hoofdstuk 20

131 43 13
                                    

Budidayakan vote sebelum baca
.
.
.
.
.
.
.
.

Author pov

Pagi ini cara terkesiap untuk bangun.memulai hari harinya seperti seminggu ini yang telah ia jalankan selama di indonesia.

Cara beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.hendak bersiap siap untuk pergi ke sekolah.

Setelah menghabiskan waktu lima menit,cara sudah siap dengan memakai seragam khas sekolahnya.di biarkan rambut yang sengaja terurai panjang.

Dengan balutan hoodie tentunya.setelah memastikan dirinya sekali lagi di cermin memastikan bahwa penampilannya sudah tepat.

Cara hendak turun ke bawah untuk breakfast bersama keluarga nya.setelah sesampainya di bawah

"Goedemorgen schat¹" ucap marisa
(selamat pagi sayang)¹

"Morgen ook ma²" balas cara dengan bahasa Dutch nya. (Pagi juga ma)²

"Hier schat"³ ucap dhani. Memanggil cara.

Cara yang tadi nya hendak ingin duduk di bangku sebelah eron jadi terbangun lagi, karna papahnya dhani memintanya untuk menghampirinya.

"Ya papah, waroom?"¹ (kenapa)¹ tanya cara kepada dhani.

"Karna ulang tahun kamu sedikit lagi akan tiba, kamu ingin apa dari papah?" Tanya dhani lembut.

Cara menggelengkan kepalanya
"Niet pah, how to not need anything. Cukup papah sama mamah selalu terus di samping cara itu udah cukup buat cara," ucap cara tersenyum.

Dhani merasa beruntung sekali memiliki anak seperti cara. Bagi dhani cara dan eron adalah suatu anugrah yang diberikan tuhan untuknya. Kebahagian apapun tidak sebahagia kalo bukan dari keluarga kita sendiri.

Dhani tersenyum tulus ke cara, sambil mengusap usap kepala nya.

"Tidak cara, tolong jangan menolak hadiah dari papah. Kalo kamu menolak, papah akan kecewa sama kamu," balas dhani dengan tersenyum.

"Udah sayang, kamu terima aja hadiah dari papah," ucap marisa yang sedari tadi masih sibuk dengan urusan dapur. Masih memasak nasi goreng seafood kesukaan cara.

"Tau lo ra, pura-pura nolak lagi. Pah! hadiahnya buat abang aja deh, cara nya juga nggak mau," cetus eron. Yang langsung mendapat plototan dari marisa dan dhani.

"Ehe iya ampun ampun," ucap eron sambil tersenyum lebar sehingga menampilkan deretan giginya yang putih. Membuat siapa saja kaum hawa menatap kagum ciptaan tuhan. Dengan posisi jari membentuk angka dua pis.

"Ya udah terserah papah aja, tapi dengan satu syarat," ucap cara sambil berpendapat.

"What is dat?" (Apa itu)²
tanya dhani dengan heran, kenapa untuk memberi sebuah hadiah untuk anaknya saja harus ada syarat? Memang nya dirinya akan memberinya bom? Pikir dhani.

"Nggak ada beli hadiah yang mahal-mahal, jafi nggak usah berlebihan lah," ujar cara. Cara memang tidak suka dengan hal yang berbau mewah.

Cara lebih suka dengan semua hal yang sederhana. Tapi apa daya, papahnya itu tidak akan menanggung nanggung untuk hal yang berkaitan dengan keluarga.

Bahkan waktu itu papahnya sempat membeli pulau hanya untuk liburan bersama keluarga nya selama 5 hari. Dan itu bagi cara sangat berlebihan.

Walau begitu cara tau jika papahnya tidak segan- segan mengeluarkan uang banyak untuk fasilitas, kenyamanan dan kebagian keluarga nya sendiri, tapi apakah itu tidak berlebihan? menurut nya itu sangat mubazir bagi cara.

Amsterdam GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang