Pagi itu setelah selesai jam mata kuliah pertama Evan dan Aldo saling berangkulan menuju kantin. Sementara Vika menggandeng tangan Yasa, Icha pun berjalan di samping Vika.
"Eh Ndra mau kemana?" tanya Vika.
"kalian duluan aja, gua mau ke toilet bentar." jawab Indra dan segera berlari ke lorong menuju toilet.
"Eh Al.." kata Evan sambil berbisik dan merangkulnya.
"Woi! Ngapain bisik-bisikan?" kata Yasa.
"Sssstt diem! Kita lagi bisik-bisik tetangga nih, anak kecil gak boleh tau!" kata Evan yang kembali berbisik pada Aldo. Sementara Aldo mengangguk sambil tersenyum.
"Kaya lagu dangdut aja." sahut Yasa sambil terus berjalan dan merangkul Vika dan Icha.
"Hayooo ketangkep lu sekarang! Makan apaan itu!!" kata Evan sambil memegang tangan Aris yang sedang duduk dan membawa kantong plastik. Sementara Aldo pun juga membantu Evan memegang tangan Aris agar tidak kabur.
"Eh kakak… anuu.. lagi makan lidi-lidian." kata Aris dengan pasrah. Namun Aris menengok ke arah Aldo. "Kakak siapa?" tanya Aris.
"Eh, dia itu sahabat gua! Makan apaan? Lidi-lidian? Emang enak?" tanya Evan yang melihat tangan Aris penuh dengan bumbu cemilan itu.
"Pedes kak, ada yang asin juga, kakak mao?" tanya Aris.
"Emang itu asli bikinnya pake sapu lidi?" tanya Evan bingung dan menatap Aldo.
"Emang ia?" tanya Aldo bingung.
"Emang kakak belum pernah jajan ginian?" tanya Aris sambil menatap Aldo.
"Belum." jawab Aldo menggelengkan kepala.
"Makannya sekali-sekali jajan ke warung, jangan jajan ke emol mulu!" canda Evan yang langsung mengambil cemilan Aris dan mengunyahnya. "Eh enak juga nih, ini sih sapu lidi di kasih bumbu yak?"
"Eh Van, jangan, kasian dia laper." kata Aldo.
"Please deh Al, jangan percaya sama kepolosan nih anak! Lu tau gak di tasnya udah kaya warung berjalan. Cemilannya banyak di tas!" kata Evan sambil mengunyah lidi-lidian.
"Emang enak?" tanya Aldo bingung.
"Enak kak, banyak MSG nya! Ada yang pedes, ada yang asin juga kok." jawab Aris.
"Aduuhh aduuuh aduuuhhhhh ampunnnn!" teriak Evan yang di jewer oleh Icha.
"Bisa gak lu gak celamitan sama anak orang? Kasian ih dia! Balikin gak!" kata Icha.
"Cuman godain doang kok Cha. Ah ini enak, dia pasti masih punya banyak di tas nya. Aduhh lepasin ampun sakittt." kata Evan yang langsung mengikuti arah Icha ke kantin bersama Yasa dan Vika.
"Maafin temen gua ya, dia emang gitu kok. Maaf juga tadi gua disuruh sama Evan." jawab Aldo sambil menepuk pundak Aris perlahan dengan senyum manisnya.
"Gak apa-apa kak, emang kaka gak mau cobain?" tanya Aris menawarkan cemilan itu.
"Nggak makasih, suka ngemil ya?" tanya Aldo sambil berdiri dan memegang pundak Aris. Sementara Aris hanya mengangguk dan tetap mengunyah lidi-lidiannya.
"Kakak mau kemana?" tanya Aris.
"Mau ke kantin, ayo ikut! Nanti kalau lu suka ngemil, ntar di beliin deh." jawab Aldo tersenyum.
"Nggak ah, makasih." jawab Aris.
"Kok nggak ah? Kenapa? Kan lu suka ngemil." kata Aldo dengan bingung.
"Baru kenal, Akutuh malu kak sama orang baru." jawab Aris menunduk.
"Hehehe gak usah malu, ya udah besok kita ketemu disini ya, gua bakal bawain cemilan buat lu, gantiin cemilan lu yang di makan sama Evan tadi." kata Aldo.
"Iya kak, makasih ya." jawab Aris mengangguk. Kemudian Aldo mengusap pundak Aris dan berpamitan menyusul teman-temannya. Sementara Aris hanya menatap Aldo dengan senyum dan kembali sibuk menikmati lidi-lidiannya.
Indra sedang mencuci wajahnya di tolet, suasana di dalam toilet sangat lembab dan sedikit gelap. Ketika Indra menduk untuk mengambil air ia tak menyadari ada sosok yang mengintip dari balik tembok.
"Perasaan ada yang ngintipn gua dah." gumam Indra." kemudian Indra mematikan keran air dan mengeringkan wajahnya dengan sapu tangannya. Saat Indra membalikkan tubuhnya ke arah pintu terlihat bayangan Indra yang hanya berdiri dan menatapnya. Indra terdiam, bulu kuduk nya merinding dan bergegas ia keluar kamar mandi dan menyusul teman-temannya.
Sosok yang menyerupai Indra pun seketika mengucurkan darah di wajah dan mulut nya, seperti memberi sebuah pertanda pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA 2 (BAB 1 s/d BAB 38 ).. End ✔️
HorrorCerita ini melanjutkan dari Jingga sebelumnya. Tentang tiga sahabat dan tiga mahasiswa bernama Yasa, Indra dan Evan yang menempati kostan dengan bangunan yang terlihat tidak begitu modern. Setelah mengetahui kejadian yang di alami oleh Jingga dan...