Empat

1.2K 177 24
                                    

HEADLINE NEWS

'Bisnis Gelap Jungle Cafe Terungkap, Siswa SMA Nyaris Mati'

Alisia Atha Leona (17), hampir meregang nyawa Sabtu malam (1/7) di Jungle Café yang selama ini ternyata dijadikan tempat transaksi jual-beli organ tubuh manusia. Di ketahui oleh beberapa saksi yang berada di TKP, keributan bermula saat dua rekan korban Dicky (17) dan Rosi (17) berteriak meminta pertolongan.

"mereka teriak tolong, orang-orang rame ngerubungin kan, terus nggak lama polisi muncul. Ada empat temannya sih, satunya emang udah masuk sempat dipukulin juga, terus yang satunya lagi nyusulin buat nolong temennya. Korban yang cewek udah pingsan pas di bawa keluar" ujar salah satu saksi.

Saat ini, polisi sedang –

"Dar!"

Gadis yang di panggil menoleh, langsung memasukkan lembaran Koran yang tadi ia baca ke dalam lacinya. Galang yang sadar hanya menghela nafas, menepuk bahunya menguatkan. Pemuda itu tahu, Adara masih merasa bersalah akan kejadian yang menimpa Lisa beberapa minggu lalu. Gadis itu jadi sering melamun, atau sesekali kedapatan sedang memegang potongan kertas Koran di tangannya.

"ngantin yuk, mereka udah nungguin" ajak Galang menarik tangannya.

Adara tak menolak, juga tak mengiyakan. Gadis itu hanya berlalu, berjalan mengikuti Galang sampai ke kantin. Bergabung dengan teman-temannya yang sudah berkumpul di sana.

Lisa yang tadinya tertawa terbahak, langsung menyapa Adara yang duduk di hadapannya.

"Dar, masih murung aja"

Adara tersenyum, jelas sekali hanya untuk merespon jokes Lisa barusan. Mereka yang ada di sana jadi ikut diam dan saling pandang. Padahal kejadian itu sudah berusaha untuk mereka lupakan, namun sikap Adara yang belum move on tentu saja membuat mereka kesulitan.

Malik berdeham.

"malam ini sibuk nggak? Gimana kalo kita karokean, gue deh yang bayar" serunya antusias, mencoba untuk mencairkan suasana.

"tumben lo mau keluar duit buat bayarin kita, biasanya di suruh juga kebanyakan alasan" ujar Gina menanggapi sinis, ya soalnya Malik tuh emang sultan tapi ya pelitnya kebangetan.

"Gue ikut. Ky, nebeng ya?" sahut Lisa menyetujui.

Dicky yang disebut-sebut jadi mengernyit, "emang gue bilang ikut?"

Mereka sontak tertawa, saling bully-membully sudah jadi hal biasa di lingkaran ini.

"ikut gue aja" sahut Dewa menawari.

Lagi, mereka kompak bersorak. Setelah kejadian kemarin, Lisa, Dicky dan Dewa jadi sering diledek habis-habisan. Padahal kenyataanya tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka, tapi rasanya kurang saja kalau tidak ada yang menjadi korban.

"Ih, Wa, padahal kan gue yang mau nebeng" sahut Gina menimpali, memperheboh suasana.

"kalau lo ikut Dewa, gue gimana Na?" Julian berujar, membuat Jeje yang duduk di sampingnya jadi mengumpat.

"nggak modal banget lo jadi laki"

"Julian kalo enggak sama lo, nggak bisa kemana-mana Na, kagak ada bensin" Galang ikut menyahut, membuat Julian mendelik kesal.

"Heh, sorry ya Bambang. Gue pakai pertamax!"

Lisa yang sibuk tertawa dari tadi jadi melirik, sadar bahwa ada dua orang yang tak seantusias biasanya. Adara dan Rosi hanya sibuk melamun, diam dan menunduk. Gadis itu tahu, mereka berdua pasti masih merasa tak enak dengannya. Padahal ia sendiri sudah benar-benar melupakan kejadian itu, atau tidak, ia hanya berusaha untuk tak mengingatnya lagi. Meskipun nyatanya, sejak kejadian mengerikan itu setiap malam Lisa harus meminum obat tidur karena mengalami insomnia akut. Parahnya, ia tak menceritakan itu pada siapapun.

Tiga Enam Sembilan (97liners) | [Completed]Where stories live. Discover now