Day 25: Melengkapi

7 1 0
                                    

Karya: Ana

Barusan aku mengadu padamu tentang salah satu makhluk paling menyebalkan sedunia. Nyamuk. Ya, hewan itu terus menggigitiku sejak tadi, membuatku merasa gatal dan tak nyaman.

Aku yang menceritakannya dengan semangat menggebu-gebu, justru kamu menanggapinya dengan tawa.

Terkadang sebal juga menceritakan satu hal yang menurutku serius, tapi kamu justru menanggapinya dengan bercanda. Sebetulnya aku ingin sekali menceritakan betapa menyebalkannya kamu, tapi pasti kamu akan menanggapinya kembali dengan bercanda. Dan itu salah satu hal yang aku tidak suka darimu. Tapi apapun itu, rasa sayangku tak bisa berkurang sedikitpun. Kecuali jika kamu melakukan sesuatu yang mengharuskanku terpaksa melupakanmu.

Ya seharusnya aku tahu, sifat friendly-mu membuatmu jadi sering bercanda. Eh aku tidak tahu, mungkin saja kamu berbeda jika denganku. Maybe?

Tapi yang kutahu, di hadapanku kamu menjadi menyenangkan sekaligus menyebalkan.

Seperti yang pernah kukatakan sebelumnya, temanmu berkata jika kamu mirip dengan kanebo kering. Kaku. Rasanya jika membayangkannya jadi aneh, dan susah. Karena kamu, di hadapanku tak pernah kaku begitu. Bahkan di awal pertemuan kita, kamu duluan yang menyapaku. Karena aku orangnya kaku dengan sesuatu yang baru, tapi berbeda denganmu yang langsung mengajakku bercanda saat awal bertemu. Membuatki jadi merasa nyaman denganmu.

Banyak perbandingan di antara kita. Saling melengkapi adalah solusinya. Mungkin jika kita ditakdirkan bersama-sama untuk selamanya, maka kamu akan selalu di sisiku, melengkapi sisi gelapku. Dan sebaliknya, aku akan menjadi pencairmu yang dingin.

Semarang, 13 Maret 2019

30 DWC Jilid 17Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang