Carapov
Setelah adegan lari larian gue sama arka layaknya seperti orang indiahe dan meninggalkan tugas yang belum sepenuhnya selesai.
Dari lantai empat itu, gue menuruni anak tangga sambil sedikit berlari, saat gue menuruni anak tangga di lantai dua.
Nggak tau kenapa, terjadi kesialan hari ini untuk gue. Terdapat bu Aini di depan sambil berkacak pinggang dan di tambah mata yang melotot tajam seakan akan, ingin menghunus gue pakai pisau belati.
Mungkin kalian bisa bayangin muka shoked gue saat itu dan parahnya lagi arka datang dengan berlari di belakang gue sambil teriak.
Bikin gue geram untuk membunuhnya saat itu juga.
"Caraaa kita belum nyelesain hukumannya ra, nanti kita kena omel mamih deadly sound, tau sendiri si Aini kalo udah ngomong, cerewetnya kumat! lo tau kan dia itu kalo ngomel kayak toa, gue curiga tuh guru jangan jangan keselek toa waktu masih kecil," ucap arka menghadap gue.
Tanpa menyadari bu Aini ada di hadapannya.
Aduu arkaa lo bego banget sih? Gumam gue dalam hati.
Gue melotot kearahnya, menyuruhnya diam dan memberi arahan bahwa ada bu aini di hadapan kita.
Gue menggerakkan arah mata gue ke kanan, memberi tanda atau semacam isyarat. Dia nggak mengerti dengan apa yang gue sampaikan.
"Ra lo kenapa sih, lo jangan melotot gitu dong, serem kayak bu Aini aja, lo nggak liat dia kalo melotot tuh mata udah kayak mau luber jatoh," ujar arka, yang belum menyadari kehadiaran bu aini.
Gue hanya mendengus kesal ke arahnya, ingin sekali gue mencabik cabik mukanya pakai kuku gue yang panjang dan tajam.
Gue hanya bisa menundukan kepala, gue membayangkan kalo wajah bu aini akan mirip seperti Hellboy.
Tapi versi cewek nya, hem jadi hellgirl? Wajah yang merah dan tumbuh tanduk di bagian kepalanya!
Menyeramkan!
"Ekheem, kalian lagi ngomongin siapa sih?" tanya bu aini berdeham.
"Si ain__ ehh ibu ya ampun bu, ibu sejak kapan di situ?" Ucap arka, wajahnya seperti biasa, dengan cengiran khas dan sumpipit nya tertampak jelas.
"Sejak kamu memberikan sebuah julukan untuk saya dengan nama mamih deadly sound? bagus sekali julukannya arka terimakasih loh," ucap bu aini dengan tersenyum semirik.
Memberikan kesan devil menurut gue, gue udah mulai ngerasa nggak enak nih. Pasti ada hujan lebat yang menerjang gue abis ini.
Dengan gaya nya yang santai arka menjawab
"Iya sama sama bu, santai aja," ucap arka sambil menepuk bahu bu aini. Membuat bu aini geram dan langsung teriak."ARKAAAAAAAA!! SEKARANG JUGA KAMU LARI DI LAPANGAN 15X NGGAK ADA PENOLAKAN!!!!" Teriak Bu Aini kencang, memekik indra pendengaran gue.
"Yah ibu, saya kan nggak bermaksud bu, lagian masa saya sendiri bu, ibu tega nanti kulit saya jadi hitam kayak areng?" Ucap arka lagi lagi dengan dramatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amsterdam Girl
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Gadis asal Amsterdam, Netherland Gadis puitis yang berkarya yang tidak berniat untuk merasakan hal hal yang berbau percintaan atau salah satu menjadi tokoh yang terikat di sebuah buku novel yang bergenre romance Dia hanya seorang penu...