Bumi melirik Bintang yang sejak tadi duduk santai di atas sofa. Mereka duduk berdampingan di ruang kepala sekolah. Menunggu kepala sekolah adalah hal yang mereka lakukan saat ini.
"Kenapa kalian bisa berkelahi?!" Tanya seorang kepala sekolah yang baru saja berbalik setelah menelepon seseorang.
Keduanya saling melirik satu sama lain. Bumi lebih dulu memutuskan kontak mata antara keduanya. Sedangkan Bintang, cowok itu masih diam.
"Jawab!" Sentakan dari kepala sekolah itu membuat keduanya terlonjak kaget.
Ruangan itu masih hening selama beberapa detik. Hingga kemudian, derai tawa Bintang menghiasi ruangan. Kepala sekolah mengernyit menatap Bintang, dan Bumi pun melakukan hal yang sama.
Bintang menyelesaikan tawanya, lalu menepuk-nepuk pundak Bumi dengan sisa-sisa tawanya. "Bapak... bapak... itutu kita lagi latihan taekwondo buat dimasukin ke channel youtube." Ucap Bintang seraya mengusap sudut matanya yang berair.
Kepala sekolah bernama Haikal itu semakin mengernyitkan keningnya. Kepalanya semakin pusing dengan pengakuan konyol Bintang barusan. "Terus, kenapa bisa tersebar?!"
"Bapak kayak gak tau tujuan buat channel youtube aja. Emang itu tujuannya pak! Biar terkenal... ya gak kak Bumi?" Tanya Bintang meminta dukungan seraya merangkul bahu Bumi. "Jawab iya aja kalau lo gak mau dikeluarin." Bisik Bintang dengan nada dingin pada Bumi sepelan mungkin.
Bumi melirik cowok itu sejenak, kemudian ikut tertawa dan balas merangkul bahu Bintang. "Iyalah pak!"
Haikal memijat dahinya yang terasa semakin pusing. Jawaban kedua anak ini sangatlah konyol namun masuk akal. "Sudah... sudah... kalian bikin kepala saya pusing saja! Pokoknya saya mau video itu dihapus semua dan jangan diupload di youtube!"
Keputusan Haikal membuat dua cowok berseragam SMA itu diam-diam menghela napas lega.
"Tapi..."
Bumi dan Bintang menoleh ke Haikal secara bersamaan dan menunggu pria itu melanjutkan ucapannya.
"Kalian saya skors selama dua hari! Kelakuan kalian tetap saja membuat sekolah ini malu!"
Bintang hanya menganggukkan kepalanya santai. Tidak sekolah? Pastinya cowok itu merasa sangat senang. Itu artinya ia bisa bebas dua hari ke depan. Sedangkan Bumi, cowok itu memelotot, rasanya bola matanya mencoba untuk keluar.
"Tapi pak, saya kan kelas dua belas! Kalau saya ketinggalan pelajaran gimana?" Protes Bumi tanpa dipedulikan oleh Bintang sedikit pun.
"Itu urusan kamu. Keputusan saya sudah bulat. Silahkan kalian keluar dari ruangan saya."
Bumi masih mau menyampaikan protes, namun Bintang sudah lebih dulu mengangkat tubuh cowok itu dan membawanya ke luar ruangan setelah sebelumnya mengucapkan terima kasih.
"Lepas!" Bumi menggeliat melepaskan rengkuhan tangan Bintang. Kedua cowok itu terheran menatap grombolan manusia di depan pintu masuk ruang kepala sekolah. Setelah ditatap seperti itu, mereka bubar dan menyisakan Bumi juga Bintang.
"Lo itu gak tau diri banget, ya. Udah sukur gak dikeluarin dari sekolah." Ucap Bintang tanpa mendapat balasan barang satu huruf pun dari Bumi. Bumi malah melangkahkan kakinya menjauhi Bintang.
...
"Bulan!"
Bulan menoleh ke belakang kala mendengar namanya terpanggil. "Kak Bumi sama Bintang tadi berantem karena lo?" Tanya Alena ketika sampai di samping Bulan.
Bulan hanya menghembuskan napasnya yang terasa berat. Lalu, mengangguk untuk menjawab pertanyaan Alena.
"Tadi, mereka dari ruang kepsek. Lo gak ikut nguping?" Tanya Alena dan dihadiahi gelengan kepala dari Bulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi, Bulan, Dan Bintang (Complete)
Novela JuvenilIni kisah tentang Bumi, Bulan, dan Bintang. Kisah yang mungkin akan membuat kalian bernostalgia ke masa-masa SMA. Tentang kehidupan yang nyata adanya diantara kita. Tentang tawa yang melebur perih. Tentang hari-hari yang menyimpan banyak misteri...