BAB 35

1.8K 150 6
                                    

     Aldo terdiam dan menunduk, sesekali mengusap air matanya yang masih menetes di pipinya dan mencoba tegar. Yasa dan Indra hanya saling menatap.

     "Dulu, kakak gua punya seorang pacar, dia suka banget ke sini, mereka sering jalan, nyokap gua kenal sama ceweknya, suatu saat ceweknya pas main ke sini Angga pergi untuk anter nyokap ke rumah tante. Ya gua sih anggepnya karena dia pacarnya kaka gua jadi ya gak ada salahnya gua juga care sama dia, tapi gua murni karena menghargai hubungan mereka, gua berfikir mana tau suatu saat pacarnya kakak gua bisa jadi kaka ipar gua kedepannya." kata Aldo. Tak lama Evab datang membawa minuman dan duduk di samping Aldo."

     "Oke, gua paham, trus?" tanya Yasa.

     "Ya pacarnya itu suka ngobrol sama gua, bahas apapun dari film, lagu, kadang gua main gitar dia yang nyanyi, tiba-tiba ceweknya kakak gua pegang tangan gua." kata Aldo.

    "Eeh tunggu, maksudnya pegang tangan? Meraba tangan lu?" tanya Indra bingung.

     "Iya, dia elus-elus tangan gua, awalnya gua agak risih karena gua berfikir dia ceweknya kakak gua, saat gua berusaha menghindar dia bilang…."

                           ********

     "Kamu kenapa Aldo? Kamu takut Angga tau ya?"

     "Eehhh.. Iya kak, maaf…" jawab Aldo sambil menatap Ega.

     "Aku nyaman sama kamu, aku ngerasa nyambung sama kamu, dan kamu lebih sabar daripada Angga, sejak awal di perkenalkan aku merasa nyaman sama kamu." kata Ega.

     "Tapi maaf kak, emang Kakak gak cinta sama Mas Angga?" tanya Aldo.

     "Hmm gimana ya, cinta sih, tapi gak tau kenapa aku malah lebih nyaman sama kamu." jawab Ega yang langsung menyender ke pundak Aldo."

    "Eh maaf kak, anu aku….."

    "Kenapa? Kamu gak suka sama wanita? Atau kamu udah punya pacar?" tanya Ega.

     "Eeh.. Sejujurnya aku emang lagi suka sama seorang gadis, dia teman aku, cuma aku gak berani umgkapin perasaan aku, dia baik banget sama aku, dan aku gak mau saat aku ungkapin perasaan ini dia malah menghindar dari aku." kata Aldo menjelaskan.

     "Oh gitu, ya udah kamu bisa tetap berteman sama dia, tapi izinkan aku dipeluk kamu sekali aja. Boleh kan?" tanya Ega.

     "Untuk apa kak? Maaf aku gak bisa." kata Aldo.

     "Aku cuma mau merasakan rasa nyaman sama kamu, please sekali aja. Aku janji setelah itu aku gak akan gangguin kamu lagi." kata Ega.

    "Tapi kak…." kata Aldo, namun tiba-tiba Ega memeluk Aldo dengan erat, Aldo terdiam dan tak bisa berkutik apa-apa, tubuhnya gemetar, namun ia merasa nyaman dengan pelukan itu, seolah yang memeluknya adalah Jingga.

     "Anggaplah aku ini teman kamu, rasakan semua ini, pejamkan mata kamu, dan aku yakin kamu akan menemukan keberanian untuk mengungkapkan perasaan kamu ke dia." kata Ega. Dengan ragu dan labil Aldo memejamkan mata dan membayangkan wajah Jingga, senyumnya, tawanya, harum tubuhnya hangatnya, wangi rambutnya.

     "Ya udah kamu udah merasakan kehangatan itu kan?" tanya Ega. Dengan mengagguk Aldo masih merasakan kehangatan itu. Kemudian Aldo tersadar dan membuka matanya. Ia terkejut melihat Mbok Darmi yang melihat dirinya dari balik mini bar. Aldo berusaha melepaskan pelukannya dan berdiri.

     "Maaf kak, aku mau ke kamar." kata Aldo yang langsung masuk ke kamar. Sementara dengan wajah tersenyum Ega menatap Aldo sampai naik ke kamarnya.

                        ************

     "Oh gitu, trus?" tanya Evan sambil meneguk air minum di hadapannya.

     "Ya gua merasa bersalah sama kaka gua, tapi intinya gua tetap membayangkan  wajah Jingga." jawab Aldo.

     "Ok, trus  apa hubungannya dengan foto itu yang disimpan Jingga?" tanya Yasa.

     "Iya gua gak tau ternyata si Ega itu bilang ke Angga kalau gua peluk dia karena gua suka sama Ega! Soalnya besoknya gua ribut besar sama Angga."

     "Ih kok Ega gitu?" tanya Evan sambil meneguk minuman dingin.

     "Eh itu minuman siapa?" tanya Yasa.

     "Eh iya maap punya Aldo, abis keasikan denger cerita Aldo. Nih Al berdua ya minumnya sama gua." kata Evan yang menyerahkan gelas berisi syrop dingin ke hadapan Aldo.

     "Gak apa-apa kok, lu minum aja Van." jawab Aldo tersenyum.

    "Kebiasaan!" jawab Yasa memandang Evan dengan tatapan tajam. Sementara Evan dengan mulut komat kamit memandang Yasa.

     "Ya trus abis ribut gitu gua sama sekali gak teguran sama Angga. Bahkan seminggu kemudian Jingga pun sikapnya jadi berubah sama gua, kadang menghindar, cuek, gua jadi bingung. Karena itu terakhir sebelum kejadian kecelakaan gua sama Jingga, dia minta anterin untuk bertemu seseorang, tapi gua gak tau siapa orangnya." kata Aldo.

     "Trus?" tanya Indra.

     "Ya, jadi pas lu menunjukan sebuah foto saat raga lu gak sadar gua kaget lihat foto kaka gua." jawab Aldo.

     "Berarti inisial di buku diary nya itu A dan J itu Angga love Jingga?" tanya Yasa.

     "Gua gak tau, bisa jadi itu Angga." kata Aldo.

     "Tapi feeling gua sih bukan Angga." kata Yasa.

     "Tau dari mana lu?" tanya Evan.

     "Pokoknya gua yakin inisial itu yang di maksud bukan Angga." kata Yasa.

     "Kenapa lu bisa yakin?" tanya Indra.

     "Gua yakin suatu saat kita akan tau siapa yang di sayang sama Jingga." kata Yasa sambil menatap Aldo, Indra dan Evan.

JINGGA 2 (BAB 1 s/d BAB 38 ).. End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang