Bulan membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat, baris demi baris, dan lembar demi lembar buku di depannya. Beberapa materi memang sudah ia kuasai, tapi ada juga yang belum ia kuasai. Setelah selesai membaca satu buku untuk salah satu mata pelajaran untuk ujian besok, Bulan membuka laci meja belajarnya. Ia menoleh ke pintu, sudah terkunci. Akhirnya, ia mengeluarkan ponsel yang sudah dua hari ini ia sembunyikan dari Bayu juga Nia.
Bulan menekan tombol power, dan berpuluhan chat masuk ke ponselnya. Bulan membukanya satu persatu. Ada dari Alena, ada dari Bintang, ada juga dari orang-orang yang meminta nomornya untuk disave. Dan .... sepertinya Bulan mengenali satu nomor yang belum tersimpan itu. Bulan segera membuka foto profilnya, dan benar saja. Itu nomor Bumi.
08********90
Lan, lo nomor baru gak bilang-bilang -_-
Save ya, Bumi bumi bumi gantengsss
Lannn. Kemana si?
Oh iya. Besok kan ada ujian ya. Pasti lo belajar
Semangat ya!
Doaku menyertaimu, sayang😍
Iya. Nanti gue save.
Thanks,
Aduhhhh bagaimana ini. Bulan makin tidak konsentrasi untuk belajar. Memang dasar Bumi sialan.
Tok tok tok
Bulan dapat mendengar ketukan dari luar kamarnya. Ponselnya segera ia masukkan ke laci, lalu dikunci. Setelah itu, Bulan kembali membuka bukunya seolah-olah ia sedang belajar.
Bulan berlari membuka pintu kamar. Setelah pintu terbuka, sosok Bayu langsung menyambut indra penglihatannya.
Tanpa permisi, Bayu langsung masuk ke kamar Bulan. Memastikan bahwa putrinya itu sedang belajar. Setelah melihat buku-buku yang berserakan di atas meja belajar juga kasur Bulan, Bayu tersenyum.
"Gitu dong. Belajar!" Ucap Bayu senang seraya mengusap puncak kepala Bulan. Bulan tersenyum. Sudah lama ia tidak merasakan sentuhan hangat dari Papahnya sendiri.
"Tapi Pah ... kapan hp Bulan dibalikin?"
Bayu kembali diam seribu bahasa. Senyumnya menyurut lagi.
"Pah ... eum ... apa Papah gak ada niatan buat ngusut kasus Kak Angka? Bisa jadi kan bukan Kak Angka pelakunya."
Senyum Bayu yang menyurut semakin surut dan kini berubah menjadi raut menyeramkan yang Bulan sendiri takut menatapnya.
"Kamu mau buat perusahaan keluarga kita hancur lagi?! Bikin malu saja!" Setelah mengatakan kalimat dengan nada membentak itu Bayu meninggalkan kamar Bulan. Bulan menghela napasnya pasrah. Sekarang, harapannya tinggal satu. Bintang.
....
Bulan menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Akhirnya. Ujian yang membuat kepalanya terasa semakin pusing itu selesai.
Bulan merogoh tasnya, dan mengeluarkan benda pipih dari sana. Bulan langsung membukanya dan menemukan pesan dari Anggi -teman sekelasnya-
Anggi
Lan
Gue mau ngomong. Ini penting, tapi ... gimana ya?
Aduhhhh bingung gue, Lan
Gue itu liatnya lo sama Alena kan temen baik banget, dan niat gue murni cuma pengen persahabatan lo berdua gak ancur
Maksud lo apa sih, Gi?
gini
Tadi kan gue sama anak cewek kelas main tod waktu selesai ujian.
Terus?
Si Alena ikutan. Dan truth nya, dia harus mengakui siapa yg dia suka
Kak Rafi kan?
Bukannnn
Terus?
Bintang
HAH?!
Iya. Gue tau, lo deket banget sama Bintang. Tapi, nyatanya Alena juga suka dia. Saran gue, supaya persahabatan kalian gk ancur, lo jaga perasaan Alena
Oke Nggi. Thanks udah kasih tau
Dan Bulan mematikan ponselnya. Bersamaan dengan gemuruh di dadanya yang tak tau kenapa. Bulan memejamkan matanya kuat.
"Bulan, lo kenapa?!" Ujarnya dalam hati. Tapi, entah mengapa. Dia merasa sedih, dan dia dilema. Tapi Bulan tidak tahu kenapa.
***
Tbc
Comment sama vote nya jan lupaaa
Intagram: @zkhulfa_
Dm aja kalo mau difollback :v😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumi, Bulan, Dan Bintang (Complete)
Roman pour AdolescentsIni kisah tentang Bumi, Bulan, dan Bintang. Kisah yang mungkin akan membuat kalian bernostalgia ke masa-masa SMA. Tentang kehidupan yang nyata adanya diantara kita. Tentang tawa yang melebur perih. Tentang hari-hari yang menyimpan banyak misteri...