BAB 7

2.3K 145 10
                                    

     Aldo segera memarkirkan mobilnya sejajar dengan mobil pengunjung yang lainnya. Setelah mesin mobil mati Yasa dan Aldo membuka sabuk pengaman.

     "Van! Bangun, udah sampe, molor terus." kata Indra sambil menggncang-guncangkan tubuhnya. Sementara Yasa menengok ke arah jok belakang membantu Indra membangunkan Evan yang tertidur pulas.

     "Eh udah sampe ya? Cepet amat!" jawab Evan setengah tersadar sambil mengucek matanya.

     "Eh lu ngiler yak?!" tanya Evan.

     "Masa? Mana?" tanya Indra melihat bibir Evan.

     "Nggak kok! Sembarangan kalo ngomong lu!" jawab Evan sambil mengusap mulutnya.

     "Itu kaca kok basah?" tanya Yasa. Sementara Indra hanya tertawa.

     "Itu embun napas gua kali! Mana ada gua ngiler." jawab Evan sambil membuka pintu mobil.

     "Wah Al, kayaknya lu nanti cuci mobil lu tuh, biar si Evan yang bayar." kata Yasa sambil keluar dari mobil dan menutup pintu.

     "Udah gak apa-apa kok heheheh." jawab Aldo. Kemudian mereka berjalan masuk ke dalam pintu mall. Mereka pun melewati sebuah Walkthrough Metal Detector yang berbentuk kotak sebelum masuk ke dalam mall dan di periksa oleh keamanan mall. Setelah itu mereka berjalan menuju sebuah lift. Terlihat beberapa orang yang juga menunggu kedatangan lift. Setelah pintu terbuka semua masuk ke dalam lift.

     "Lu bisa gak naik lift? Ntar gemeteran lagi." kata Evan menatap Yasa.

     "Elu tuh! Masuk mall aja lepas sendal." jawab Yasa. Mereka pun tertawa.

     "Masih mending gua, emang Indra, naek pesawat aja semua pramugari nya di salim tangannya." jawab Evan. Seketika membuat yang lainnya tertawa.

     "Emang iya Ndra?" tanya Yasa sambil tertawa.

     "Kagak lah! Bisa-bisaan mulutnya Evan aja tuh!" sahut Indra. Aldo pun hanya tertawa menggelengkan kepala mendegar celotehan dan tingkah mereka.

     "Ehhh... Ada undak-undakan mlaku dhewek!" celetuk Evan.

     "Apaan tuh?" tanya Yasa heran.

     "Itu escalator jalan sendiri!" jawab Evan sambil menujuk ke arah depan setelah mereka keluar dari lift.
Lagi-lagi mereka menahan tawa dengan becandaan yang terlontar dari mulut Evan. Setelah itu mereka telah sampai di food court dan memesan beberapa makanan. Setelah membayar akhirnya mereka duduk di bangku   yang sudah di sediakan oleh pengelola food court. Tak lama pesanan makan dan minum mereka datang.

     "Selamat makan semua." kata Evan.

     "Mari selamat makan." jawab Aldo.

Setelah mereka selesai makan akhirnya mereka meninggalkan food court dan berjalan menuju toko buku.

     "Eh kita nonton aja yuk!" ajak Evan.

     "Nonton apaan?" tanya Yasa.

     "Nonton maling digebukin! Pake nanya lagi lu! Ya nonton siopkop lah." jawab Evan dengan mulut komat kamit.

     "Bioskop Van, bukan siopkop." jawab Aldo tersenyum.

     "Jangan diladenin omongannya Al, dia emang suka sembarangan kalo ngomong." jawab Yasa.

     "Nanti lah, kita baca buku dulu ya." kata Indra sambil merangkul Evan, dengan mulut komat kamit Evan mengangguk dan berjalan masuk ke toko buku.

Mereka pun sibuk melihat-lihat beragam pernik-pernik, peralatan sekolah, buku, sampai pajangan-pajangan. Aldo pun tengah asik membaca sebuah buku, sementara Yasa masih mencari buku di rak dekat Aldo.

     "Lu baca buku apaan Al?" tanya Yasa.

     "Ini tentang buku horor." jawab Aldo. Tak lama Indra pun menghampiri Aldo dan Yasa.

     "Eh Ndra, Evan mana?" tanya Yasa.

     "Tuh lagi ke area maenan dia. Lagi liat mobil-mobilan." jawab Indra. Semua pun sibuk membaca buku.

     Jam menumjukkan pukul lima sore, akhirnya Yasa, Indra, dan Aldo membayar buku dan menunggu Evan yang sedang membayar seduatu.

     "Lu beli apaan Van?" tanya Indra.

     "Beli mobil-mobilan sama miniatur motor buat pajangan di kamar, bagus gak?" tanya Evan.

    "Buat apaan? Kenapa gak lu beli buku aja kek, atau beli peralatan kuliah." sahut Yasa.

     "Biarin sih! Kan waktu kecil gua gak punya mobil-mobilan sama motor-motoran!" jawab Evan sambil membawa belanjaannya yang sudah di bayar. Kemudian mereka keluar toko buku dan berjalan menuju lift.

     "Gak jadi nonton?" tanya Indra.

     "Gak usah lah, kita balik aja yuk!" jawab Evan. Akhirnya mereka masuk ke dalam lift.

Sampai dikostan mereka berkumpul di dalam kamar sambil menonton tv. Sementara Aldo langsung pamit pulang kerumahnya. Yasa keluar dari kamar mandi dan menggantungkan handuk ke belakang pintu kamar. Indra pun masuk membaringkan diri di ranjang, sementara Evan sedang asik bermain mobil-mobilan dan miniatur motornya.

     "Masa kecil kurang bahagia tuh!" Kata Indra.

     "Iya Ndra, sumpah dulu waktu gua abis sunat aja banyak yang kadoin duit daripada mainan. Ya udah akhirnya pas gua anterin nyokap ke pasar gua minta beliin kapal-kapalan yang pake minyak tanah tuh, lu masih inget gak?" tanya Evan yang tetap asik bermain mobil-mobilan.

     "Hahahaha, iya gua inget tuh! Gua dulu juga punya, tapi gua sih pulang les, langsung maen di lapangan sama temen-temen komplek gua." jawab Indra.

     "Eh liat nih film seru banget deh!" kata Yasa yang duduk di kasur sambil memeluk gulingnya. Evan pun meninggalkan mainannya di atas meja dan ikut menenonton bersama Yasa dan Indra. Namun tanpa disadari mobil-mobilan yang di meja belajar seperti bergerak sendiri. Evan pun langsung menatap mobil-mobilannya.

     "Eh itu... Ituu.....!" kata Evan.

     "Apaan sih!" jawab Yasa.

     "Tadi mobil-mobilannya gerak sendiri!" kata Evan yang langsung melompat ke tengah-tengah Yasa dan Indra.

     "Apaan sih nih anak nyempil-nyempil!" jawab Yasa.

     "Itu cobaa liat dulu!" kata Evan menunjuk ke arah mobil-mobilan. Yasa dan Indra menatap ke arah meja belajar.

     "Ah ngaco lu! Udah gak ada apa-apa! Sonoan sih! Sempit ini duduknya." jawab Yasa. Sementara dengan mulut komat kamit Evan beranjak dari duduk nya dan berjalan menuju kasurnya untuk tidur.

     "Udah pada mau tidur kan? Gua matiin ya kamar nya." kata Yasa sambil beranjak dari kasur mematikan lampu. Sementara Indra mematikan tv dan berbaring ke ranjangnya. Saat Yasa membalikkan badan ke arah kasur terlihat di belakang Yasa ada penampakan sosok berambut sebahu yang berdiri dan menunduk. Dengan mata putih sosok mahluk itu hanya melirik ke arah Yasa dan bayangan itu sekelebat menghilang.

 Dengan mata putih sosok mahluk itu hanya melirik ke arah Yasa dan bayangan itu sekelebat menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*hanya sebuah ilustrasi gambar.

JINGGA 2 (BAB 1 s/d BAB 38 ).. End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang