Terakadang,Cantik sama baik aja bukan menjadi alasan untuk menyukai seseorang
-Arkadeovano-
* * ☕ * *
Carapov
Setelah perdebatan gue dan cowok tengil itu akhirnya gue mencoba untuk mengalah, cape juga gue kalau harus adu bacot sama dia.
Gue mempersilahkan sohib arka dan juga arka sendiri untuk gabung sama gue.
Ya walaupun kadang gue sama arka adu bacot lagi, sehingga sohibnya arka sulit untuk melerai gue dan arka.
Tapi itu adalah hal yang nggak bisa gue pungkiri,
"Ekhm ra, sorry nih kita ganggu kegiatan lo," ucap dave membuat arka mendumel,
"Ngg__" ucapan gue terhenti, karna arka udah menyela ucapan gue terlebih dahulu membuat gue mengantupkan kembali mulut gue.
"Nggak usah pake minta maaf kali, lo kira ini lagi lebaran," ucapan arka membuat rangga dan vero tertawa. Dan mendapatkan pelototan dari dave
"Ka mending lo tutup mulut lo," ucapan dave membuat arka diam mati kutu,
Emang ya, gue bisa liat dave bisa jadi pawang buat arka, takjub gue.
"Oh no problem kok gue sama sekali nggak kerasa ke ganggu sama kalian, kecuali sama temen lo yang satu itu," kata gue nggak peduli dan langsung menunjuk arka pake dagu gue.
"Dih nggak jelas lo, ngaca! Gue ganggu juga karna lo uda ngusik kehidupan gue!" Ucap sarkas arka.
"Ya lo ngapain caper duluan sama gue," ucap gue pede.
"Dih, siapa? Gue? Caper sama lo? Mimpi aja lo sana, oggah banget gue caper sama bocah kayak lo," ucap arka.
"Heh siapa yang lo sebut bocah?" Ucap gue
"Elo lah," ujar arka mengejek.
"Ngaca! Yang ada elo, childish banget," balas ejek gue,
"Eh kurang kurangin, bacot lo, gue muak sama omongan lo, lo cewek dan lo juga adek kelas gue, harusnya lo lebih hormat sama gue, dan jaga omongan lo," ucap arka
"Orang kayak lo nggak pantes di hormatin," ucap gue malas
Vero, dave, rangga hanya menyaksikan pertengkaran kami, gue melihat seperti sudah pusing berdiam diri di antara gue dan arka,
"Ee jaga omongan lo ya anj, orang barat emang beda perilaku, pulang aja lo sana," ujar arka kesal
"Ehh udah udah! Udah woi! Udah lo bedua pada childish, nggak cape apa? Dari tadi ngebacot terus, gue sama yang lain masi pengeng denger semua bacotan kalian!"
Gue pun memutuskan untuk pulang, males juga gue lama lama di sini bikin gue darah tinggi, gue membereskan laptop dan hp gue ke tas.
Dan cepat-cepat pamit ke temanya arka.
"Lo udah mau pulang aja, cepet banget," ucap vero.
"Gue anter ya," ucap dave.
Saat gue mau ngomong, omongan gue udah di sela dengan arka
"Dia pulang sama gue," titah arka
KAMU SEDANG MEMBACA
Amsterdam Girl
Teen Fiction[TAHAP REVISI] Gadis asal Amsterdam, Netherland Gadis puitis yang berkarya yang tidak berniat untuk merasakan hal hal yang berbau percintaan atau salah satu menjadi tokoh yang terikat di sebuah buku novel yang bergenre romance Dia hanya seorang penu...