BAB 36

1.9K 133 0
                                    

     Malam itu Indra menggantungkan jaketnya di balik pintu, sementara Evan sedang mandi. Namun Indra terdiam saat ia merasakan sesuatu, seperti ada yang memperhatikan dari belakang. Indra memberanikan diri menengok ke belakang ke arah jendela. Namun tak ada siapapun yang ia lihat. Nafas nya sedikit lega. Kemudian Indra membuka bajunya dan berjalan menuju kaca. Indra memperhatikan tubuhnya yang terlihat kurus sedikit berisi. Kemudian Indra segera memakai baju dan menyisir rambutnya. Setelah menyisir Indra berjalan menuju pintu kamar dan membuka untuk ke ruang makan. Namun Indra tak menyadari bayanganya di kaca terdiam menatap tajam.

     "Lu kenapa Yas? Kok diem aja?" tanya Indra yang menghampiri Yasa dan duduk di ruang makan sambil menikmati secangkir teh hangat.

     "Gak apa-apa, cuma gua mikir aja kenapa kakaknya Aldo bisa kecelakaan secara mendadak? Trus gua masih penasaran sama inisial huruf yang di buku diary nya." jawab Yasa.

     "Oh gitu, emang kenapa lu bisa penasaran?" tanya Indra.

     "Ya gua gak tau, perasaan gua gak enak aja." jawab Yasa dengan wajah cemas dan gelisah.

     "Gak enak kenapa Yas?" tanya Indra.

Tak lama Evan keluar kamar mandi dan duduk di samping Indra. Kemudian Yasa beranjak dari duduknya.

     "Lu mau kemana Yas?" tanya Evan.

     "Mau mandi, mau ikut?" canda Yasa dan masuk ke dalam kamar.

     "Ogah!" jawab Evan sambil meneguk teh hangat Yasa.

     Malam itu semua tertidur lelap, suasana di luar terasa dingin, rintik hujan turun membasahi taman. Hembusan angin membuat pepohonan bergoyang mengikuti arah angin. Suasana di dalam kamar terlihat gelap, hanya cahaya lampu dari luar jendela kamar yang menolong memberikan cahaya redup menembus tirai jendela. Terlihat gagang pintu sedikit bergerak. Namun Yasa, Evan dan Indra tak merasakannya. Terlihat sebuah tangan dengan kuku yang panjang merangkah patah menuju kasur dan mulai menggerayangi kaki Indra. Perlahan sebuah kepala dengan perlahan mengendap-endap dari bawah kasur. Tiba-tiba tv pun menyala. Yasa terbangun saat melihat cahaya dari layar tv yang menyinari ke matanya. Dengan sedikit sempoyongan Yasa mencari remot yang berada di dekat meja kecil dan mematikan tv kamar. Yasa pun kembali memejamkan mata dan tertidur pulas.

     Suara geraman seperti nafas terengah-engah terdengar di telinga Indra. Sebuah kepala menghampiri Indra. Terlihat mata yang tajam wajah yang pucat dan rambur acak-acakan terlihat menyeramkan menatap wajah Indra yang sedang tertidur lelap. Tiba-tiba bayangan mahluk itu menghilang, suasana kembali senyap. Seketika mata Indra membuka lebar hingga membuat tatapannya kosong.

 Seketika mata Indra membuka lebar hingga membuat tatapannya kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Hanya sebuah Ilustrasi gambar.

JINGGA 2 (BAB 1 s/d BAB 38 ).. End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang