***
"NEW YORK?!!!" jerit Cassie kaget. Suaranya cempreng ditambah intonasi tinggi plus acara menggebrak meja pula.
Ashleen meringis menutup kedua telinganya.
"Jangan becanda lo, Ash?!" teriak Cassie tak percaya.
Ashleen melepas sumbatan jarinya. Ia melirik sekitar cafe, orang-orang menoleh ke arah mereka meski hanya sebentar. Oke, ini memang cafe milik Cassie, tapi bukan berarti dia bisa seenak pantat teriak-teriak, kan?!
"Iya.." jawab Ashleen santai seraya meneguk coklat hangatnya.
Cassie masih ternganga menatapnya. Lalu mendengus.
"Lo tuh ya..udah balik ke apartemen gak bilang-bilang, tetiba kesini pamitan mau ke Amrik?!" omel Cassie.
"Mr.Angus mau lo kemanain, hah?" lanjutnya kesal. Bersedekap tangan di dada, membuat bukit kembarnya menyembul dari balik kaos pendek longgar sebatas udel yang dipakainya.Ashleen nyengir.
"Ya gue bawa lah, Case...bisa kurus ntar dia kalo gue titipin ke lu..." ujarnya mencomot strawberry dari piring.Cassie mencondongkan badannya. Kedua tangannya bertumpu di meja. Pinggangnya yang terbuka karena kaos pendeknya semakin terbuka. Menampilkan lekuk pinggang rampingnya.
"Eh..lo serius, Ash?!" tukasnya lagi ingin meyakinkan.
Ashleen mendorong bahu Cassie demi membuatnya kembali duduk sebelum air liur para pengunjung laki-laki menetes melihat aurat gratis itu. Gadis itu menurut.
"Yes." jawab Ashleen datar.
Casie memegangi keningnya. Memijit-mijit pelipisnya. Ia mendengus lalu beranjak dari kursinya.
"Terserah!" sergahnya jengkel.
Ada kesedihan di matanya. Ashleen melihat itu. Ia pun menarik napas.
"Case...tunggu...!" seru Ashleen berdiri mengejar Casie.
Casie tak menoleh. Ia berjalan cepat tak peduli Ashleen mengejarnya. Nathan yang sedang mencatat pesanan di meja bar berkerut kening heran melihat tingkah keduanya.
Casie masuk ke dalam ruangan manager, diikuti Ashleen.
"Case..." panggil Ashleen.
Casie tak menjawab, ia berdiri bertumpu pada tepian meja dengan kedua tangannya.
"Casie..." panggil Ashleen lagi seraya memeluk sahabatnya itu dari belakang. Bersandar manja di punggung Casie.
"Alasannya apa?" ucap Casie tanpa menoleh.
Ashleen menempelkan keningnya di punggung Casie. Terdiam sejenak. Ia tahu keputusannya ini sangat tiba-tiba.
"Cuma mau mencoba hal baru disana..." ucap Ashleen pelan.
Casie menegakkan tubuhnya dengan Ashleen masih mendekapnya.
"Maksud lo apa?" tanya Casie tak mengerti.
Ashleen menghela napas.
"Cuma mau mencoba ninggalin semuanya disini, Case..." lanjut Ashleen."Termasuk gue?!" ucap Casie ketus.
Ashleen tak menjawab. Casie melepas dekapan Ashleen, ia berbalik.
"Lo baik-baik saja kan, Ash?" tanya Casie memegang kedua pipi Ashleen. Matanya terlihat cemas.
Ashleen termangu. Casie jelas sangat menyayangi dirinya.
Ashleen tersenyum.
"Nggak...ibu Sean nawarin gue jadi model, jadi...""WHAT?!" pekik Casie melotot kaget.
"Kenapa? Salah ya?"
Casie menarik pipi Ashleen gemas.
"Lo tuh ya?! Sebenernya kenapa sih? Sekarang tiba-tiba mau jadi model?! Lo sadar gak sih?!"Ashleen mengusap-usap pipinya yang terasa kebas. Matanya berair. Sakit.
"Gue sadar dong, Case..." gerutu Ashleen jengkel.
Casie mendengus.
"Gue heran aja tetiba lo bilang mau jadi model. Lo kan introvert sejati!"Ashleen nyengir. Memang sih, kemarin-kemarin dia tidak suka berhadapan dengan orang baru atau banyak orang. Tidak heran jika Casie merasa aneh.
"Gue bakal sering-sering telfon kok, Case..." rengek Ashleen merangkul lengan Casie dengan manja.
Casie mendelik. Melihat wajah sahabatnya itu, sepertinya Ashleen memang serius. Ia pun menghela napas.
"Oke." ujar Casie melepas tangan Ashleen.
Ashleen melompat girang. Seraya bertepuk tangan senang. Casie tersenyum. Kenapa juga Ashleen segitunya, padahal kan gadis itu tidak perlu minta ijin segala.
"Kapan lo berangkat?" tanya Casie. Seraya duduk di tepian meja.
"Minggu ini sama Sean." jawab Ashleen tersenyum lebar. Wajahnya terlihat lega.
Casie mengangguk-angguk. Sejenak lalu ia merentangkan kedua lengannya, meminta Ashleen memeluknya. Langsung saja Ashleen menghambur, memeluk sahabatnya itu. Mereka berpelukan erat.
"Baik-baik ya lo disana ntar...jangan kebawa arus sama pergaulan bebas..." nasihat Casie mengelus rambut Ashleen. Dia akan sangat kesepian jika Ashleen tidak ada.
Ashleen mengangguk di bahu Casie. Tertawa tak bisa diam.
"Gue ngerasa lagi diceramahin emak-emak, Case..." celetuk Ashleen terkekeh, meski tak urung matanya menghangat berkaca-kaca.
Casie menoyor samping kepala Ashleen gemas. Memeluknya lebih erat. Ia sedih. Ia khawatir. Ashleen lebih seperti adik baginya. Tapi, toh bagaimanapun ia tak punya hak melarang. Lagipula ia juga bahagia melihat Ashleen berubah ceria dan tak lagi menjadi pribadi yang tertutup.
Pintu ruangan terbuka. Nathan muncul, ia tersenyum melihat kedua gadis itu tengah berpelukan. Melihat mata sembab Casie, dia paham suasananya sedang tidak baik.
"Oh, c'mon, Girl! Are you becomin an lesbian or what?!" celetuknya dengan wajah kaget dibuat-buat.
Sontak saja kedua gadis itu tertawa. Melempari Nathan dengan barang yang ada. Membuat laki-laki itu tergelak seraya menghindar.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Pure Girl ( OnGoing-Revisi )
RomanceRank : #1 - kisses 15/06/2021 #2 - modelling 15/06/2021 #2 - mirandakerr 15/06/2021 #2 - codychristian 15/06/2021 #3 - victoriasecret 15/06/2021 #3 - kisses 03/08/2019 #5 - sean'opry 15/06/2021 #8 - newyork 15/06/2021 Cast : Miranda Kerr/Cody Christ...