Chapter 15

268 10 0
                                    

***

Ashleen menjauhkan ponsel dari telinganya ketika suara cempreng Casie berteriak dari seberang sana.

"KUNTIIIII...KENAPA BARU NGASIH KABAR????"

Ashleen nyengir.
"Baru pindahan, sori..." sahutnya santai.

"Gue kangen...hiks..."

Ashleen terkekeh.
"Gue nggak!" ujarnya lalu tertawa girang mendengar umpatan sahabatnya itu.

"Gimana disitu? Lo tinggal dimana? Jangan bilang lo serumah sama si Bule itu?! Lo mau hamil duluan, Kunti?!"

Bibir Ashleen mengerucut.
"Nggak lah, Case...gue di flat ini..."

"What???? Flat?! Kagak salah lo, heh?! Lo bisa minta penthouse sama bokap lo! Kenapa malah di flat?!!!"

Mata amber Ashleen memutar. Dia berjalan ke arah sofa dekat jendela. Melihat ke arah luar.

"Sean juga ngomong gitu. Tapi kan gue disini mau ngerasain semuanya dimulai dari nol...hidup sendiri di negara orang..." hembus Ashleen santai. Matanya menangkap beberapa ekor burung bertengger di pagar besi balkonnya.

Terdengar Casie menghela napas.
"Ya sih...bagus juga. Gue jadi lega disini. Gak mikir lo enak-enak mulu sama si Bule..."

Ashleen mendengus, tertawa agak kesal.
"Gue gak se-pervert itu, Case...!"

Casie terkekeh.
"Terus...gimana? Udah ketemu sama emaknya si Bule?!"

Ashleen mengangguk.

"Gue gak lihat lo ngangguk, woy!!"

Ashleen tertawa menyadari kebodohannya.
"Iya. Kemarin udah...she is so beautifull women, you know that, Case?!" seru Ashleen antusias.

"Baru berapa hari aksen lo udah berubah aja..." ujar Casie terkekeh.

Ashleen garuk kepala.
"Maaf..."

Casie menghela napas.
"Nggak apa-apa, Ash...gue seneng lo ceria gitu...artinya si Bule itu mau nepatin janji dia...kalo sampe lo nangis lagi, gue bakal dateng buat bakar dia hidup-hidup!"

Ashleen tersenyum.
"Makasih, Case...maaf ya gue egois-..."

"Egois kenapa, Kunti?! Lo berhak nentuin hidup lo sendiri! Lo berhak bahagia, Sayang! ..."

Suara Casie mulai terdengar serak. Tak urung Ashleen pun menggigit bibir menahan tangis haru, meski airmatanya sudah meleleh.

"Jangan nangis! Lo jelek kalo nangis, Case!"

"Sialan! Baru juga mau nangis gue, Ash!"

Ashleen tertawa. Menelan saliva yang terasa pekat. Sejenak lalu mereka membisu.

"Jaga diri lo...be strong! Jangan gentar kalo ada senior yang bully! Cepetan nongol di majalah mode gue ya..."

Ashleen tertawa.
"Ah lo! Memangnya anak SMA main bully segala..."

"Ih jangan salah lho! Justru kayak gitu saingan juga lebih keras, Babe! Lo juga harus cerdas dalam menjaga penampilan...jangan lakuin hal bodoh...!"

Ashleen diam-diam tersenyum. Membayangkan jika sahabatnya itu ada bersamanya sekarang.

"Heh, Kunti! Malah cengengesan lo! Denger kan apa yang gue omongin?!"

Ashleen seketika diam.
"Lo punya mata batin apa, Case?!" gelaknya.

"Gue kan udah tahu kelakuan lo kalo lagi dikasi nasehat!"

Pure Girl ( OnGoing-Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang