"NGAPAIN senyum-senyum gitu? Habis ketemu siapa?" tanya Galaksi sedikit sinis ketika lelaki itu menyetir mobil dan kekasihnya tak berhenti tersenyum sejak dia menjemputnya di depan restoran Fara tadi.Bintang menoleh, masih dengan senyuman merekah di bibir mungilnya. "Ih, jutek banget deh. Kamu ingat Romi nggak sih?" tanya.
Seketika membuat darah Galaksi naik hingga ubun-ubun. Wajahnya memerah akibat amarah. Tentu saja dia mengingat nama itu. Nama seorang lelaki berengsek yang telah meyakiti hati kekasihnya di masalalu. Dan apa ini? Kekasihnya tak berhenti tersenyum karena lelaki itu.
"Oh, jadi tadi lo ketemu dia? Terus CLBK gitu? Lo masih suka sama dia? Lo mash... mmmmhhhp...."
Galaksi hanya bergumam tidak jelas karena Bintang menyumpal mulut lelaki itu dengan tangannya. Lelaki itu meronta dan menggelengkan kepalanya, dia harus konsen menyetir dan menghentikan aksi Bintang. Dua hal yang sulit dilakukan bersamaan.
"Aku lepasin tapi kamu diam dulu!" Galaksi mengangguk pasrah.
"Lo mau buat kita berdua mati, hah? Gue masih mau kawin sama lo, Gila!" oceh Galaksi sambil melap bibirnya. Padahal bibir itu tidak kenapa-kenapa dan air liurnya tidak kemana-mana. Hanya reflek saja dia melakukan itu.
"Galak amat sih," Bintang mencebikkan bibirnya kesal.
"Ya habisnya, lo ketemu so Romi di belakang gue." Lelaki itu tetap tidak mau kalah.
Mendengar ucapan Galaksi, sukses membuat Bintang terpingkal-pingkal hingga matanya berair dan perutnya terasa kebas. Sedangkan Galaksi, lelaki itu semakin kesal. Dia menambah laju mobil hingga membuat Bintang yang lupa memakai sabuk pengaman terpelanting ke kanan.
"Kamu mau buat kita berdua mati, ya? Aku masih pengin nikah sama kamu, tau nggak?" teriak Bintang spontan.
"Itu kata-kata gue tadi," sinis Galaksi.
Tidak ingin berdebat lagi, Galaksi memutar musik dengan keras. Lagu rock kesukaannya. Bintang yang juga tidak ingin membantah sikap kekanakan Galaksi, sungguh, Bintang tidak menyukai musik rock, gadis itu memilih pura-pura tidur.
***
Malamnya, Bintang menyambangi apartemen Galaksi. Mereka kembali berbaikan setelah Bintang menjelaskan tentang Romi yang akhirnya menemukan pujaan hati dan tidak akan mengganggunya lagi. Galaksi lega bukan main.
Di apartemen itu, mereka menghabiskan waktu untuk memasak berbanyak makanan dan camilan, menonton film romantis, bermain playstation dan terakhir, Galaksi melukis Bintang yang mengenakan gaun berwarna putih dan duduk di dekat jendela sambil memegang setangkai mawar merah, berlatar belakang pemandangan malam ibukota.
"Finish," desah Galaksi ketika dia berhasil menyelesaikan lukisan itu. Tiba-tiba wajah lelaki itu berunah muram.
Apa hasilnya jelek?
Pertanyaan itu yang terlinatas di benak Bintang. Buru-buru gadis itu menghampiri kekasihnya. Segera dia melongok melihat hasil lukisan kekasihnya. Wow amazing and flawless! Galaksi memang selalu menghasilkan lukisan yang menakjubkan. Tapi kenapa sekarang juatru lelaki itu muram?
"Nggak bagus ya, objeknya?" tanya Bintang dengan suara lembutnya. Galaksi mengangkat wajah, menadapati sang kekasih sedang menatapnya.
"Nope! Justru lo itu objek terfavorit gue."
"Terus kenapa loyo gitu?"
"Papa, Bin."
"Papa kenapa? Sakit lagi?" gadis itu panik.
"Lo tahu besok itu pameran gue, dan, papa masih nggak mau datang. Gue kira, setelah kejadian itu papa udah luluh dan ngedukung pilihan gue, tapi ternyata gue salah."
![](https://img.wattpad.com/cover/176766945-288-k286643.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING STAR (Completed)
Romantik📌 Cover made with Canva [Completed] Bintang Tavisha sejak dulu tidak pernah membiarkan hatinya jatuh pada lelaki lain. Baginya, Romi adalah lelaki yang pantas ia cintai. Meski perangai lelaki itu tak cukup baik di mata publik. Semua menjadi nyata k...