Lisa sudah berdiri di sana hampir setengah jam, dan gadis itu semakin khawatir karena Adara belum pulang ke penginapan padahal hari sudah petang. Lisa tak berpikir panjang untuk menyusulnya saja, meskipun ia sendiri tak tahu dimana Adara berada.
"kemana?" tanya Gina dibalik punggungnya.
"nyusulin Adara" sahutnya melanjutkan langkah meninggalkan penginapan.
Gadis berperawakan mungil itu hanya membiarkan Lisa melakukan niatnya, lagi pula mereka memang harus menyelesaikan masalah keduanya dengan bicara.
"Lisa kemana?" tanya Malik sembari menuruni tangga bersama Dewa di sampingnya.
"nyusulin Adara" sahut gadis itu sama seperti yang Lisa katakan.
"sendiri?" Dewa bersua, membuat Gina mengangguk sebagai jawaban.
"kalian mau kemana?" tanya Gina memerhatikan kedunya.
"nyari makan, laper gue" sahut Malik sambil memegangi perut.
"ikut deh" seru Gina mengikuti keduanya yang melangkah lebih dulu.
"gue cuma perlu sendiri sih, kasian Lisa pasti kepikiran"
"balik lah, belum mandi nih gue" sahut Galang sembari membaui tubuhnya sendiri.
Adara terkekeh, berdiri dari duduknya.
"yang duluan sampe, ditraktir makan" serunya sambil berlari, sedang Galang yang belum siap jadi berteriak tak terima.
Keduanya berlari, tak memerdulikan sinar matahari yang perlahan menghilang, meninggalkan warna jingga yang begitu mempesona. Adara hanya ingin menghilangkan kemarahan dan rasa kecewanya, jadi berlari sambil memejamkan mata seperti ini membuatnya jadi bahagia.
Sesekali gadis itu berbalik, menoleh pada Galang yang mengikutinya dari belakang. Hal itu membuatnya lebih semangat untuk cepat sampai ke penginapan.
"lo kalah" serunya antusias.
"curang, ya iyalah lo yang menang" sahut Galang masih berusaha mengatur nafas.
"yaudah, traktir sekarang aja. Gue laper gara-gara lari"
"buruan!!" sahut pemuda itu beranjak, meninggalkan Adara yang sudah mengomel di belakangnya.
Sesampainya di kawasan kuliner terdekat dari penginapan, Galang mengedarkan pandangannya ke segala arah saat di dapatinya tempat itu penuh dengan pengunjung.
"ayo Lang, gue laper" seru Adara mendorongnya yang menghentikan langkah secara tiba-tiba.
"mau duduk dimana kalo penuh begitu, Dar?" Galang menyahut sambil menggaruk kepalanya.
"dih, tau gini mending mandi dulu deh"
"Eh, iya ya. Kita belum mandi, anjir"
Keduanya terbahak, menertawakan diri sendiri.
"DAR!!" seru seseorang membuat keduanya kompak menoleh.
Gina, Malik dan Dewa berjalan menghampiri mereka.
"lo kemana aja?" Gina bertanya.
"gue cuma perlu waktu sendiri Gin, tapi si Bambang malah nyamperin" sahut Adara mencibir, membuat Galang balas mengumpatinya.
"Lisa mana?" tanya Dewa membuat Adara mengernyit, sedang Galang hanya menggedikan bahu.
"LAH ANJIR! DIA NYARIIN LO DAR, KALIAN NGGAK KETEMU" seru Malik ngegas.
YOU ARE READING
Tiga Enam Sembilan (97liners) | [Completed]
Teen FictionBerawal dari satu kelompok yang sama saat MOS, kesepuluh siswa itu dekat dan bersahabat meskipun di kelas dan jurusan yang berbeda. Setelah ulangan berakhir, dan pembagian rapot telah usai. Mereka memutuskan untuk liburan ke beberapa tempat salah sa...