"Yuna-ah!"
Suara yang diucapkan dengan nada meninggi itu terdengar bersamaan dengan pintu yang terbuka membuat kedua gadis didalam sana yang awalnya tengah berpelukan sontak melepaskam pelukan mereka sembari mengalihkan pandangan ke pintu, itu adalah Yuna dan Yeji. Di pintu terlihat Kai yang sudah datang dengan raut wajah khawatir, dia kemudian berlari ke arah mereka. Selang kedatangan Kai, tak lama kemudian yang lain sudah sampai dan ikut masuk kedalam.
"Yuna, kau kenapa masuk ke unit kesehatan? Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?" tanya Kai dengan raut wajah khawatir. Yuna sendiri hanya tersenyum sembari menggeleng yang menandakan dia baik-baik saja. Tentu saja Kai tak percaya dengan itu.
"Bohong. Sebenarnya ada apa? Kenapa kau masuk kesini?" tanya Kai, mendesak Yuna untuk segera berbicara jujur kepadanya. Yuna hanya terdiam sebentar, tampak ragu untuk mengatakannya kepada Kai, dia takut hanya menimbulkan masalah baru.
Kai yang tahu, sontak menoleh ke Yeji. "Noona. Ada apa sebenarnya?" tanyanya meminta penjelasan, berharap dia akan mendapatkan jawabannya.
Yeji menghela napas sejenak, terdiam sebentar, sebelum membuka suara. "Ini semua karena Hanbin," ucapnya membuat semua orang terkejut.
"Hanbin?" tanya Kai dengan nadanya yang sudah berubah. Yeji hanya mengangguk. "Apa yang dia lakukan?" tanyanya.
Kai berusaha menahan amarahnya sendiri. Hanbin, apa yang sudah dia lakukan kepada kekasihnya? Berani sekali dia membuat Yuna sampai masuk kesini. Kai akan menghajarnya!
Yeji lalu menceritakan semuanya.
Flash back..
Seusai dari toilet, Yuna dan Yeji berjalan di koridor menuju ke kantin untuk berkumpul kembali dengan teman-temannya. Tapi dalam perjalanan, Yeji terkejut ketika pergelangan tangannya tiba-tiba ditarik oleh seseorang. Yeji hampir saja kehilangan keseimbangan jika dia tidak menjaganya dengan baik."K-Kau?!" Yeji geram melihat sosok yang barusan menarik tangannya. Itu adalah Kim Hanbin, entah kenapa dia bisa bertemu Hanbin, seakan Hanbin memang terus mengawasinya.
"Hei! Kau tidak diajari sopan santun?! Berani sekali kau menarik pergelangan tangan Yeji eonnie! Sekarang lepaskan dia!" bentak Yuna namun tidak dipedulikan Hanbin.
Hanbin malah semakin mempererat pegangan tangannya, bahkan bisa dibilang kasar. Yeji mulai merasakan sakit di tangannya. "Hanbin! Apa yang kau lakukan?! Lepaskan aku!" ucap Yeji berusaha memberontak untuk melepaskan tangan Hanbin dari pergelangan tangannya.
Tapi semuanya sia-sia, jangankan melepas, Hanbin malah semakin mempererat pegangan tangannya.
"Aku ingin membawamu ke suatu tempat, chagiya. Ikut denganku ya?" ucap Hanbin lembut yang kuat justru membuat Yeji dan Yuna muak mendengarnya.
"Tidak! Lepaskan aku Hanbin!"
Yeji terus memberontak. Andai saja Yeonjun disini, last tonjokan sudah melayang di pipi Hanbin. Namun bukan Hanbin namanya jika mengalah, dia bahkan akan kembali menghajar Yeoniun, Hanbin tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan, tidak peduli apapun resikonya.
"Sudah kubilang, lepaskan eonnie!" Yuna memekik sembari sekarang ikut memegang pergelangan tangan Yeji, Yuna bisa melihat pergelangan tangan Yeji sudah memerah karena genggaman Hanbin.
"Jangan ikut urusanku!" bentak Hanbin sembari mendoorng Yuna.
Dia tidak mempedulikan keadaan Yuna nantinya. Akhirnya Yuna terjatuh di atas lantai koridor dan kepalanya terbentur dengan kerasnya membuatnya sontak meringis sembari memegang kepalanya.
"Astaga Yuna!" Yeji menatap Hanbin tajam. "Apa yang kau lakukan bodoh?!" bentaknya marah, tentu saja dia marah.
Semua ini adalah urusannya dengan Hanbin. Tidak seharusnya Hanbin melibatkan, apalagi membuat Yuna sampai terluka. Sedangkan Hanbin, dia terkejut karena bentakan Yeji itu, walau dia sering mendapatkannya ketika dia dan Yeonjun bertengkar, tapi tetap saja rasanya bentakan Yeji menyesakkan dada.
Melihat Hanbin mulai lengah, Yeji akhirnya dengan sekuat tenaganya melepas genggaman tangan Hanbin di pergelangan tangannya, kemudian berlari ke Yuna yang tergeletak di lantai.
"Yuna. Kau baik-baik saja kan?" tanyanya dengan raut wajah khawatir.
Yuna tersenyum dan menggelengkan kepalanya untuk menenangkan Yeji. Setelahnya Yeji dengan rasa bersalahnya membantu Yuna berdiri. Kemudian Yeji menatap Hanbin tajam.
"Aku tegaskan Kim Hanbin! Jangan peenah sakiti orang-orang yang aku cintai, ini tidak ada hubungan dengan mereka! Aku yang tidak mencintaimu! Ini hanya urusan kita! Jadi jangan sakiti siapapun! Sahabatku dan juga kekasihku Choi Yeonjun!" tegas Yeji, dia benar-benar geram.
Setelahnya dia pergi darisana bersama Yuna menuju ke unit kesehatan, meninggalkan Hanbin yang mengepalkan tangannya dan mematung, sebelum dia berbicara.
"Sebelum aku berhasil mendapatkanmu, aku tidak akan segan-segan menyakiti siapapun yang menjadi penghalang atau menganggu misi-ku terlebih Yeonjun, penghalang terbesarku."
Flash back end.
"Hanbin kurang ajar!" Taehyun berkomentar setelah Yeji menyelesaikan ceritanya.
Semua tentu saja sangat geram, setelah kejadian di kantin, ternyata dia kembali berulah saat mereka tidak ada bersama Yuna dan Yeji. Yuna sendiri hanya memandang Kai, walau Kai sama sekali tidak berbicara sembari mendengarkan cerita Yeji, bahkan sampai saat ini, Yuna tahu, Kai sedang merasakan amarah.
Kai sebenarnya bukan tipe orang pemarah, dia sangat baik hati, tenang dan sabar. Dia tidak suka menyelesaikan masalah dengan amarah, tapi ketika itu berhubungan dengan Yuna, seakan emosinya tidak bisa dikontrol. Hingga semua menoleh ke Kai ketika Kai mendadak berdiri dari kursinya.
"Oppa?" panggil Yuna.
Kai tak menjawab, dia langsung melangkah pergi, tapi ditahan oleh Yuna. Dia menoleh ke Yuna yang menahannya. "Oppa, kau mau kemana?" tanyanya sembari menahan Kai.
"Menghajarnya." Tak perlu ditanya semua orang juga tahu siapa yang ingin dihajar Kai.
"Ani Oppa! Tahan amarahmu, aku baik-baik saja," ucap Yuna sembari menahan Kai untuk menenangkan kekasihnya, Kai memandang Yuna, kemudian memegang kening Yuna, melihat bekas kemerahan disana, pastinya itu karena benturan ketika kening Yuna terbentur.
"Aku tidak bisa, dia sudah menyakitimu," ujar Kai, dia berusaha tidak menaikkan nada suaranya dan mengelus kening Yuna lembut.
"Oppa. Kau tenang, aku baik-baik saja sekarang, luka ini bukan masalah besar. Ini yang membuatku ragu memberitahu Oppa, aku takut Oppa akan marah dan menghajar Hanbin."
"Dia pantas mendapatkannya."
"Tapi aku tidak mau Oppa harus sampai mendapatkan hukuman karena menghajarnya. Aku tidak mau Oppa dihukum," ucap Yuna sembari menatap Kai lekat.
"Tidak masalah, aku dihukum, aku tidak peduli. Setidaknya aku harus membalas semua perbuatannya."
"Itu menurutmu. Tapi aku tidak, aku tidak mau Oppa dihukum. Jangan pergi, jangan pukul Hanbin, aku tak mau Oppa dihukum," ucap Yuna sembari memasang raut wajah memohon.
Kai sendiri menarik napasnya, Kai duduk, kemudian memeluk Yuna yang ada di depannya dan langsung dibalasnya. "Mian, aku marah, aku tidak mau kau terluka. Aku tidak bisa berjanji untuk tidak melukainya. Tapi aku tak akan pergi, oke?"
Yuna lekas mengangguk, mendengar Kai tidak akan menemui Hanbin, itu sudah lebuh dari cukup. "Baik, aku tidak akan memaksa Oppa berjanji, tapi berusahalah untuk tidak melukai Hanbin," ucap Yuna sembari memeluk Kai.
"Oppa akan berusaha," ujarnya.
Semua orang disana akhirnya hanya tersenyum tipis melihatnya. Kai memang tidak bisa menolak permintaan Yuna, Yuna yang bisa membuat Kai begitu menurut kepadanya. Saat suasana itu terjadi, Yeji tersadar ketika teleponnya bergetar karena dia mengaktifkan ponselnya dalam mode hening.
.
.
.
.
.
•To Be Continue•
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story [TXT X ITZY]
RomanceCerita ini menceritakan mengenai kisah percintaan dan kehidupan antara kelima pria dan lima gadis, dimana mereka harus menghadapi berbagai rintangan dalam hubungannya mereka semua. Setiap pasangan memiliki masalah percintaan atau kehidupan masing-ma...