42

43 4 0
                                    

"Rana"panggil Dinda pelan.

Rana diam tidak menjawab panggilan Dinda,dia sedang kesal kepada sahabatnya itu.

"Rana"panggil Dinda memutar bangku meja belajar yg berada di kamar Rana.

Rana masih tidak menjawab, membuat Dinda kesal. Rana sedari tadi mendiamkannya, Rana bahkan menolak permintaannya agar pulang sama. Dan skrng, Rana tidak menjawab panggilannya padahal Jarak mereka tidak terlalu jauh

"Maafin gue Rana"katanya lagi.

Rana diam,tidak menjawab Dinda. Hanya ini yg bisa dia lakukan, agar Dinda bisa belajar dari kesalahannya, jika Rana memaafkan Dinda begitu saja, maka Dinda akan selalu minta maaf dan mengulang kesalahan nya lagi.

Tak kunjung mendapat jawaban, Dinda berjalan dan membaringkan tubuhnya di kasur Rana, menatap wajah sahabatnya yg sedang serius membaca novel yg ia belikan kemarin.

"Rana"panggil lagi,mengguncang bahu Rana pelan.

Rana masih diam,merasa terganggu. Rana sedikit menjauh. Dinda berdecak kesal, mendekat lagi dan membaringkan tubuhnya menatap langit² kamar.

"Gue janji bakal sarapan terus" janjinya.

Rana diam,mencoba tetap memfokuskan diri membaca novel.

"Rana,jawab gue"panggil Dinda lagi.

"Rana"teriaknya membuatnya Rana berdecak kesal  dan meletakkan novel. Berbaring dengan posisi yg sama dengan Dinda.

"Apaan sih?"gerutu Rana

"Gue mau minta maaf,jangan cuekin gue terus"rengek Dinda seperti anak kecil

"Udah tau gimana rasanya dicuekin?"

Dinda menggangguk

"Gimana rasanya?"

"Gak enak"

"Gitu yg gue rasain, kalau lo nyuekin gue"

Dinda bungkam. Rana Mengganti posisinya menjadi duduk dan menghadap Dinda yg masih sibuk menatap lekat langit² kamarnya.

"Gue gak mau lo ngerasain gimana sakitnya waktu sakit maag lo kambuh. Gue emang gak tau gimana sakitnya, tapi gue bisa ngerasain sakit yg lo rasain"lirih Rana menatap lekat Dinda.

Dinda semakin merasa bersalah, merubah posisinya seperti Rana dan membalas tatapan Rana.

"Gue minta maaf"sesal nya menundukkan kepalanya dalam

"Jangan ulangi lagi"Rana mengangkat dagu Dinda supaya melihatnya dan tersenyum tulus

Dinda ikut tersenyum dan mengangguk pasti, dia akan berusaha menyukai dan sarapan setiap pagi. Dia tidak akan membuat Rana kecewa lagi. Lagipula Rana hanya menyuruhnya makan setiap pagi, dan itu hanyalah hal yg mudah.

"Ayo kita jalan²"ajak Dinda semangat. Kini dia lebih semangat menjalani hidupnya. Dengan adanya Rana yg selalu mendukungnya.

Rana mengangguk semangat. Ini yg dia tunggu²,dia sudah lama tidak pergi jalan² dengan Dinda,dan dia merindukan itu.

"Ganti baju lo,pake celana aja"perintah Dinda keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni tangga.

15 menit menunggu membuatnya bosan,Rana tak kunjung Muncul. Membuat rasa malas muncul dalam dirinya. Dinda menutup matanya sejenak, mencoba untuk menghilangkan rasa bosan dan malas yg tiba² muncul.

"Dinda,ayo"ajak Rana yg sudah siap dengan pakaian santai nya.

Dinda mengangguk dan beranjak dari duduk nya,merangkul Rana yg memiliki tinggi yg lebih pendek darinya.

Friend? Don't Leave Me(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang