Karya: Ana
Kau ...
Diam-diam kujatuh cinta kepadamu, bosan sudah ku menyimpan rasa ini. Terlalu lama, aku tak tahan. Ingin rasanya mengungkapkannya, tapi aku bukan soosk yang gampang mengatakan kata "Cinta". Sebut aku pengecut, yang hanya mampu mencintai dalam diam, tak berani mengungkapkan.Begitu lama kupendam perasaan ini. Tak penasarankah kamu akan perasanku ini? Apa kamu memiliki tambatan hati lainnya? Oh aku lupa ... mencintai dalam diam membuatku rugi, seharusnya aku mengungkapkannya lebih awal. Supaya tak kalah start oleh sosok lain, yang ternyata sudah mencuri perhatianmu.
Aku kalah, terlalu dibutakan oleh perasaan. Membuatmu menjadi takut denganku. Aku tak apa ... aku baik ... kenapa kamu pergi? Meninggalkanku, sendirian. Sakit tak terkira, mengetahui bahwa kamu sudah memiliki yang lain.
Beginilah resiko menjadi secret admirer, yang hanya mampu mencintai dalam diam. Keterbisuan menyatakan betapa cintanya, dan hanya mampu diam ketika mengetahui bahwa dia sudah ada yang punya.
Tak bisa kupaksakan dirimu, untuk berpaling ke arahku. Tak bisa kupaksakan dirimu, untuk menjadi kekasih hatiku, bila tak berjodoh sudahlah. Aku diam. Mungkin beginilah cara alam mempertemukan kita. Bertemu memang bukan berarti bisa menjadi satu, dan beginilah kisah kita. Tak akan pernah berakhir bahagia, kecuali dengan cara kita sendiri bagaimana menanggapinya.
Semarang, 27 Februari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
30 DWC Jilid 17
Poetry[ANTI PLAGIAT-PLAGIAT KLEB] Mungkin emang gak menarik di awal, tapi coba baca aja. Bab empat seterusnya kutujukan untuk seseorang yang sudah begitu memberiku inspirasi. B ... A ... semua. Tapi, kalian berdua lah yang paling berpengaruh. Tulisan ini...