Chapter 20

186 8 2
                                    

***

Sean menatap layar ponselnya tanpa berkedip beberapa lama. Apa yang dilihatnya saat ini seperti sengatan kecil namun terasa ngilu.

Deretan berita di feed Google hari ini menampilkan foto Ashleen dengan Dave berpelukan. Tampaknya mereka tanpa sengaja bertemu di suatu tempat. Sean tahu disana juga ada Miguel, terlihat dari adanya mobil mungil warna kuning milik manajer Ashleen itu. Juga ada pantulan bayangan Miguel sendiri dari kaca mobil. Namun judul berita gosip tersebut cukup membuatnya sedikit gusar.

Pertemuan Rahasia Antara Ashleen Crawford dan Dave Christian.

Sean sepenuhnya sadar akan popularitas Ashleen sekarang menjadikannya sasaran empuk para pencari berita. Terutama paparazzi yang menjadikannya ladang uang dengan menjual foto Ashleen ke laman gosip.

Tapi perasaan cemburu pada Dave membuatnya menyingkirkan itu semua. Terus terang dia takut Ashleen akan kembali pada Dave.

Pintu ruangannya terbuka. Dia mendongak. Hanna berjalan ke arah mejanya.

"Jangan percaya apapun yang kau lihat dari berita gosip, Sean..." ucapnya seraya menghempaskan diri di kursi depan meja.

Sean menghela napas. Mendorong ponselnya diatas meja. Dia sendiri menyandarkan punggungnya ke kursi.

"It's very disgusting..." keluhnya mengusap wajahnya kasar.

Hanna diam memperhatikan Sean. Kentara sekali segala apapun tentang Ashleen pasti bisa mengusik pikiran putranya itu.

"Sebaiknya kau keluar sekarang sebelum mengacaukan kantor ini!" hembus Hanna berpura-pura jengah.

Sean melirik ibunya itu. Dia tertawa kecil. Lalu berdiri, meraih jas yang disampirkan di sandaran kursinya.

"Thank you, Mom." bisiknya mengecup kepala Hanna sebentar seraya menyentuh bahunya lembut dari belakang.

Hanna tersenyum membalas genggaman tangan Sean yang berlalu pergi.

Terdengar pintu terbuka dan kemudian menutup. Hening.

Hanna menghela napas panjang.
"Dasar anak nakal." gumamnya menahan senyum.

.
.
.

Ashleen menghela napas lega begitu kilatan lampu kamera terakhir selesai. Sesi pemotretan untuk salah satu rumah mode sudah bergulir sepanjang hari. Dan dibawah terik matahari pantai. Dirinya dan beberapa model berpose untuk mengisi majalah mode yang mengusung tema musim panas yang akan datang sebentar lagi. Tentu dengan bikini diantara wardrobe-nya.

Jessica mengulurkan tangannya yang memegangi payung, menaungi sang model yang berjalan menuju gazebo.

"Sunscreen-nya tepat. Kau tidak akan menjadi coklat belgian setelah ini." ujar Jessica tersenyum. Satu tangannya menyodorkan segelas jus apel hijau.

Ashleen terkekeh. Seraya menerima gelas jus.
"Tak apa. Toh minggu depan aku ada jadwal dengan salah satu merk es krim itu, kan?" kata Ashleen menyeruput jusnya dengan lega.

Jessica menepuk jidatnya sendiri.
"Oh, iya. Maaf aku lupa." desahnya. Dia bersyukur karena menjadi asisten model seperti Ashleen, yang bahkan mengingat jadwalnya sendiri.

Ashleen menghempaskan dirinya diatas kursi pantai. Dia lelah. Sungguh. Dia tidak suka cuaca musim panas seperti ini.

Jessica kembali mengaplikasikan tabir surya dengan kadar tinggi ke tubuh Ashleen. Jangan sampai kulit model itu terbakar. Dia sendiri sudah mengolesi tubuh dan wajahnya.

Pure Girl ( OnGoing-Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang