Day 22: Ngantuk

0 0 0
                                    

Karya: Ana

Angin bertiup dari kipas angin yang berada di atas tubuhku. Huh, rasanya benar-benar mengantuk dan menggoda sekali. Seolah membelai wajahku pelan, dan berbisik "Ayo tidur." Padahal, mah emang aslinya pengen tidur.

Suara putaran kipas angin sedikit meredam karena ada suara hujan deras di luar sana. Ya memang sama-sama merepotkan, tapi setidaknya suaranya sedikit teredam.

Duh rasanya benar-benar ingin tidur! Tapi pekerjaan menuntutku untuk menjadi seorang yang tepat waktu. Masih harus menahannya sampai tugas itu selesai. Tapi kapan, ya tugasku selesai?

Dan di tengah problematika firasat dan batin barusan, aku menjadi berpikir, harus profesional. Semua orang pasti memiliki pekerjaan, entah itu orang kantoran, atau apalah. Pembantu dan pengangguran juga pasti memiliki kerjaan.

Bener-bener. Aduh pengen banget tidur, tapi tugasku belum selesai. Pengen rasanya pinjam dompet doraemon, memohon apa saja supaya terkabulkan, hehe. Termasuk menghilangkan rasa kantuk ini untuk kali ini saja.

Ah tapi semua orang pasti tahu, kalau Doraemon tak pernah nyata di sekitar kita. Yang ada namanya "Syirik" itu.

Iyaa, ini memang ngelantur. Tadi awal ngomongin apa akhirnya justru ngomongin apa. Buatkan aku secangkir kopi saja, akan kuhabiskan kalau dalam keadaan mengantuk begini.

Oke, deh. Untuk pengantar tidur, "Jangan lupa berdoa sebelum tidur, agar makanan yang kita makan menjadi aman untuk dikonsumsi."

Semarang, 9 Maret 2019

30 DWC Jilid 17Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang