⭐ CHANGE TO EL JADIDA ⭐

426 45 4
                                    

TIGA hari bekerja di tempat kerajinan keramik lukis bernama Paintable milik pengusaha asal Amerika bernama Tuan Mark itu membuat Galaksi melupakan masalahnya di Jakarta. Lelaki itu terlalu jatuh cinta dengan melukis, sehinga melakukan apapun yang berhubungan dengan melukis akan mampu mengalihkan dunianya.

Selama lebih dari sebulan di Maroko, Galaksi tidak pernah nenghubungi siapapun di Indonesia termasuk Denis dan sepertinya saran lelaki itu benar juga. Buktinya sampai detik ini Tedja Lesmana tidak ada tanda-tanda menemukannya.

Berada di tempat baru bersama dengan orang-orang baru membuat Galaksi semakin mengetahui bahwa dunia tidak sesempit yang disangka. Memang benar, sejak di Maroko dia tidak pernah bersenang-senang di kelab dengan berbotol-botol minuman keras, bermalam dengan wanita random yang ditemuinya di kelab dan berceloteh hal konyol dengan sahabatnya-Denis, dia justru merasa-inilah kehidupannya yang baru.

Saat ini, Galaksi memilih pidah ke apartemen kecil milik Omar-teman barunya. Lelaki itu bilang, Galaksi bisa lebih menghemat dana jika tinggal bersamanya. Jika dihitung-hitung benar juga, uang sewa riyad lumayan mahal dan gajinya di Paintable yang tidak banyak, tidak mungkin dia habiskan hanya untuk menyewa riyad. Pilihan yang menguntungkan Galaksi namun tidak merugikan bagi Omar, karena lelaki itu sama sekali tidak merasa direpotkan oleh Galaksi.

"Kau tidak usah sungkan. Omong-omong aku memang butuh teman mengobrol. Bosan juga kalau harus kerja-pulang-tidur-kerja lagi. Hidupku sangat monoton, kau tau?" setelah mengucapkan kalimat itu, tawa Omar menggema di penjuru ruang tamu apartemen lelaki itu.

"Kau tinggal sendiri di sini?" tanya Galaksi sambil menelisik isi apartemen yang menurutnya kecil namun rapi dan menarik dengan berbagai lukisan menempel di dinding, serta pernak-pernik keramik lukis yang tertata apik di berbagai titik. Lelaki itu kemudian meletakkan tas ransel besarnya di sofa.

"Kelihatannya bagaimana? Kalau aku tinggal ramai-ramai, tidak mungkin aku mengajakmu tinggal bersama," sahut Omar sambil melepas sepatunya.

"Kau benar," ujar Galaksi yang lansung mendudukkan diri di sofa empuk kecil berwarna cokelat di dalam ruangan itu.

Galaksi sedikit penasaran dengan identitas Omar sebenarnya, lelaki itu bilang dia hanya merantau selama lima tahun di Marrakech, sedangkan keluarganya yang lain tinggal di Fez. Di dalam apartemen lelaki itu juga tidak ada foto keluarga meski terdapat beberapa lukisan. Apalagi, ketika Galaksi mencoba bertanya tentang keluarga lelaki itu, Omar seperti enggan menjawab. Sedikit banyak, Omar mirip dengannya-begitu pikir Galaksi. Hal itu membuatnya senang mengenal Omar, lelaki itu memiliki banyak kesamaan dengannya, dia seperti bertemu teman sejatinya.

Setelah Omar membuatkannya kopi dan mereka mengobrol tentang banyak hal, keduanya memutuskan untuk tidur. Omar meminjamkan kamarnya sementara untuk Galaksi, sedangkan dia memilih tidur di sofa ruang tamu yang menyatu dengan ruang televisi. Meski awalnya Galaksi menolak mentah-mentah, akhirya lelaki itu juga tidak bisa menang dari sifat keras Omar yang sulit dibantah. Setidaknya hanya sampai Galaksi membeli kasur lipat dan dia akan taruh di ruang televisi.

Paginya, kedua lelaki yang postur tubuh dan ketampanannya sama-sama tak terbantahkan itu pergi bekerja ke Paintable menaiki angkutan umum semacam elf. Selama berada di dalam angkutan umum, kasak-kusuk terdengar di sekitar mereka-membicarakan ketampanan dua lelaki itu, karena kebetulan di dalam sana lebih banyak gadis-gadis yang mungkin akan pergi ke pasar, kuliah ataupun bekerja seperti mereka.

Omar dengan tubuh kekar dan wajah tampan khas timur tengahnya dan Galaksi dengan bentuk tubuh yang hampir sama dengan Omar dan wajah yang didominasi dengan ras Kaukasia dari ibunya, serta rambut gondrong blondenya. Membuat para wanita sanggup menoleh dua kali ketika berpapasan dengan kedua lelaki itu.

FALLING STAR (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang