Ekspresi Bonong pas denger Laser mau peluk Natusa.
Ada yang mau hujat??
^^^
Natusa mendudukkan diri di sofa ruang tamu dengan tatapan kosong terarah lurus ke depan. Ia mengusap wajah kasar ketika mengingat Laser tadi.
"Gue mau ngelepas lo. Tapi untuk yang terakhir kalinya, boleh gue peluk lo?"
Mas cincau, Arjun, Anas, Bonong, dan Lusi seketika ikut berdiri mendengarnya. Bahkan wajah Bonong terlihat nggak banget.
Mana yang lebih sakit antara perpisahan tanpa salam atau berpisah setelah saling mengucapkan selamat tinggal?
Jika disuruh memilih, Natusa pasti memilih opsi pertama. Karena tadi ketika Laser mengucapkan kalimat itu, hatinya seperti tersengat listrik. Sakit, tetapi Natusa bisa menahan.
Berkali-kali Natusa mengucapkan terima kasih pada Lusi yang segera menariknya menjauh setelah Laser ingin saling berucap perpisahan. Laser tidak mengejar dan hanya membiarkan Natusa ditarik Lusi menjauh.
Natusa menggeleng kepala pelan, berusaha melupakan semua masalah yang kini sudah selesai.
Usai sudah kisah dimana cinta dipertemukan oleh sebuah konflik lucu.
Sebuah rasa yang mulai muncul, kini dipaksa berhenti sebelum memulai.
Menuju ke dapur tanpa mengganti seragam, Natusa dibuat bingung sekaligus takut ketika melihat wajan yang sudah ada di atas kompor.
Merasakan perut yang meronta-ronta minta diberi makanan, Natusa sebenarnya ingin mengabaikan. Tapi jika dia sakit, siapa yang akan mengurusnya? Ia tidak mau sakit disaat-saat hubungannya dengan Laser usai.
Sekarang Natusa membuka kulkas dan mengambil satu telur. Lalu apa? Natusa mengalihkan pandangan ke kiri dan ke kanan mencari mangkok. Tak kunjung menemukan, ia akhirnya memecah telur itu langsung dalam wajan dengan kompor yang masih mati.
Dinyalakan wajan, dan ia membiarkan telur itu tetap dalam keadaan semula tanpa berusaha membaliknya.
Natusa tersenyum tipis ketika berhasil melakukan semua dengan lancar. Ketika telur mulai terlihat berwarna kecoklatan, Natusa panik. Ia mencari spatula di lemari, rak, meja, tetapi tidak ketemu. Terlalu fokus mencari spatula, Natusa melupakan telurnya yang sudah menghitam sepenuhnya.
Natusa berjingkat kaget dan mematikan kompor ketika mencium aroma gosong. Ditatapnya telur abu di wajan dengan kecewa.
Coba aja Natusa tahu letak spatula dimana. Telur yang digorengnya tidak akan bernasib seperti ini.
Natusa memegang perutnya yang keroncongan. Ia baru teringat jika tidak punya nasi. Beras saja Natusa tidak tahu dimana tempatnya, apalagi mau menanaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find A Way to My Heart (SUDAH TERBIT)
Novela JuvenilMimpi adalah bunga tidur. Namun bagaimana jika mimpi menghantuimu, mengekangmu pada setiap sudut kesunyian, menjebakmu tanpa tahu jalan keluar? Mimpi rasa nyata. Masihkah kamu berani tidur? *** Laser kena getahnya juga! Salah sendiri jadi cowok usi...