"KAK Mario bilang bakal lamaan dikit di sini? Kenapa tiba-tiba mau pergi sih?" Bintang menggerutu ketika Mario sedang mengepak barang-barangnya."Kakak harus pergi, Bin. Ada pekerjaan mendadak yang nggak mungkin ditinggalin," jawab Mario. Lelaki itu memasukkan baju terakhirnya ke dalam koper.
Dua jam yang lalu Mario mendapat telepun dari seseorang, terlihat sangat serius dari raut wajah dan nada suara Mario. Tapi Bintang tidak tahu apa lebih tepatnya, karena Mario berbicara dalam bahasa Perancis. Beberapa menit setelah mengakhiri sambungan telepun, Mario mengatakan bahwa dia harus segera pergi untuk masalah pekerjaan.
"Tapi aku sendirian di sini, Kak. Kak Mario tega?" gadis berambut sebahu itu mencebikkan bibirnya. Tidak bisa membayangkan betapa sepinya tanpa Mario untuk tinggal di negeri asing ini.
Mario malah terkekeh, lelaki itu melipat kedua tangan di depan dada. Lalu menatap adik sepupunya.
"Kan kamu nggak sendiri. Ada Galaksi dan Omar. Kalau ada apa-apa minta tolong sama mereka."
Bintang terdiam mendengar nama Galaksi disebut. Nama itu memberi efek luar biasa bagi jantungnya. Sejak pengakuan suka lelaki itu dua hari yang lalu, Bintang tidak pernah melihatnya lagi. Menghubungi Bintang saja tidak. Apa Galaksi benar-benar menyukai Bintang? Apa lelaki itu hanya mempermainkan Bintang saja?
"Bin..." setak Mario karena adik sepupunya melamun dan tak mendengar ucapannya.
"Ya, Kak?"
"Kakak berangkat sekarang. Jaga diri baik-baik, ya. Kalau ada apa-apa kabarin kakak, oke!" Mario memeluk Bintang dan mengecup kepala gadis itu singkat. Mario memang sangat menyayangi Bintang layaknya saudara kandung. Bintang hanya mengangguk lemah. Gadis itu akan sangat kesepian dan kehilangan.
Dua jam setelah Mario pergi, Bintang merasa bosan. Gadis itu merasa bosan dan lapar, waktu memang sudah menunjukkan pukul tujuh malam, saatnya makan malam. Bintang pun memutuskan untuk membeli makan di restoran Perancis di seberang gedung apartemen.
"Hi, Bintang. Boleh aku duduk di sini?"
Bintang mendongak, di depannya sudah berdiri Omar yang membawa nampan makanannya.
"Oh, ya. Silakan, Omar!" Bintang tersenyum seramah mungkin, meski dia agak canggung karena tidak terlalu dekat dengan lelaki itu.
"Um... Omar, kau... Kau hanya sendiri?"
"Maksudmu aku tidak bersama Galaksi?" jawab Omar terlalu blak-blakan, membuat Bintang membulatkan matanya, terkejut.
Susah payah Bintang menelan makanannya, nama Galaksi yang disebut oleh Omar membawa efek luar biasa pada gadis itu. Degup jantungnya saja berpacu lebih cepat dibanding biasanya.
"Galaksi pulang ke Indonesia dua hari yang lalu. Setelah membaca email dari... entahlah aku juga tak tahu. Yang jelas ada hal penting yang harus diurusnya." Tanpa diminta, Omar menjelaskan keabsenan Galaksi dua hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING STAR (Completed)
Romance📌 Cover made with Canva [Completed] Bintang Tavisha sejak dulu tidak pernah membiarkan hatinya jatuh pada lelaki lain. Baginya, Romi adalah lelaki yang pantas ia cintai. Meski perangai lelaki itu tak cukup baik di mata publik. Semua menjadi nyata k...