela dave

"Eh udeh, lo bedua apaansi, kek bocah! Udah diem! Brisik tau!" Ucap dave datar, sambil melihat sekeliling kantin, seperti sedang mencari seseorang

"Eh arka mana dah? Kok ngilang tuh anak?" Ucap dave heran

Mas mas penjual memberikan es teh manis, kepada mereka semua, dan vero langsung mengambil dan mengaduk, "Palingan juga sama eca, cerita cerita, dia kan sekarang lebih demen sendiri kan dari pada bareng kita kita," ucap vero malas

Tangan vero yang di letakkan di atas meja, di tabok oleh rangga,
"Nggak boleh begitu lo, gitu gitu dia tetep brother kita man, kalo lo ngerasa dia lebih sering sendiri ya harusnya kita dukung! Kita rangkul dia. kita buktiin sama dia, kalo kita ada buat dia, bukan malah nyinyir di belakang dia, gimana si lo," ucap rangga menasihati

Dave mengangguk setuju, "Nah bener tuh! Tumben lo bener?" Ucap  dave

Di sisi lain, cewek itu berlari sepanjang koridor, rambutnya yang legam menari ke kanan dan ke kiri, menuruti arah gerak badanya
Semua orang menatap aneh terhadap cewek itu

Sekujur badanya pun sudah basah dengan keringat yang sudah membanjiri, karna jujur saja, cewek itu lari dari lantai 3 ke arah kantin yang notabene nya lantai satu, ia pergi setelah mendapat telpon dari salah satu keluarganya.

Perempuan itu menuju ke arah kantin, orang yang menghalangi langkahnya akan ia terobos begitu saja, sambil merapalkan kata 'Maaf' dan 'Permisi'

Sesampainya di kantin, cewek itu mengedarkan matanya ke penjuru meja kantin, berharap orang yang ia ingin temui berada di sini, sampai fokus matanya mendapat orang yang ia cari, segera cewek itu berlari dan langsung Menggebrak meja tersebut

Brak!

"ALLAHUAKBAR MANDAAA! Uhuk-uhuk.." teriak rangga yang tesedak dengan bakso yang di dalam mulutnya, kini suasana kantin terfokus pada meja mereka.

"Hh-shh~ ca-ppe," napas manda, "bagi," izin manda sambil mengambil minuman yang ada di meja, membuat pemiliknya hanya bisa menatapnya,

"Pelan pelan nda," ucap dave hanya menatap milik minumanya yang telah kandas

"Tadi mah yang ini aja lo minumnya nda, ikhlas redo gue mah, apalagi kan di minumnya bekas lo," ucap vero sambil tekekeh

Manda bingung, dan menatap botol yang dia minum tadi,
"lah emang ini punya siapa?" Tanya manda

"Punya gue," ucap dave datar, membuat manda tersentak menyentuh bibirnya, sambil mengulum senyumnya, memang sudah sejak lama, tersebar rumor kalo manda mempunyai rasa terhadap dave, tapi dave nya saja yang selalu menganggap kalo itu hanya suka yang akan hilang dengan sendirinya, dan tidak mau di membawanya serius

Amsterdam GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang