Kondisi siang itu mulai sedikit tenang, Vika dan Indra segera merapihkan peralatan makan, sementara Yasa dan Evan membantu mengangkat Aldo ke kamar. Ibu kost dan Jaka berdiri di samping kasur. Icha pun membawakan segelas air minum di dekat Jaka. Perlahan Ibu kost mengusap rambut Aldo yang masih terbaring lemas.
"Kasian nak Aldo, kamu baik-baik aja kan? Gimana yang kamu rasakan?" tanya Ibu kost. Aldo hanya mengangguk lemas menatap Ibu kost. Jaka pun menggenggam tangan Aldo dan mengusap tangangannya.
"Om, udah gak apa-apa, ka Ingga udah nggak peluk om lagi kok." kata Jaka.
"Emang ka Ingga peluk om Aldo?" tanya Icha bingung.
"Iya, dari kemarin waktu pada pulang liburan itu." kata Jaka. Sementara Yasa, Icha dan Ibu kost hanya saling memandang.
"Maafkan anak Ibu ya nak Aldo, Ibu tau dia gak maksud nyakitin kamu, Jingga memang anak yang keras kepala, tapi hatinya baik." kata Ibu kost.
"Ka Ingga cuma pengen sampaikan sesuatu aja." kata Jaka.
"Apa Jaka tau apa yang ka Ingga mau sampaikan?" tanya Yasa bingung.
"Kurang tau, tapi ka Ingga pengen pulang katanya, tapi hatinya masih gak tenang dan ketakutan." sambung Jaka. Sementara yang lainnya hanya mengangguk.
"Ya udah Al, lu istirahat aja dulu." kata Yasa.
"Lu mau minum lagi gak?" kata Icha, namun Aldo menggelengkan kepala.
"Ya udah kita biarkan nak Aldo istirahat, ayo kita keluar." kata Ibu kost yang menggadeng tangan Jaka, Icha pun meletakkan gelas di atas meja dan menyusul Ibu kost, sementara Yasa duduk di samping Aldo.
"Are you oke bro?" tanya Yasa.
"I'm fine bro." jawab Aldo sambil memperhatikan lengan Yasa. "Tangan lu kenapa?"
"Ohh.. Hmm anu, tadi kepentok paku di tembok." kata Yasa tersenyum. Sementara Aldo hanya memandang heran jawaban dari Yasa. "Ya udah lu istirahat aja gak apa-apa." sambung Yasa.
"Makasih ya Yas." jawab Aldo lemas, kemudian ia berusaha memejamkan matanya, kemudian Yasa menyelimuti tubuh Aldo dan perlahan meninggalkan Aldo dikamar.
"Gimana keadaan Aldo Yas?" tanya Vika saat melihat Yasa keluar dari kamar dan duduk di meja makan.
"Aldo baik, lagi istirahat. Kalian baik-baik aja kan?" tanya Yasa.
"Baik, tapi gimana tangan lu?" kata Vika.
"Gua gak apa-apa kok, nanti juga sembuh." jawab Yasa.
"Sekali lagi Indra minta maaf ya Bu, karena Indra, semua jadi begini." kata Indra menunduk.
"Iya Ibu sudah memaafkan kamu kok, cuma anak Ibu yang ingin semuanya cepat selesai." kata Ibu kost.
"Ka Ingga mau pulang mah, tapi dia masih belum bisa pulang, hatinya belum tenang." sahut Jaka.
"Jaka bisa bantu masalah ka Ingga?" tanya Yasa
"Bisa, tapi…"
"Tapi apa?" tanya Indra.
"Harus ada yang berkorban, agar ka Ingga bisa pulang." kata Jaka. Sementara yang lainnya bingung dengan ucapanya Jaka.
"Husss! Gak baik ngomong gitu Jaka! Kita doain aja smoga ka Ingga bisa tenang disana ya." kata Ibu kost.
"Gak bisa mah." kata Jaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA 2 (BAB 1 s/d BAB 38 ).. End ✔️
TerrorCerita ini melanjutkan dari Jingga sebelumnya. Tentang tiga sahabat dan tiga mahasiswa bernama Yasa, Indra dan Evan yang menempati kostan dengan bangunan yang terlihat tidak begitu modern. Setelah mengetahui kejadian yang di alami oleh Jingga dan...