⭐ PAST IMAGINED ⭐

479 47 2
                                    

HARI kedua di Casablanca, sebelum menuju Chefchaouen, Bintang memutuskan untuk pergi ke salah satu restoran yang sudah direservasi. Tentu saja dia mereservasi restoran itu untuknya dan Romi. Sejujurnya Bintang enggan pergi ke sana, dia tidak ingin mengingat apapun yang berhubungan dengan Romi. Hanya saja dia tidak ingin semua itu menjadi mubadzir. Setelah berada di dalam taksi, gadis itu hanya diam sambil mengamati keindahan kota Casablanca yang dipenuhi dengan bangunan bergaya Mediterania, membuat sapa saja yang melihatnya akan merasa berada di masa lampau.

"Maaf. Anda belum menyebutkan tujuan anda, Madamoiselle," kata sopir taksi mengingatkan.

"Oh, benarkah? Maaf. Kalau begitu aku ingin ke Rick's Cafe."

"Baiklah," jawab sopir taksi itu sambil tersenyum mengintip Bintang dari kaca spion di atasnya.

Kepergian Bintang ke negeri Magribi ini untuk menghapus apapun tentang Romi, tapi nyatanya lelaki itu telah mengakar di hati dan pikirannya. Tiap kali dia mengingat lelaki itu, air matanya selalu saja jatuh tanpa aba-aba. Siapa yang tidak? Lelaki yang dicintainya setengah mati telah berkhianat tepat di hari pernikahan. Namun Bintang meyakinkan dirinya mati-matian, ini hanya masalah waktu. Bintang akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin, dia akan menetap di Maroko untuk beberapa waktu.

Lalu bagaimana dengan Belle Robe? Ternyata gadis itu tak benar-benar merahasiakan kepergiannya. Sebelum pergi ke bandara, gadis itu mendatangi rumah Rosa dan meminta gadis itu mengurus Belle Robe selama dia pergi. Bintang percaya Rosa mampu bekerja dan menjaga rahasiannya dengan baik. Rosa adalah asisten terbaiknya.

"Apa Mbak Bintang yakin?" tolak Rosa secara halus saat itu, Rosa bukannya tak ingin membantu bosnya, hanya saja dia merasa tidak mampu. Mengurus Belle Robe tanpa Bintang adalah sesuatu yang tidak mudah. Apalagi deadline sedang padat. Pagelarab juga tinggal sebentar lagi.

"Ros, tolonglah. Saya hanya percaya sama kamu," Bintang tetap membujuk.

"Tapi apa yang akan saya bilang ke yang lain nanti? Apalagi kalau orangtua Mbak Bintang nanya ke saya?" wajah gadis itu mendadak pucat membayangkan segala risiko yang mungkin terjadi.

"Oke, begini," kata Bintang lalu menatap Rosa penuh permohonan. "Kalau ada yang nanya, termasuk orangtua saya, Mbak bilang aja kalau saya hanya menitipkan Belle Robe pada kamu dan nggak tau kemana saya pergi." Memang Bintang tidak memberi tahu pada Rosa bahwa dia akan ke Maroko.

Rosa menghela nafas gusar kala itu, tapi Bintang tetap memohon hingga Rosa tak tega melihat wajah melas bosnya. Oke. Beberapa waktu lalu Bintang memang menitipkan Belle Robe padanya karena dia berencana bulan madu bersama Romi setelah menikah. Tapi sekarang situasinya berbeda, Rosa tahu bosnya sedang dalam keadaan kacau usai pernikahannya batal.

"Baiklah, saya akan bantu Mbak Bintang." Tidak ada yang membuat Bintang lebih lega dibanding jawaban persetujuan dari Rosa. Walau dia akan pergi, mungkin untuk beberapa waktu yang cukup lama, dia tetap tidak ingin Belle Robe ikut berantakan, dia juga tidak ingin nasib karyawannya terbengkalai. Jadi, Bintang mempercayakan Belle Robe pada Rosa.

***

"Kita sudah sampai, Madamoiselle."

"Oh, ya? Oke, maaf." Setelah memberikan uang pada supir taksi itu, Bintang segera memasuki restoran itu.

Restoran bergaya rumah tua itu sudah menarik minat Bintang sejak pertama kali melihatnya di situs travelling di internet. Rick's Cafe memiliki dua lantai. Arsitektur serta dekorasinya membuat Bintang merasa seperti berada di istana kerajaan. Suasananya terasa begitu romantis dengan pencahnyaan yang remang-remang dan hanya terdapat tumbuhan-tumbuhan palem dan lampion-lampion yang memantulkan cahanya berwarna kuning pada tembok putih. Bintang sengaja memilih restoran itu karena ia akan pergi bersama Romi dan ia ingin suasana yang romantis.

FALLING STAR (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang