Malam itu Yasa dan yang lainnya tertidur dengan pulas, sayup-sayup suara kipas angin terdengar di dalam kamar. Tiba-tiba suara telfon berbunyi, Indra terbangun dan membuka matanya, ia paham dengan nada dering itu.
"Al, bangun… telfon lu bunyi tuh." kata Indra sambil menepuk-nepuk lengan Aldo.
"Eh apa Ndra?" tanya Aldo saat mulai tersadar.
"Itu telfon lu bunyi." kata Indra.
Aldo pun bergegas beranjak dari kasur dan mendekati meja belajar. Kemudian Aldo mengangkat telfonya dan berbicara pada seseroang. Kemudian Aldo menutup telfonya dan bergegas mengambil celana panjang dan mengganti bajunya.
"Lu mau kemana Al?" tanya Indra.
"Gua mau kerumah sakit." jawab Aldo.
"Hah siapa yang sakit?" tanya Indra terkejut.
"Kakak gua kecelakan! Tadi nyokap gua yang telfon."
"Astaga! Gua anterin ya!" tanya Indra. Sementara Yasa terbangun mendengar percakapan mereka.
"Eh mau kemana lu Al?" tanya Yasa.
"Aldo mau ke rumah sakit, tadi nyokapnya telfon, katanya kakaknya kecelakaan." sahut Indra.
"Serius lu! Gua anterin!" kata Yasa yang langsung beranjak dari kasurnya, memakai celana panjang dan mengganti bajunya.
"Lah trus kalo lu sama gua ikut, si Evan gimana?" tanya Indra.
"Bangunin aja dia." jawab Yasa yang langsung menghampiri Evan yang sedang tertidur pulas. "Van bang. Yaelah dia tidur kaya kecoa kebalik gini yak?"
"Susah banget dia dibangunin. Masa kita tinggal?" tanya Indra.
"Kalian gak usah repot-repot, biar gua aja yang pergi." kata Aldo.
"Mana bisa gitu Al! Ini udah jam berapa? Lu harus ada yang temenin!" kata Yasa.
"Atau gini aja, elu aja Yas yang pergi temenin Aldo, gua disini jagain Evan. Abis dia susah dibangunin sih." kata Indra.
"Ya udah gitu aja, lu kabarin gua kalau ada apa-apa yak!" kata Yasa.
"Tenang aja, justru elu yang harus kabarin gua kalau kalian butuh bantuan apa." sahut Indra.
Kemudian Aldo dan Yasa bergegas pergi ke rumah sakit.Setelah Mereka pergi Indra kembali membuka celana panjangnya dan menggantungnya di belakang pintu dan kembali ke kasur. Saat memejamkan mata terlihat sosok bayangan putih yang berdiri dari arah luar jendela menatap Indra.
*********
Setibanya Aldo dan Yasa di rumah sakit Aldo segera menghubungi mamahnya dan berlari masuk ke ruangan IGD. Terlihat mamahnya Aldo dan supirnya yang sedang berdiri menghadap ke kasur.
"Mah…." sapa Aldo.
"Aldo…….." Kata mamahnya yang lansung memeluk Aldo sambil menangi, Aldo pun memeluk mamahnya dengan penuh kasih sayang dan sedih. Saat Aldo melihat ke arah kasur, Aldo terkejut.
"Mas Angga kenapa di tutup kain semuanya mah?" tanya Aldo, tak kuasa ia menahan tangis. Air matanya berlinang dengan deras. Mamahnya pun menghampiri Aldo dan merangkul Aldo.
"Mas Angga kecelakaan di jalan, mobilnya hancur di jalan tol." kata mamahnya Aldo. Sementara Yasa memejamkan mata sambil berdoa dan syock dengan kejadian kakanya Aldo.
"Mohon maaf ini dengan siapa?" tanya suster.
"Saya adiknya." jawab Aldo.
"Baik, mungkin mas nya bisa membantu menutup mata kakaknya? Karena saat kejadian matanya masih terbuka. kondisinya saat ini sudah tak bernyawa." kata suster sambil perlahan membuka kain yang menutupi wajah Angga.
Dengan perlahan Aldo berusaha menahan tangis dan syock, kemudian Aldo menengok ke arah mamahnya dan mamahnya hanya mengangguk sambil menangis. Seketika saat Aldo menutup mata Angga dengan tangannya perlahan matanya bisa tertutup rapat.
Yasa menyaksikan kejadian itu hanya diam dan turut sedih. Namun ada perasaan yang mengganjal di hati Yasa. Sesekali ia mengingat wajah kakanya dengan seksama.
"Angga?" ucap Yasa dari bibirnya secara perlahan dan berfikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA 2 (BAB 1 s/d BAB 38 ).. End ✔️
TerrorCerita ini melanjutkan dari Jingga sebelumnya. Tentang tiga sahabat dan tiga mahasiswa bernama Yasa, Indra dan Evan yang menempati kostan dengan bangunan yang terlihat tidak begitu modern. Setelah mengetahui kejadian yang di alami oleh Jingga dan...