A/n : Haiii^^ Komentar dan Vote kalian sangat berharga bagiku{}
Yoklah komen sebanyak-banyaknya siapa tau diundi jadi pemenang:v^^
Pertemuan adalah awal dari rasa penasaran
👓
"Eh, nama lo siapa?" Laser menanyai cewek yang duduk di sampingnya sambil mengarahkan pandangannya terus ke arah Natusa yang duduk membelakanginya.
Cewek itu menatap Laser tidak percaya sebelum menunjuk dirinya sendiri sambil bertanya, "Gue?" Dari sekian banyak meja kantin yang masih belum dihuni, mengapa Laser, kapten tim futsal yang digandrungi banyak cewek itu duduk di sampingnya dan menanyai siapa namanya? Cewek itu senyam-senyum sendiri. Rejeki nomplok, rejeki nomplok!
"Nama gue Aliyah." Laser mengangguk paham. "Kalo nama dia siapa?" Laser menunjuk Natusa yang bahunya semakin lama semakin merosot.
Aliyah menatap Laser datar. Ternyata tujuan awal Laser tanya namanya adalah Natusa. Nggak pa-pa, deh. Itung-itung ngobrol sama cogan. "Oh, dia. Masa lo nggak kenal? Namanya Natusa. Anak kelas XI IPA 5." Aliyah menjawab dengan heran.
Natusa, ya? Penasaran banget gue sama Natusa. Atas dasar apa dia ngatain gue kutukan? Dikira gue Malin Kundang apa! Seenak udel ngatain gue yang ganteng gini. Apa jangan-jangan wajah gue emang mirip sama kutukan, ya?
Laser bergidik sendiri. Masa wajahnya mirip sama kutukan? Emang wajah-wajah kutukan itu kayak gimana? Semacam bakteri? Atau jangan-jangan .... semacam wajahnya?
"Eh, lo punya kaca nggak?" Laser bertanya lagi pada Aliyah yang masih setia senyum-senyum menatap Laser. "Ada. Bentar," Aliyah mengambilkan kaca dari saku rok, kemudian memberikannya pada Laser.
Laser melihat pantulan dirinya. Orang ganteng gini. Nggak ada tampang kutukan sama sekali. Laser bertanya lagi pada Aliyah, "gue ganteng, ya?"
Aliyah mengangguk cepat membuat Laser lega. Berarti yang bermasalah bukan wajah gue, tapi ucapan Natusa!
"Emang Natusa terkenal banget di sini?" Laser bertanya sambil menatap Natusa menerawang. Kalo Natusa terkenal, kenapa dia nggak kenal sama sekali? Bahkan adegan pohon beringin itu baru awal pertemuannya.
"Masa sih lo nggak kenal? Dia itu cewek yang dicap galak kedua setelah Bu Martil, guru bahasa Inggris kita."
"Gue saranin, lo jangan suka sama dia. Percuma. Bakalan ditolak. Dia kan sukanya sama Arjun." Aliyah mengatakannya sambil menatap Laser cemburu. Tidak rela jika Laser menyukai Natusa.
I see. Pantesan waktu itu dia sebut nama Jun-Jun. Okelah, Laser akui. Waktu itu dia lagi gabut, bosen mau ngapa-ngapain. Jadi ya ketika melihat Natusa yang kocak, rasa jailnya tumbuh sampai tidak bisa dia tahan lagi. Sebenarnya dia tahu surat cinta itu bukan buat dia.
Seperti saat ini, ide untuk membalas dendam karena telah dikatai kutukan, tiba-tiba muncul di kepala Laser. Ia tersenyum miring sambil menjawab ucapan Aliyah, "Gue? Suka sama Natusa?" Laser bersandar pada kursi sebelum mengatakan, "Kebalik kali. Dia yang nembak gue kemaren."
Hening sejenak sebelum Aliyah memekik kaget. "HAH? SERIUS LO?"
Pekikan Aliyah membuat seisi kantin terdiam. Seluruh pasang mata menatapnya, termasuk Natusa dan Lusi.
Aliyah berdiri sambil menunjuk Natusa, "GUYS. NATUSA ABIS NEMBAK LASER! LASER BILANG SENDIRI KE GUE!"
JEDYARRRRR!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Find A Way to My Heart (SUDAH TERBIT)
Ficção AdolescenteMimpi adalah bunga tidur. Namun bagaimana jika mimpi menghantuimu, mengekangmu pada setiap sudut kesunyian, menjebakmu tanpa tahu jalan keluar? Mimpi rasa nyata. Masihkah kamu berani tidur? *** Laser kena getahnya juga! Salah sendiri jadi cowok usi...