Love Story_40

501 27 5
                                    

Soobin menarik napasnya kala matanya mulai memanas. Dia memandang Ryujin sembari duduk disampingnya dan menegang tangannya. Kekasihnya sendiri hanya menutup mata, tubuhnya terbujur kaku dan tidak merespon apapun. Mengingat kata-kata menyakitkan dokter mengenai keadaan Ryujin membuatnya lemas di tempat rasanya.

“Kemungkinan hidupnya hanya 5% dari 100%, kami sudah berusaha semaksimal kami.”

Seusai mengatakan kalimat itu, dokter pergi meninggalkan Soobin yang begitu kalut dan lemas mendengarnya. Seusai Ryujin dipindahkan ke ruang rawat, Ryujin diizinkan untuk menjenguk dan mereka semua langsung menjenguk. Ruangan ini dipenuhi dengan Isak tangis dari gadis-gadis, dan ucapan-ucapan yang berusaha membuat tenang, setelahnya mereka pergi, meninggalkan Soobin disana memberikan waktu untuk menjenguk Ryujin.

Soobin memperhatikan wajah Ryujin yang pucat, luka cambuknya terukir membuat Soobin merasakan dadanya berat dengan penyesalan.

Dia takut sekaligus sedih.

Dia menyalahkan dirinya sendiri dalam hati. Sejak tadi, tangannya tak lepas dari tangan Ryujin yang tidak ditusuk jarum infus, rasanya menyakitkan melihat kekasihnya seperti ini.

“Ryujin-ah.” Soobin mati-matian menahan air matanya yang hampir tumpah, suaranya bahkan sudah serak. “Aku tahu mungkin sulit, tapi kau harus tetap bertahan, sampai akhirnya kau menang dan bisa terbangun didalam pelukanku.”

Soobin menarik napas lagi kala dirinya mulai sulit mengambil oksigen, Soobin sontak menghapus air matanya ketika air mata mulai meluncur di matanya. Soobin merasa gagal karena dia hanya bisa disini, berbicara kepada Ryujin untuk tetap kuat, memintanya bertahan, tapi dirinya sendiri tak bisa melakukan apapun selain berdoa dan meminta lirih kepada Ryujin.

Soobin berusaha menarik senyumnya yang tipis. “Aku ingin melihatmu yang semangat, senyummu semuanya. Kau itu aktif, Ryujin, jadi sangat aneh jika kau hanya berbaring disini, kau benci ketika hanya diam, iya kan?” Soobin mengusap tangan Ryujin yang terbaring disana. “Setelah kau bangun dan sehat, aku akan mengajakmu berjalan-jalan, oke?”

Soobin mengigit bibirnya kala sesak semakin membumbung, dia hanya terus berbicara sendiri, mengatakan semua kalimat itu. Soobin perlahan menunduk, menahan Isak tangisnya sendiri dan menangis di ruangan itu, namun Isak tangis yang ditahannya juga keluar sendiri terdengar disana.

Soobin ingin sekali menggantikan posisi kekasihnya, tapi dia tahu, itu tak mungkin.

***

Yeji menangis ketika melihat Soobin yang menunduk sembari memegang tangan Ryujin. Tapi Yeji tahu, kalau Soobin tengah menangis. Yeji awalnya hanya menonton, hendak tahu keadaan Soobin yang hanya diam dan menahan air mata kala mereka semua tengah menangis prihatin dengan keadaan Ryujin. Ternyata Soobin memendam semua lukanya dan sekarang mengeluarkan semuanya di hadapan Ryujin.

Hingga Yeji terkejut ketika ada yang memeluknya dari belakang. “Kau menangis lagi?” bisik pria yang memeluknya.

Yeji hanya diam karena tanpa menoleh, dia tahu ini adalah Yeonjun, kekasihnya. “Oppa,” lirihnya sembari menangis.

“Kau sudah terlalu banyak menangis sejak tadi bersama para dongsaeng-mu. Kau berusaha menenangkan mereka terlihat kuat, aku juga sedih melihatnya.” Yeonjun menyandarkan kepalanya di pundak Yeji, tangannya mengelus tangan Yeji yang digenggamnya. “Tapi tak apa jika kau mau menangis, keluarkan saja, aku bersamamu.”

Mendengar instruksi itu, Yeji kembali menangis, tak bisa menahan air matanya. Semua begitu terluka mendengar keadaan Ryujin yang kritis, benar-benar menyakitkan. Yeji kemudian berbalik dan langsung memeluk Yeonjun.

Yeonjun langsung membalas, mengusap punggung Yeji lembut dan mengecup puncak kepalanya sesekali. Yeji benar-benar meluapkan semua air matanya di dada Yeonjun hingga Yeonjun bisa merasakan dadanya sedikit basah karena air mata kekasihnya, namun dia tidak masalah dengan itu.

Love Story [TXT X ITZY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang