BAB 23

2.1K 151 17
                                    

     Minggu pagi yang sangat cerah menyinari taman, burung-burung yang berkicau dan kupu-kupu yang berkeliaran di area taman menambah keindahan pagi itu. Di dalam terlihat Indra sedang mencuci piring, sementara Evan sedang menyiram tanaman. Tak lama Evan keluar sambil membawa sapu dan pengki.

     "Ucuupp! Itu kupu-kupu gak sekalian lu ajak mandi di pancuran selang?" canda Evan sambil menatap Yasa.

     "Siapa Ucup? Lu aja sini gua siram, mao? Eh Bambang, tumben lu bisa bangun pagi!" jawab Yasa dengan nada becanda.

     "Kok Bambang? Nama gua Fernando!" jawab Evan dengan mulut komat kamit. Tak lama Jaka mengetuk pintu pagar. Evan dan Yasa melihat ke arah pagar dan Yasa bergegas membuka pintu pagar.

     "Eh Jaka, sini main. Masuk yuk!" kata Yasa. Dengan malu-malu Jaka masuk membawa sebuah rantang.

     "Eh Jaka bawa apaan?" tanya Evan duduk di bangku teras, kemudian Jaka menghampiri Evan dan duduk memberikan rantangnya.

     "Ini dari mamah." jawab Jaka tersenyum.

     "Wah makasih banyak ya, bentar ya, om pindahin tempat dulu." kata Evan yang membawa masuk rantang kedalam. Kemudian Yasa menghampiri Jaka yang berada di teras.

     "Jaka, om boleh tanya sesuatu gak?"

     "Boleh, tanya apa?" kata Jaka.

     "Hmm..., Jaka masih suka ketemu kaka Ingga?"

     "Suka, tapi kadang kaka Ingga suka pergi." jawab Jaka.

     "Pergi kemana? Jaka tau gak?" tanya Yasa dengan wajah serius.

     "Hmmmm kemarin kan kaka Ingga pergi sama om?" kata Jaka.

     "Hah? Masa? Pergi kemana?" tanya Yasa penasaran.

     "Itu, waktu om pulang pergi itu tuh yang kasih oleh-oleh ke mamah, Jaka liat kaka Ingga lagi peluk temennya om. Makannya Jaka cuma liatin aja." kata Jaka.
Yasa terdiam mengingat kejadian saat pulang dari liburan.

     "Oh waktu itu, hah? Peluk temen om yang mana?" tanya Yasa makin penasaran.

     "Itu temen om yang bukan tinggal di sini itu, yang cowok." jawab Jaka.

     "Aldo….." Guman Yasa terdiam.

Tak lama Evan keluar membawa rantang kosong yang telah di cucinya.

     "Jaka tolong bilang sama mamah trimakasih banyak ya kue nya, kalau ada lagi boleh dikirim." kata Evan.

     "Ish! Gak sopan lu!" sahut Yasa.

     "Eh hehehe cuma becanda, Jaka mau minum gak? Nih buat Jaka." tanya Evan sambil memberikan minuman kotak dingin.

     "Makasih om, ya udah Jaka pulang dulu." jawab Jaka dengan polos dan berjalan keluar pagar. Sementara Yasa mengikuti Jaka dan menutup pintu pagar. Kemudian Yasa merapihkan selang dan masuk ke dalam kostan.

     Siang itu saat Indra menjemur baju bersama Yasa, Evan sedang memasak nasi, tak lama terdengar pagar di ketuk, Evan segera membuka pintu depan dan melihat ke arah pagar.

     "Eh Aldo, sini masuk." kata Evan membantu membukaan pintu pagar. Aldo pun segera masuk dan Evan menutup kembali pagarnya.

     "Anak-anak pada kemana?" tanya Aldo.

     "Anak siapa? Anakonda? Hehee." canda Evan.

     "Lah.. Ehhehee." tawa Aldo renyah dengan senyum yang manis.

     "Ada lagi pada jemur baju, abis pada nyuci, ayo masuk!" kata Evan. Kemudian Aldo dan Evan masuk ke dalam. "Ujang! Burhan! Ada tamu nih!"

     "Hah? Siapa tuh? Ada penghuni baru?" tanya Aldo bingung.

     "Kagak, emang suka ngasal aja gua manggilnya, ntar lu juga terbiasa dengan kebiasaan gua heheeh." jawab Evan tertawa. Tak lama Indra masuk ke dalam membawa ember kosong, disusul Yasa.

     "Eh Al, kapan dateng?" tanya Indra.

     "Baru aja, wah lagi pada kerja bakti nih? Maaf ya ganggu." Kata Aldo.

     "Nggak, udah selesai kok, santai aja, lu mau minum apa? Ambil sendiri dah di kulkas." kata Yasa sambil memakai baju.

     "Eh kalian udah makan siang?" tanya Aldo.

     "Belum sih, kenapa? Mau traktir ya? Dimana?" Celetuk Evan.

     "Ish! Apaan sih lu Van! Eehh.. Lu mau makan? Ayo aja kita masak." kata Yasa tersenyum. Sementara Evan dengan mulut komat kamit hanya menatap Yasa.

     "Kita pesen makan aja yuk, yang deket-deket sini. Nanti gua yang bayar." kata Aldo tersenyum.

     "Aldo ulang tahun ya? Happy new york ya!" sahut Evan sambil menepuk tangannya.

     "Eehh bukan, cuma pengen makan bareng sama kalian aja kok." jawab Aldo tersenyum gugup. Kemudian Yasa menghampiri Evan dan saling menatap.

     "Happy birthday! Bukan happy new york! Jangan celamitan bisa gak?!" kata Yasa dengan wajah serius dan mata yang melotot.

     "Oh, udah ganti ya namanya? Udah sih jangan marah-marah mulu, kaya aki-aki lagi antri pensiunan lu!" sahut Evan dengan mulut komat kamit. Kemudiam Yasa berjalan menuju cucian piring untuk mencuci tangan.

     "Ya udah kita cari makan aja, kita ajak Vika sama Icha juga." kata Indra.

     "Wah ide bagus tuh!" sahut Aldo.

     "Emang muat meja makannya?" tanya Evan.

     "Kita makan lesehan aja yuk! Kayaknya di teras depan seru." kata Aldo tersenyum.

     "Ah panas di teras, disini aja ya, paling kita geser meja makannya. Gimana?" kata Evan. Kemudian Yasa, Indra dan Aldo saling menatap dan mengangguk.

     "HAYUK!" Jawab mereka kompak.

     Akhirnya saat Icha dan Vika berkumpul mereka membatu Indra menyapkan tikar di lantai, pintu depan  dan jendela terbuka agar sirkukasi hawa dari luar masuk ke dalam. Yasa menyiapkan piring dan lauk, sementara Evan membuat minuman dingin, Aldo pun membantu Yasa menyiapkan makan siang dan meletakkan di atas tikar.

     "Nah kita udah kumpul, seru nih, ayo kita makan." kata Icha.

     "Ya ampun Vika lu bawa gelas sendiri?" tanya Evan tersenyum.

     "Iya dong, kan gelasnya lucu, ada gambar ikan-ikan gemesin." kata Vika tersenyum.

     "Emang isi minumanya apa?" tanya Evan penasaran.

     "Jus jeruk, mau?" tanya Vika.

     "Maaaaauu…." jawab Evan tersenyum sambil menepuk tangannya dan menyerahkan gelas kosong ke hadapan Vika. Namun Evan terkejut saat Yasa menuangkan sebotol air putih dingin.

     "Gak usah celamitan! Ini lu juga punya yang dingin." kata Yasa. Dengan mulut komat kamit Evan hanya memandang Yasa dan Vika. Sementara yang lainnya hanya tertawa melihat tingkah Evan. Akhirnya mereka menikmati makan siang.

JINGGA 2 (BAB 1 s/d BAB 38 ).. End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang