Chapter 5

672 24 0
                                    

***

Ashleen pulang disambut anak-anak bulunya. Dave memberitahu Ashleen ia ada pekerjaan ke New York.

Ashleen terdiam. Dave berlutut di lantai, sikunya bertumpu pada sofa. Memandang Ashleen penuh harap.

"Baby..."

"Aku gak bisa, Dave."

Dave mendesah tak senang. Ia ingin mengajak Ashleen ikut serta menemaninya ke New York.

"Aku gak bisa ninggalin mereka." ucap Ashleen pelan. Matanya memperhatikan Mr.Angus yang sedang bercanda dengan anak-anak lain.

Dave berdecak kesal. Ia menghela napas keras.
"Tapi, Baby..."desah Dave tak senang.

"Kamu gak mungkin batal berangkat gara-gara aku, kan?" Ashleen menatap dalam-dalam ke mata Dave. Ia tahu Dave sangat mengharapkan saat-saat sekarang ini.

Dave menepis tatapan Ashleen. Wajahnya terlihat kebingungan.

"Ini impian kamu, Dave. Kesempatan seperti ini tidak akan datang dua kali."

Dave tertunduk. Ia memang mengharapkan saat seperti ini sekian lama. Dikontrak oleh agensi model yang memperagakan baju-baju desainer kelas dunia. Tapi, kenapa baru sekarang kesempatan itu datang? Disaat dia benar-benar bahagia merasakan kebersamaannya dengan Ashleen.

Ashleen mengangkat wajah Dave. Menatap dalam-dalam ke manik mata laki-laki itu.

"Aku ini cewek yang abis ngalamin kejadian buruk lho, Dave. Dan kamu tahu aku masih dalam tahap memperbaiki kembali jati diriku. Aku sedang dalam kondisi paling bawah dalam hidup. Sementara kamu terus melesat naik. Aku tahu kamu sangat menginginkan ini. Aku gak mau jadi penghalang kesuksesanmu," tutur Ashleen lembut.

Dave menghela napas berat.
"Aku khawatir kamu bertindak bodoh, Ash... Aku akan sangat menyalahkan diriku sendiri untuk ke sekian kali jika ada apa-apa terjadi sama kamu," ungkap Dave jujur.

Ashleen tertawa.
"Kamu pikir aku mau bunuh diri gitu?" gelak Ashleen.

Dave menarik bibirnya ke samping. Merasa candaan Ashleen sama sekali gak lucu.

Ashleen tersenyum.
"Kamu tahu? Aku sempat niat mau bunuh diri waktu di hotel itu...rendaman sepuasnya di bak mandi besarnya aja bisa kok." kenang Ashleen. Matanya menatap ujung kakinya.

Dave lantas memeluk Ashleen. Dia tak bisa membayangkan jika gadis itu gelap mata saat itu.

Ashleen mengusap lengan Dave. Merapatkan kepalanya di bahu cowok itu.
"Tapi aku ingat mereka...Mr.Angus dan anak-anak...kalo aku gak ada yang ngasih makan mereka siapa nanti?" lanjut Ashleen setengah bercanda.

Dave mengusap kepala Ashleen. Dia melepas pelukannya, memandang Ashleen dari dekat.

"Serius kamu cuma mikirin kucing gendut itu?"

Ashleen tertawa.
"Abisnya mau mikirin siapa lagi?" kekeh Ashleen.

Wajah Dave memerah. Ia tersindir. Tentu saja, waktu itu kan Ashleen melihatnya sedang bercinta dengan Nicole. Dia jadi salah satu penyebab kekacauan dalam hidup Ashleen.

"Maafkan aku." bisik Dave tertunduk.

"Hei." potong Ashleen cepat. Ia menunduk demi melihat wajah Dave.

"Aku sekarang baik-baik aja berkat kamu, Dave," ucap Ashleen memiringkan kepala sambil tersenyum.

Dave mengangkat kepala. Ia memandang wajah Ashleen, mencari kenyataan jika gadis itu tak berpura-pura bahwa dia baik-baik saja.

Pure Girl ( OnGoing-Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang