06 - Kembali bertemu

3.9K 391 63
                                    

Halo gays! Vote dulu ya sebelum membaca✨ jangan lupa comment dan follow!😗

Plis jangan berhenti baca di part ini, karena part part selanjutnya bakal lebih seru dari ini😩🔥

Spam comment nanti aku double up😊

Apa benar, kebetulan adalah takdir yang tertunda?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa benar, kebetulan adalah takdir yang tertunda?

...

“ASSALAMUALAIKUM WR.WB UNTUK SELURUH PENGURUS OSIS KELAS 2 DAN 3 HARAP BERKUMPUL DI DEPAN RUANG OSIS SEKARANG. TERIMA KASIH WASSALAMUALAIKUM WR.WB.”

Suara speaker pengumuman membuat Saura berdecak malas, padahal niatnya hari ini ia akan pergi bermain ke rumah Dara.

“Ya udah gapapa Ra, masih banyak waktu kok,” ujar Dara sembari membereskan buku-bukunya lalu dimasukkan ke dalam tas.

Bel pulang sekolah memang sudah sejak tadi berbunyi. Namun, kedua gadis itu masih nyaman di dalam kelasnya untuk streaming video EXO menggunakan WIFI sekolah.

Saura mengambil tasnya dengan asal lantas berlalu pergi sembari berteriak, “Rara duluan. Assalamualaikum!”

Dara hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Saura, lalu ikut beranjak pergi meninggalkan kelasnya.

***

“Meong....”

Saura menghentikan larinya ketika mendengar suara kucing. Ia menoleh, lalu menemukan seekor kucing kecil yang terjebak di pinggiran air mancur kolam ikan sekolahnya.

“Kok kamu bisa di situ Mengg?” Saura berjalan mendekat lalu mengulurkan tangan kanannya. “Meng,  ayo pegang tangan Rara, jangan cuma meong, meong doang dong!” gerutunya ketika kucing itu hanya meraung tanpa mau menjabat tangannya.

“Oh iya Rara lupa. Emeng, kan, bukan manusia ya? Pantas Emeng nggak mau pegang tangan Rara...,” gumamnya sembari menggaruk leher bagian belakangnya yang tidak gatal.

“Terus gimana caranya Rara tolongin kamu, Meng?” Saura berpikir keras.

Lalu ia tersenyum ketika sebuah ide muncul di otaknya. Ah, sekarang Saura merasa bangga pada dirinya yang terlalu cerdas.

“Meong meong meong, meong meong meong....”

Bukan, itu bukan suara kucing yang sedang meraung meminta tolong, melainkan suara cempreng Saura yang menirukan suara kucing tadi.

Saura berpikir, kalau manusia saja tidak mengerti apa yang diomongkan hewan, itu artinya hewan juga tidak mengerti apa yang diomongkan manusia. Kalau begitu tidak ada salahnya, kan, ia coba meniru sua-- ralat, omongan kucing maksudnya, agar si Emeng mengerti?

GIORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang