028 - Dihancurkan oleh ekspektasi

2.1K 173 54
                                    

Hai, aku balik lagi nih😗😗

Sebelum membaca jangan lupa vote yaa😉

Komen di setiap paragraf dong biar aku semangat updatenyaa🥺❤️

Semoga suka part ini ya!

Happy reading!

Bukan hanya kamu yang terluka, tapi juga aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan hanya kamu yang terluka, tapi juga aku. Kita sama-sama terluka.

•••

Tok tok tok

Pintu kamar Saura diketuk lumayan kencang. Baru saja gadis itu akan beranjak, pintunya sudah dibuka terlebih dahulu. Saura mengernyit bingung ketika melihat si empu pengetuk pintu itu adalah Mamanya.

“Ma, kenapa? Tumben ke sini?” tanya Saura penasaran. Mamanya itu adalah orang yang sibuk. Jarang sekali di rumah, sekalinya di rumah pun pasti hanya berdiam diri di dalam kamar dengan alasan lelah, dan lagi Mamanya tidak akan mungkin mau repot-repot ke kamarnya jika tidak ada sesuatu yang penting.

“Mama pengen ngomong serius sama kamu,” kata Dera duduk di pinggir ranjang Saura. “Kamu udah gede, bukan anak-anak lagi. Tahu mana yang baik dan mana yang salah, kan?”

Saura memandang Mamanya, merasa ada yang tidak beres. “Maksud Mama?”

“Putusin Gio, Mama gak suka kamu deket sama cowok itu. Jauhi dia.”

Mata Saura membola, gadis itu memandang Mamanya dengan alis mengernyit.

“Rara gak pacaran sama Gio.”

“Kata Bi Alif beberapa hari ini selalu ada cowok yang main ke rumah, itu pasti Gio, kan?” Mamanya memandang Saura dengan tajam. “Jadi sekarang udah berani bawa masuk cowok ke rumah, hm?” sindirnya.

Saura diam dengan badan sedikit bergetar. Sekarang dia tahu alasan Mamanya ke kamar untuk apa. Pasti ada hubungannya dengan kejadian tiga tahun silam. Melihat reaksi Mamanya yang seperti ini membuat Saura tersenyum kecut.

“Mama mau bahas kejadian tiga tahun lalu, kan?” kata Saura membuat Mamanya terdiam, tepat sasaran. “Gio bukan pacar Rara. Rara belum bisa lupain kejadian tiga tahun lalu. Tubuh Rara masih sering kasih penolakan tiap kali ada yang bahas kejadian itu. Rara masih takut sama laki-laki, tapi semenjak ketemu Gio, pelan-pelan Rara bisa lupa. Gio hilangin semua rasa sakit itu. Rara nyaman sama Gio. Gio selalu lindungi Rara. Gio bisa buat Rara gak takut lagi sama cowok. Karena setiap ada Gio, Rara selalu ngerasa ada yang lindungi Rara.” Saura menerawang, mengingat detail perlakuan Gio padanya, tanpa sadar gadis itu tersenyum tipis.

“Itu hanya trik cowok supaya kamu nyaman!”

“Rara emang udah nyaman sama Gio.”

“Tinggalin dia Saura!”

GIORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang