Chapter 21

150 9 0
                                    

***

Hanna menatap gemas pada Sean. Antara ingin tertawa dan jengkel dengan sikap putranya itu.

Siang ini dia datang ke kantor Hanna dan cuma duduk diam diatas bufet dekat jendela. Tidak mengganggu, karena dia bukan anak kecil yang merecoki ibunya yang sedang bekerja. Tapi itu kebiasaan Sean jika sedang gusar atau merasa kesal. Dan Hanna menebak, penyebabnya tak lain pasti soal Ashleen.

"Kudengar dari Miguel, Ashleen akan membawakan fantasy bra Victoria musim ini..." kata Hanna membuka obrolan, tepatnya memancing reaksi Sean.

Dan memang benar. Sean langsung mendengus karenanya. Membuat Hanna menahan senyum.

"Aku heran kenapa kau selalu tidak senang jika Ashleen dapat job begitu..." celetuk Hanna bersidekap tangan.

Sean turun dari bufet, berjalan malas ke arah sofa dan menghempaskan badannya disana.

"Aku tahu ini kekanakan..." hembusnya pelan.

Hanna mengangkat sebelah alisnya. Menunggu. Tapi jeda beberapa saat, Sean tak kunjung meneruskan kalimatnya.

"Lalu?" tanyanya.

Sean menoleh, mendapati ibunya menatapnya. Tiba-tiba bibirnya tersenyum, mendenguskan tawa kecil. Seraya menggelengkan kepala.

Hanna hanya memutar bola matanya melihat tingkah putranya itu.

"Kenapa?" tanya Hanna agak malas.

Sean menundukkan kepalanya sejenak, menetralkan kembali wajahnya yang seharusnya terlihat kesal saat ini, tapi dirinya malah tak bisa menahan senyum menertawakan sikapnya yang kekanak-kanakan.

Dia kembali mendongak, berdeham sebentar. Lalu menatap ibunya.

"Maaf...harusnya aku tidak begini..." ucapnya lembut. Tersenyum tipis.

Hanna menurunkan tangannya, melangkah ke depan seraya menjulurkan kedua tangannya. Meraih kepala Sean kedalam pelukan hangat.

"Kau sangat mencintai Ashleen, Sayang.. " hembus Hanna lepas. Mencium kepala Sean penuh sayang.

Sean tersenyum lebar, memejamkan mata meresapi kasih sayang sang ibu.

Hanna melepas pelukannya. Menunduk menatap Sean, menepuk bahu putranya itu.

"Percayalah padanya sepenuhnya,...perempuan seperti Ashleen justru akan pergi jika kau terlalu melindunginya..." ucap Hanna menjawil hidung Sean.

Sean terkekeh menangkap tangan ibunya itu.
"Yah...bukankah dia seperti versi muda dari Hannah O'Connor?!" ujarnya mengedipkan mata.

Hanna tertawa karenanya. Wanita yang tetap cantik meski berusia hampir setengah abad itu menganggukkan kepalanya. Membenarkan.

"Ya, ya...aku seperti melihat masa kejayaanku dulu melalui Ashleen..." kekehnya diujung tawa.

Sean tersenyum lebar. Hatinya menghangat melihat ibunya yang ceria.

Sean menghela napas panjang. Rasa kesal dihatinya terangkat sudah. Dia merasa ringan. Dia pun berdiri, menggandeng bahu ibunya.

"Terimakasih..." ungkapnya tulus seraya mencium pipi Hanna.

Hanna tersenyum, menyentuh pipi Sean untuk membalasnya.

Sean berpamitan. Hanna merasa lega melihat wajah putranya kembali ceria saat meninggalkan ruangannya.

***

Ashleen melompat dan berteriak histeris diatas tempat tidur. Berseru kencang lalu tertawa sambil terus melompat-lompat dengan wajah berbinar.

Miguel berdiri berkacak pinggang, menatap gemas pada anak didiknya itu. Dia sendiri ikut tertawa bahagia.

Pure Girl ( OnGoing-Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang