Vote dan comment sebelum membaca⚠️
Happy reading!
Dulu, aku meninggalkanmu membawa luka. Lalu sekarang, kamu kembali datang memberi luka
•••
Pagi ini Saura sudah sampai di sekolah tepat pukul 06.00 ketika Virgo mengabarinya semalam bahwa akan diadakan rapat OSIS di jam sekian. Dengan terpaksa akhirnya Saura berangkat dari rumah pukul 05.30 karena perjalanan dari rumah ke sekolahnya kisaran setengah jam.
Saat di depan ruang OSIS, Saura sudah melihat segerombolan adik kelas OSIS-Nya sedang tertawa.
“Pagi, Kak Rara,” sapa mereka saat Saura melewatinya. Saura hanya tersenyum lebar lalu berjalan memasuki ruang OSIS.
“Akhirnya si Polos dateng juga!” kata Kafka, saat Saura berada di ambang pintu.
“Ih, Kafka kebiasaan! Rara nggak suka dipanggil polos.”
“Oke, bego.”
“Kafka!”
“Udah jangan ribut, Kafka jangan cari masalah lagi,” ujar Tiara. Gadis yang kerap sering dipanggil Ara adalah wakil ketua OSIS yang dikenal tegas tapi anggun gaya bicaranya.
“Emang ini rapat apalagi?” tanya Saura bingung.
“Kemping Ra, lusa kita bakal ngadain kemping,” jawab Vino.
Saura hanya menganggukkan kepalanya mengerti. “Sistemnya mau kayak tahun kemarin atau kita pengin yang baru?”
“Yang baru Ra, gue enggak mau kayak tahun kemarin, gue pengen yang beda,” kata Virgo dengan cepat.
“Oke.”
“Ya udah yuk mulai sekarang aja. Mereka suruh masuk aja.” Kali ini Tania yang berbicara, bendara OSIS yang memiliki wajah jutek bin dingin.
Setelah menyuruh adik-adik kelasnya masuk ke dalam ruangan, Virgo selaku ketua OSIS mulai menyampaikan argumennya, dimulai dari kegiatan apa saja yang diadakan, di mana tempat yang dituju, berapa bus yang diperlukan sampai berapa kelompok untuk masing-masing tenda.
“Ada yang ingin bertanya?”
Gadis dengan rambut sebahu mengangkat tangannya.
“Ya, Bella, mau tanya apa?”
“Jadi gini kak, kemping ini kan diadakan lusa. Sedangkan barang-barang yang dibutuhkan belum ada persiapan sama sekali, apa tidak terlalu cepat waktunya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
GIORA
Teen Fiction"Kenapa jalang kayak lo bisa seenaknya keluar masuk hati gue, Ra?" Dahulu, Saura menganggap Gio adalah obatnya. Sampai dia sadar, bahwa Gio adalah racunnya. ••• [Mencoba selalu tertawa, walau hati terus terluka] Genre: young adult, teenfiction, roma...