Yasa berdiri di teras menikmati udara pagi yang cerah, terlihat pepohonan dan rumput yang masih basah sejak hujan semalam. Sesekali Yasa menyeruput teh hangat. Terlihat Mbak-Mbak depan kostan yang sedang membeli sayur melambaikan tangan pada Yasa. Dengan senyum manis Yasa pun membalas lambaian tangan mereka yang terlihat genit. Tak lama Yasa mendengar Jaka sedang bermain di teras rumahnya. Yasa segera membuka pintu pagar dan berdiri di depan pagar memanggil Jaka.
"Eh Jaka lagi main apa?" tanya Yasa tersenyum memandang Jaka dari celah-celah longgar pagar rumah Ibu kost.
"Lagi main dinosaurus sama mobil-mobilan Om." jawab Jaka.
"Mamah mana?" tanya Yasa." tanya Yasa yang tetap berdiri di depan pagar yang masih terkunci.
"Ada lagi nyuci di belakang, mau dipanggil?" tanya Jaka.
"Eh gak usah, Jaka sini deh." kata Yasa. Kemudian Jaka meletakkan mainannya di lantai dan berjalan menghampiri Yasa. Kemudian Yasa berusaha jongkok untuk mengimbangi tinggi badannya dengan Jaka.
"Kenapa Om?" tanya Jaka menatap Yasa dengan wajah serius.
"Hmm.. Jaka masih suka ketemu kakak Ingga?" taya Yasa.
"Jarang, tapi kayaknya kakak Ingga ada tuh." kata Jaka.
"Ada? Dimana?" tanya Yasa bingung.
"Itu di rumah ini." jawab Jaka sambil menunjuk ke arah kostan. Dengan terkejut Yasa melirik ke tembok dan kembali menatap Jaka.
"Jaka, Om mau tanya, kamu bisa tau gak kak Ingga itu sayang sama siapa?" tanya Yasa.
"Hmmm…." Gumam Jaka sambil berfikir. "Ka Ingga sayang sama Jaka, sama papah, sama mamah, trus sama…… temennya." kata Jaka.
"Temennya? Yang mana ya? Jaka tau gak? Kenapa Jaka bisa tau?" tanya Yasa penasaran.
"Itu temennya Om yang suka kesini, yang punya mobil. Abis kak Ingga suka nangis, dia mau pulang tapi gak ketemu jalan pulangnya." jawab Jaka.
"Punya mobil?" gumam Yasa dengan wajah pasti dan kembali menatap Yasa. "Kenapa gak ketemu jalan pulang? Apa kak Ingga masih kesel sama orang?"
"Iya, kak Ingga kesel sama seseorang." jawab Jaka.
"Hah? Siapa?" tanya Yasa penasaran.
"Hmmm.. Jaka gak mau ngomong, takut kak Ingga marah." jawab Jaka menunduk.
"Marah?" emang kak Ingga lihat Jaka? Ada dimana kak Ingganya?" tanya Yasa. Kemudian Jaka menunjuk ke belakang. Sontak Yasa terkejut melihat Indra yang berdiri di belakang Yasa. Kemudian Yasa beranjak dari jongkoknya menatap Indra. "Eh elu Ndra! Bikin gu kaget aja!"
"Itu kak Ingga!" kata Jaka yang langsung meraih tangan Indra dari celah pagar yang renggang. Dengan perlahan tangan Indra memegang tangan Jaka. Dengan tatapan kosong Indra tersenyum kecil menatap Jaka.
"Ndra.. Are you ok?" tanya Yasa bingun, seketika bulu kuduknya merinding.
"Ini kak Ingga." jawab Jaka. Tak lama Indra melepaskan genggamannya pada Jaka dan berjalan ke jalan.
"Ndra! Lu mau kemana?" tanya Yasa bingung. Namun Indra hanya berjalan tertatih menghampiri tukang sayur di depan rumah Mbak-Mbak sebrang kostan.
Kemudian Indra mengambil sebilah pisau yang tergeletak di tumpukan sayuran seketika terlihat tukang sayur berusaha menarik tangan Indra yang ingin menusuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA 2 (BAB 1 s/d BAB 38 ).. End ✔️
HorrorCerita ini melanjutkan dari Jingga sebelumnya. Tentang tiga sahabat dan tiga mahasiswa bernama Yasa, Indra dan Evan yang menempati kostan dengan bangunan yang terlihat tidak begitu modern. Setelah mengetahui kejadian yang di alami oleh Jingga dan...