Tolong bacanya jangan pas puasa. Kalau Ramadan usahain jangan banyakin baca mature content pas siang hari yes! Happy fasting for you guys!
PACAR? Astaga! Apa Galaksi baru saja menembaknya? Bintang kesulitan mengendalikan degup jantungnya. Gadis itu menatap suapan terakhir makanannya. Sayang jika tidak di makan, tapi dia sudah kehilangan selera setelah mendengar ucapan Galaksi.
Apa yang harus dijawab?
"Gue bersedia nyembuhin luka hati lo, Bin," celetuk Galaksi ketika Bintang tak kunjung meresponnya setelah beberapa menit berlalu.
Nyembuhin luka? Bintang membeo dalam hatinya. Apa maksud lelaki itu?
"Well, Mario told me all about you." Ucapan Galaksi sukses membuat Bintang membelalakkan matanya. Mario cerita semuanya?
Gadis itu mengerutkan keningnya, mencoba menghubung-hubungkan ucapan Galaksi tadi. Menyembuhkan luka dengan Mario bercerita semua tentang gadis itu. Itu artinya Mario bercerita bagian dia gagal menikah dengan Romi. Bintang meremas jemarinya, dia ingin memukul Mario saat ini juga.
"You deserve better man, Bin. Ya walaupun gue bukan orang baik, gue bakal berusaha jadi yang terbaik buat lo."
Bintang masih tidak merespon, gadis itu kehilangan kata-kata. Galaksi adalah orang baru baginya, ucapan lelaki itu jelas tidak bisa dipercaya begitu saja. Bintang khawatir akan nemcecap kekecewaan lagi. Dia belum siap terluka lagi.
"Gue sayang sama lo, Bin. Believe or not, gue nggak pernah bilang gini ke cewek. Gue nggak pernah jatuh cinta, Bin. Tapi sama lo, gue nggak tau perasaan apa ini. Tapi gue pengen selalu bareng lo." Galaksi tak bisa menahan lagi untuk tidak berkata jujur pada gadis itu.
Kemarin malam, Galaksi tak sengaja bertemu Mario di restoran apartemen. Mereka mengobrol lumayan lama. Mario tidak sungkan menceritakan kisah percintaan Bintang yang miris dan penyebab gadis itu gagal menikah. Mario merasa Galaksi adalah lelaki baik dan mampu membuat Bintang kembali berpijar.
"Gue tau ini terlalu cepat, Bin. Tapi gue..."
"Kamu nggak disuruh Kak Mario, kan?" sergah Bintang. Gadis itu menatap tajam Galaksi.
Mario. Bintang yakin kakak sepupunya itu adalah dalang di balik semua ini. Meminta Galaksi mendekatinya. Demi Tuhan! Jika benar Bintang akan membuat perhitungan dengan Mario. Bintang tak suka jika ada seseorang yang ikut campur dengan kisah percintaannya. Itu terlalu personal.
Beberapa menit kemudian Galaksi masih bungkam. Lelaki itu membalas tatapan Bintang. Membuat gadis itu lama-kelamaan ingin mengalah. Dia tidak sanggup menatap mata biru itu terlalu lama. Rasanya ingin tenggelam di dalamnya. Gadis itu menunduk dengan wajah memerah, malu.
"Ciuman gue malam itu masih nggak bisa ngeyakikin lo, ya?" tanya Galaksi sambil mengangkat dagu Bintang dengan telunjuknya, memaksa gadis itu menatapnya.
Dengan gerakan cepat Bintang menangkis telunjuk Galaksi dari dagunya. Gadis itu memalingkan wajah, menghindari kontak mata dengan Galaksi. Ya Tuhan! Lelaki itu sukses membuat Bintang mati kutu. Mengingat ciuman mereka malam itu membuat otak gadis itu kembali tidak waras. Bibir lembut nan hangat itu. Astaga! Bintang tidak bisa melupakan rasanya.
"Gue bakalan jujur sama lo..." lelaki itu menjeda ucapannya. Menunggu respon Bintang, tapi gadis itu tetap bergeming.
"Gue... Emang... Bukan laki-laki baik, gue brengsek, doyan mabuk dan gue nidurin banyak perempuan. Tapi gue nggak pernah jatuh cinta. Hubungan gue sama para perempuan itu hanya sebatas saling memuaskan. Yah... Bisa dibilang gue sama mantan calon suami lo itu setipe."
Kali ini Bintang merespon, gadis itu mendongak, menatap Galaksi tidak percaya. Apa lelaki itu baru saja mengatakan kebusukan dirinya sendiri? Tapi untuk apa? Bukankah itu hanya membuat Bintang tidak simpati padanya jika benar lelaki itu berniat mendekatinya.
"Kenapa gue bilang begini? Itu kan pertanyaan lo?" suara berat Galaksi menyadarkan Bintang, membuat gadis itu mengerjap pelan.
Tak diduga, Galaksi mengangkat kedua tangannya, menangkup wajah Bintang. Galaksi tersenyum ketika merasakan telapak tangannya menyentuh kulit wajah Bintang yang lembut dan hangat. Sedangkan Bintang, gadis itu membatu di tempatnya. Dia tidak bisa bergerak sedikitpun. Bernafas saja dia kesusahan. Rasanya udara di sekitarnya lenyap begitu saja.
"Gue mau lo tahu semua tentang gue dan nggak ada yang ditutupi," ujar Galaksi dengan suara dalam dan penuh penekanan. Mata biru lelaki itu menatap tajam Bintang, seolah menghipnotis gadis itu.
Beberapa saat kemudian, Galaksi menarik wajah Bintang perlahan, mendekatkan wajah mereka berdua. Untuk kedua kalinya Galaksi mencium bibir Bintang lagi, melumatnya dengan lembut. Astaga! Bibir lembut Bintang serupa zat adiktif. Membuatnya kecanduan.
Bintang masih terdiam, gadis itu sama sekali tidak merespon. Selain karena terkejut dengan perlakuan lelaki itu, dia tidak tahu bagaimana berciuman yang baik. Pantas saja Romi selingkuh darinya. She is a bad kisser!
Galaksi melepas ciumannya ketika dirasa mereka butuh menghirup oksigen. Lelaki itu mengatukan kening mereka dan tangannya masih berada di wajah Bintang. Mata birunya bersirobok dengan mata cokelat gadis itu.
"Lo izinin gue masuk ke hati lo?" bisik Galaksi lembut.
Entah pengaruh dari mana atau memang gadis itu sudah terhipnotis oleh lelaki yang telah dua kali menciumnya secara tiba-tiba, gadis itu mengangguk perlahan. Menerbitkan senyum indah Galaksi.
Kendati Bintang tidak bisa melupakan pengalaman tragis mengenai kisah cintanya, gadis itu tetap tidak mampu menolak pesona Galaksi. Berada di dekat lelaki itu membuatnya merasa nyaman dan di sayangi. Lelaki itu hadir menawarkan rehabilitasi untuk hatinya, tentu saja Bintang akan mempertimbangkan.
"Tapi... Bukan berarti aku nerima gitu aja kita pacaran."
Gunungkidul, 06 Mei 2019
01 Ramadan 1440
![](https://img.wattpad.com/cover/176766945-288-k286643.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING STAR (Completed)
Romance📌 Cover made with Canva [Completed] Bintang Tavisha sejak dulu tidak pernah membiarkan hatinya jatuh pada lelaki lain. Baginya, Romi adalah lelaki yang pantas ia cintai. Meski perangai lelaki itu tak cukup baik di mata publik. Semua menjadi nyata k...