Hii, makasi banyak yaa atas doa-doanya di part kemarin🥺❤️
Maaf banget aku belum bisa rutin update karena ada beberapa hal di real life yang gak memungkinkan aku buat nulis huhuhu🥺 semoga ga lupa alur yaa, aku harap semuanya bakal setia baca GIORA sampai tamat🥺. Jujur deh, komen dan vote kalian mood bangettt🥰❤️ maacii banyak semuanyaa, semoga kalian sehat-sehat terus yaa🖤🖤
Yang mau mutualan boleh follow IG aku @salwauralyra04 atau dm ajaa🤗
***
“Jadi lo kenal sama Kak Saura?” kata Mela ketika mengantar Gio ke luar rumah.
Gio menggeleng, bibirnya tersenyum kecut. “Enggak.”
“Tapi tadi lo bilang gak bisa liat orang yang lo sayang susah. Lo sayang sama Kak Saura?”
Lagi-lagi Gio menanggapi Mela dengan gelengan kepala. “Salah orang.”
“Hah?”
“Gue kira Kakak lo orang yang lagi gue cari, orang yang gue sayang, ternyata cuma orang yang gak gue kenel. Gue salah orang,” kata Gio membuat Mela mengernyitkan keningnya.
“Maksud lo Kak Saura mirip pacar lo?”
Gio menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Bukan pacar sih, gimana ya ngomongnya ... intinya gue sayang sama dia, tapi dia kayaknya gak sayang sama gue.”
Mela tertawa. “Cinta lo bertepuk sebelah tangan?” katanya memandang Gio geli.
Cowok itu mendengus, memandang Mela tidak terima. “Gue gak bilang gitu.”
“Mau ngobrol dulu?” kata Mela sembari menunjuk bangku dari rotan yang berada di teras rumahnya.
Tanpa kata Gio berjalan menghampiri bangku itu dan duduk dengan raut wajah datar. Lupa kalau ada Mela yang harus jalan tertatih menghampirinya.
“Kayaknya lo sayang banget ya sama cewek itu?” katanya ketika baru datang dan duduk di samping Gio.
Cowok itu menoleh. “Menurut lo kenapa cewek tiba-tiba pergi ninggalin cowoknya gitu aja?”
Mela tersenyum. “Cewek itu lemah, Gi. Disakitin dikit kecewanya bisa bertahun-tahun. Cewek itu gak bakal ninggalin cowoknya kalau si cowok ini gak nyakitin dia, cewek itu kalau udah cinta sama seseorang dia bakal tulus banget, mau disakitin berkali-kali pun ya dia bakal tetap tinggal. Kecuali, kelakuan si cowok melebihi batas.” Mela menjeda kalimatnya. “Sabar juga ada batasnya lho,” lanjut Mela sembari menatap sosok di sampingnya.
Jantung Gio berdesir, merasa tersindir oleh kalimat yang baru saja Mela lontarkan.
“Kalau udah terlanjur nyakitin, gimana supaya dimaafin?”
“Buktiin kalau lo bener-bener nyesel dan tulus sayang sama dia.”
Sontak Gio menoleh. “Kenapa gue?!” sewotnya.
“Jelas-jelas lo yang nyakitin cewek lo. Kalau bukan lo buat apa coba mandang Kak Saura penuh arti? Itu artinya lo abis ditinggali ‘kan sama orang yang lo sayang?”
Mendengar Mela kembali membahas Saura, fokus Gio menjadi terbagi. Ada beberapa pertanyaan yang menumpuk di otaknya. Sebelumnya ia tahu kalau Saura anak broken home yang orang tuanya cerai, tapi Gio baru tahu kalau Saura memiliki adik yang seumuran dengannya. Gio baru tahu kalau Ayah kandung Saura memperlakukannya seperti pembantu, bukan seorang anak perempuan. Dan lagi ... sejak kapan Sauranya yang ceria dan imut menjadi perempuan menyedihkan?
“Mm, La.”
“Ya?”
“Gue mau nanya beberapa hal bisa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
GIORA
Novela Juvenil"Kenapa jalang kayak lo bisa seenaknya keluar masuk hati gue, Ra?" Dahulu, Saura menganggap Gio adalah obatnya. Sampai dia sadar, bahwa Gio adalah racunnya. ••• [Mencoba selalu tertawa, walau hati terus terluka] Genre: young adult, teenfiction, roma...