Chapter 4

783 26 0
                                    

***

Ashleen baru saja keluar dari lift ketika seseorang tiba-tiba memeluknya. Dave.

"Dave?" ujar Ashleen kaget. Ia tak bisa berontak  dengan kedua tangan membawa kantung belanjaan. Dave memeluknya erat.

"Thank,God." bisik Dave berulang kali.

Dave melepas pelukannya, mencium bibir Ashleen sekilas. Ia memegang wajah Ashleen yang terlihat masih kaget.
"Kamu darimana? Kamu baik-baik saja kan?" tanya Dave. Matanya terlihat khawatir.

"Gue abis bawa Dexter ke klinik." kata Ashleen datar.

Dave mendesah lega.
"Kamu gak jawab semua telfon...Casie sampe marah-marah sama aku," terang Dave. "Aku juga khawatir." lanjutnya pelan.

Ashleen hanya diam. Lalu beranjak berjalan menuju arah apartemennya. Dave mengejar, memaksa membawakan belanjaan Ashleen.

Ashleen masih diam, membiarkan Dave membawa semua belanjaannya.

Ashleen membuka kunci apartemennya. Menahan pintu tetap terbuka agar Dave bisa masuk.

Dave tersenyum. Diam-diam dia merasa senang. Setidaknya Ashleen tak lagi mengusirnya pergi. Ia pun masuk langsung menuju dapur.

Mr.Angus dan anak-anak segera berlari menyambut Ashleen. Dia mengeong menatap Ashleen.

"Dexter baik-baik saja..dia akan segera pulang..jangan khawatir..." tutur Ashleen sambil mengelus Mr.Angus. kucing itu menggeram pelan sambil melotot pada Dave.

 kucing itu menggeram pelan sambil melotot pada Dave

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dia temanku, Mr.Angus...tidak apa-apa..." kata Ashleen lagi. Mr.Angus pun menggeram lagi kali ini lebih manja sambil menggosokkan kepalanya di tangan Ashleen.

Dave mengangkat alis. Ia tersenyum memperhatikan Ashleen yang bicara sendiri dengan Mr.Angus. Satu hal yang baru dia tahu setelah 2 tahun mengenal Ashleen, gadis itu sangat menyayangi kucing. Dan tak canggung mengajak kucing-kucingnya bicara selayaknya manusia.

Ashleen tersadar ada orang lain selain dirinya disitu. Ia menoleh. Dave bersandar memperhatikannya. Cowok itu tersenyum.

"Maaf." ucap Ashleen.

Dave mengangkat bahu. Ia menghampiri.
"Kenapa minta maaf?" ujarnya.

Ashleen malas untuk menjawab. Ia beranjak ke dapur, terdengar gadis itu memanggil Mr.Angus untuk makan. Dave kagum melihat kucing gendut itu berlari sambil mengeong seperti mengajak anak-anak kucing untuk ikut. Lalu terdengar celotehan Ashleen seperti memarahi anak-anak yang ribut ketika hendak makan.

Dave tertawa kecil. Sisi lain Ashleen sebagai ibu kucing sangat menarik. Sejutek apapun, gadis itu selalu lemah lembut jika kepada kucing. Apa dia juga harus jadi kucing biar disayang Ashleen? Eh!

Ashleen kembali ke ruang tengah. Ia mengerutkan kening mendapati Dave masih ada disitu, duduk santai menunggunya.

"Apa kamu gak sibuk?" tanya Ashleen jutek. Cuek ia membuka hoodie-nya, menampilkan tanktop hitam didalamnya. Tak lupa celana joggernya. Ia lempar ke keranjang pakaian kotor. Kini gadis itu hanya memakai safe pants dan tanktop.

Pure Girl ( OnGoing-Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang