Dinda memasukkan semua peralatan sekolahnya ke dalam tas. Tidak banyak,hanya satu buah buku tulis dan pulpen yg berhasil dia rebut dari salah satu teman nya.
Ponselnya bergetar membuatnya sedikit terkejut,tapi sesaat kemudian dia merogoh kantong celananya
"Ada apa?"tanya to the point
"Maaf Din,gue kehilangan jejak Rana" jawab seseorang yg Dinda suruh untuk mengikuti Rana
"Bodoh"Dinda langsung memutuskan sambungan teleponnya. Kemudian menyambar tasnya dan berlari menuju parkiran. Dia akan mencari Rana. Sejak kejadian tadi pagi dan berakhir Rana bolos sekolah sampai sekarang Rana belum juga kembali barang hanya sekedar mengambil tasnya.
Dinda manstater motornya dan langsung menancapkan gas nya membelah jalan dengan kecepatan yg bisa dikatakan sedang bagi Dinda tapu tidak untuk orang lain.
Dinda akan memulai mencari Rana di taman kota atau lebih tepatnya di rumah pohon. Biasanya Rana selalu pergi ke rumah pohon saat dirinya Dan Rana sedang ada masalah ataupun tidak ada yg mau mengalah karna masalah yg sepele tapi Dinda akhirnya mengalah dan menuruti keinginan Rana.
Dinda memarkirkan motornya di depan sebuah kedai yg agak jauh dari taman kota. Tujuan agar Rana tidak tau bahwa dia sedang ada Disini.
Dinda menyusuri setiap taman kota, mencoba mencari Rana dengan hati² agar Rana tidak melihatnya.
Dinda berhenti tepat di belakang dua sejoli yg sedang duduk di bangku taman. Dinda mundur dan bersembunyi di balik sebuah pohon besar.
"Lo boleh cerita ke gue"kata seorang lelaki yg berada di samping seorang perempuan yg sedang menangis dan menyandarkan kepalanya di bahu lelaki tadi.
Dinda mendengarnya begitu jelas.Dan sekarang,Dinda sedang menahan rasa sakit yg tiba² menyerang dadanya
Sesaat terdiam perempuan itu mulai bicara
"Kenapa lo peduli?"Tanya perempuan itu
"Karna gue sayang sama lo"
"Lo sayang sama gue?"tanya perempuan itu "Kalau lo sayang sama gue,lo gak mungkin nyakitin gue" lanjutnya
"Karna gue punya alasan lakuin itu"
"Alasan? Lo gak tahan sama sikap manja--"
"Karna gue gak tau gimana caranya gue harus bersikap sama lo"potong lelaki itu dengan cepat.
"Maksud lo?"
"Gue gak tau apa alasan gue masuk akal sama lo atau Enggak. Lo selalu sama Dinda atau lebih tepatnya, Dinda yg selalu ada dekat lo. Gue gak tau gimana caranya harus merlakuin lo didepan Dinda. Disisi lain gue sayang sama lo, tapi disisi lain gue harus jaga perasaan Dinda. Gue lakuin ini semua karna gue gak mau ada yg terluka di antara kita. Lo,gue, Dinda. Perempuan yg lo lihat di taman itu anaknya tante gue. Gue juga gak tau gue punya sepupu gue baru tau kemarin waktu dia dtng ke rumah gue"
Dinda mendengarnya dengan seksama. Laki² itu menggenggam tangan sang perempuan
"Gue Minta maaf,mungkin cara gue salah Ran,tapi jujur aja gue bingung harus gimana lagi"katanya sembari mengusap tangan kecil Rana dengan ibu jarinya
"Gue mau kita kayak dulu lagi" lanjutnya.
"Gue butuh waktu Van"
"Gue ngerti"Revan mengusap tangan kecil Rana lagi. "Lo pulang sekarang?"
Rana mengangguk
"Ayo gue antar".
Mereka berdiri secara bersama². Membuat Dinda harus bergeser sedikit agar tidak ketahuan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Friend? Don't Leave Me(Completed)
RandomKisah Persahabatan Rana Dan Dinda, Yang Penuh Tantangan. Kisah Dinda dengan cinta pertamanya dan juga sahabat yg menjadi prioritas di atas segalanya bahkan di atas orang tuanya. Kisah Rana yg selalu membuat Dinda Terluka Orangtua Dinda yg berpisah...