Jika dulu aku membutuhkanmu layaknya Bumi pada Matahari, maka sekarang aku sebagai Matahari yang tak lagi membutuhkanmu sebagai Bumi
***
Seminggu setelah UAS tidak pernah lagi Gio mendengar berita tentang Saura. Gadis itu seakan hilang misterius bak ditelan bumi.
“Pacar!”
Gio menoleh, kemudian berdecak mendapati Thalita yang bergelayut manja di tangannya.
“Apaan sih! Lepas!” Gio menghempaskan tangan Thalita kasar.
“Kak Gio kok kasar sih sama aku? Aku pacarnya Kak Gio lho.”
“Pacar pura-pura lebih tepatnya!”
Thalita mengerucutkan bibirnya. “Kenapa sih gak beneran aja? Padahal aku udah berharap lebih lho.”
“Gue cuma mau bikin Saura panas! Jadi stop berharap, Thalita!”
“Kak Gio bego banget ya?” Thalita tertawa, sifat aslinya yang bar-bar mulai muncul. “Saura itu gak cinta sama lo, Kak. Jadi, mau lo sakitin dia beberapa kali juga dia gak bakal sakit hati, orang dia cintanya sama yang lain.”
Gio mengepalkan tangannya. “Maksud lo apa ngomong kayak gitu?!”
“Ya Kakak pikir aja sendiri. Kalau Suara cinta sama lo dia gak mungkin ngilang tiba-tiba gini, kalau Saura cinta sama lo dia gak mungkin jadiin cowok lain pelampiasan, dan kalau Saura cinta sama lo dia gak mungkin ngatain lo brengsek kayak mantannya.” Gadis itu tersenyum smirk. “Dia cuma takut kehilangan babunya. Lo, kan, babunya Saura, buktinya disuruh ini itu nurut aja, bahkan sampe rela ngeluarin banyak duit supaya Saura mau jadi pacar lo. Tapi ternyataa??? Saura gak pernah anggap lo, Kak Giooo.”
Gio diam, dadanya berkecamuk. Cowok itu mengepalkan kedua tangannya dengan mata yang memerah tajam. Yang diucapkan Thalita ada benarnya. Bagaimana kalau selama ini Saura hanya menganggapnya sebagai babunya? Bagaimana kalau selama ini Saura hanya menganggapnya sebagai pelampiasan seperti kata Dion waktu itu?
Tapi ... kenapa Suara sejahat itu?
“Udahlah Kak, lupain Saura! Toh dia bukan cewek baik-baik. Kakak lupa? Dia bukan gadis lagi, bahkan ... dia pernah hami—”
“Diem anjing!”
“Gue cuma ngung—”
“Sekali lagi lo ngomong, gak segan-segan gue abisin lo sekarang juga!”
Thalita menghentakkan kakinya, kemudian melenggang pergi meninggalkan Gio di taman sekolah seorang diri. Dia tidak suka ketika Gio kasar padanya, dia lebih suka ketika Gio memperlakukan bak ratu kerajaan seperti di depan Saura beberapa hari lalu.
***
“Kukira dia menyukaiku, menyukai—”
“Berisik babi! Bu Risa denger tau rasa lu!” tegur Danu pada Gibran yang sedang memandang papan tulis dengan pandangan kosong.
Hari ini seharusnya sekolah libur karena siswa-siswi SMA Laksana baru saja menjalankan ujian. Namun, mereka harus menelan pil pahit bahwa ternyata ulangan Matematika remed semua angkatan!
KAMU SEDANG MEMBACA
GIORA
Teen Fiction"Kenapa jalang kayak lo bisa seenaknya keluar masuk hati gue, Ra?" Dahulu, Saura menganggap Gio adalah obatnya. Sampai dia sadar, bahwa Gio adalah racunnya. ••• [Mencoba selalu tertawa, walau hati terus terluka] Genre: young adult, teenfiction, roma...