Dalam kesunyian, aku mengintai semua yang terjadi.
^^^
Laser berjalan di koridor dalam diam. Rambutnya acak-acakan seperti rambut kingkong gondrong yang tidak pernah disisir. Tatapan tajamnya terarah lurus, seperti hendak menghancurkan segala hal yang ada di muka bumi ini. Siapapun yang melihat, pasti akan merasa terkorosi. Jika tatapan beracun, pasti semua sudah jatuh pingsan dengan mulut berbusa.
Ketika Laser menoleh ke belakang, langkahnya langsung terhenti. Tatapannya berubah tak terbaca ketika memerhatikan Natusa yang berjalan dengan kepala tertunduk. Dilihatnya tangan Natusa yang bergerak resah dengan langkah kaki terlampau lambat. Hendak menyapa, Natusa sudah mendongakkan kepala menatap tepat manik mata Laser. Langkahnya juga berhenti.
Diam. Kaku. Hawa sekitar mendadak terasa sengit karena tatapan kebencian sekaligus kecewa Natusa yang terpancar jelas, ditujukan pada Laser. Bingung sejenak, Laser segera tahu jika Natusa marah karena dia mereject telfonnya semalam.
Ketika dia ingin menghampiri Natusa untuk menjelaskan dan menceritakan segala kegalauannya sekarang, Natusa sudah putar balik, berjalan cepat menghindarinya.
"NAT!"
Laser berlari mengejar, Natusa berlari menjauh. Natusa menampakkan wajah geram, wajah Laser tak kalah rumit. Tidak sampai sana, adegan kucing-kucingan terus berlanjut. Natusa memutar balik arah, melewati koridor kecil, memasuki ruang kelas sepuluh, membiarkan Laser berlari melewati kelas tempatnya bersembunyi.
Ketika ia keluar dan berlari hendak menaiki tangga, Laser memergokinya. Natusa langsung mengurungkan niatnya untuk menaiki tangga dan berlari menyeberang lapangan upacara, mengabaikan Laser yang terus-menerus meneriakkan namanya.
Laser berhenti lagi ketika kehilangan jejak Natusa. Mengedarkan pandangan ke seluruh tempat dalam jangkauan, Laser menghembuskan nafas keras sambil menarik rambutnya kasar.
Masalah apa lagi ini? Natusa marah karena dia mereject panggilannya, lalu Natusa tidak mau mendengarkan penjelasannya? Natusa tidak tahu apa yang menimpanya tadi malam! Ia juga ingin Natusa membantunya keluar dari masalah rumit yang sudah lama tidak terpecahkan ini! Masalahnya dan Sergio, kelewat mustahil jika Laser harus memecahkannya sendirian. Natusa tidak tahu dia punya masalah yang lebih penting daripada mengangkat telfon Natusa!
Laser melihat kelas X IPS 2 yang ada di belakangnya. Apa Natusa sembunyi di dalam? Ia berjalan menuju pintu kelas, berniat mengobrak-abrik kelas dan tidak akan berhenti sampai Natusa ketemu. Jangan tanya mengapa dia seperti kesetanan sekarang. Tenang. Dia tidak kesurupan. Hanya saja ada setan yang hobinya marah, menempel tepat di punggungnya. Dia tidak suka dengan keadaan yang memunculkan bertubi-tubi masalah ini. Laser hanya ingin menyelesaikannya dalam sekejap, tanpa menimbulkan kesalahpahaman lagi.
"Kak Laser!"
Laser menoleh, menatap Nindy yang berdiri dengan senyum manis terpampang di bibir tebalnya. Kuncir kuda yang begitu tinggi sedikit membuat Laser salah fokus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find A Way to My Heart (SUDAH TERBIT)
Ficção AdolescenteMimpi adalah bunga tidur. Namun bagaimana jika mimpi menghantuimu, mengekangmu pada setiap sudut kesunyian, menjebakmu tanpa tahu jalan keluar? Mimpi rasa nyata. Masihkah kamu berani tidur? *** Laser kena getahnya juga! Salah sendiri jadi cowok usi...