"Hei!! Apa yang kau lakukan?! Jangan matikan lampunya!"
"Iyaa!! Gelap sekali! Siapapun tolong!!"
"Beomgyu Oppa, tolong aku!"
"Beomgyu Oppa, tolong aku."
Gumaman kecil itu membuat Beomgyu sontak mendongak, awalnya dia tengah memandang tangan Jisu dan menggengamnya. Beomgyu memandangnya dengan raut wajah khawatir, tapi ada juga rasa lega karena bisa saja Jisu hendak sadar dari pingsannya.
"Jisu-ya? Aku disini," ucap Beomgyu sembari memegang tangan kekasihnya erat. Tapi tidak ada jawaban darinya, Jisu perlahan mulai bergerak gelisah, keningnya juga berkerut, tampak seperti takut.
"Oppa, disini gelap sekali, aku takut Oppa."
Beomgyu seketika tahu, Jisu pasti terbayang atau bermimpi tentang kejadian buruk yang menimpanya tadi. Jisu memang sangat takut dengan kegelapan, ini dapat membuatnya menjadi trauma dan meningkatkan ketakutan akan phobia-nya.
Beomgyu dengan setia mengusap rambut kekasihnya, mengenggamnya dengan erat, berharap dapat menenangkan gadis itu. Hanya saja usahanya sia-sia, Jisu masih gelisah dan terus bergumam kecil, terkadang terdengar tak jelas atau hanya meminta tolong kepada Beomgyu dan mengungkapkan ketakutannya.
"Oppa!"
Hingga Jisu membuka kedua matanya dan berteriak. Dia terbaring dengan mata terbuka, napasnya terengah hingga dadanya naik turun untuk mengatur napasnya sendiri, dia memikirkan kejadian menakutkan yang terjadi sebelum dia pingsan membuatnya benar-benar takut.
"Akh.."
Jisu meringis kesakitan ketika kepala bagian belakangnya mulai kembali terasa.
"Chagiya, gwaenchana?"
Jisu tersadar mendengar suara itu, dia menoleh dan melihat Beomgyu tengah menatapnya khawatir. Jisu teringat, sebekhm pingsan, Beomgyu berhasil menemukan dan menyelamatkan dirinya. Tapi kejadian itu, masih membuatnya trauma.
"Oppa."
Mata Jisu memanas, dia langsung memeluk Beomgyu yang ada disampingnya untuk mencari ketenangan. Tak butuh waktu lama, Beomgyu langsung membalasnya. Dia bisa mendengar ada suara Isakan kecil dari Jisu, seketika Beomgyu merasa bersalah, merasa gagal menjadi pacar Jisu yang harusnya bisa menjaganya.
"Oppa. Aku masih takut," ucap Jisu jujur sembari memeluk Beomgyu.
Beomgyu mengusap punggung kekasihnya. "Tenanglah, jangan takut. Kau sudah aman, kau bersamaku," ucapnya lembut sembari sesekali mengecup puncak kepala kekasihnya dan mengelus rambut gadisnya.
Beberapa menit berlalu, tampaknya Jisu sudah berhasil mendapat ketenangannya berkat Beomgyu. Napasnya yang tak beraturan mulai lebih teratur, ketakutannya sudah mulai menghilang, tapi tentu saja tidak sepenuhnya, tapi setidaknya sudah jauh lebih baik berkat Beomgyu.
Merasa Jisu sudah lebih baik, Beomgyu perlahan melepaskan pelukan mereka, mengurai jarak mereka. Dia melihat mata Jisu yang memerah, sebagain wajahnya basah karena keringat bercampur air mata.
"Tampaknya kau sudah jauh lebih baik." Beomgyu berucap seperti malaikat dan menghapus jejak air mata Jisu dan keringatnya.
Jisu hanya mengangguk untuk memberitahu, dia memang sudah lebih baik.
"Kau masih takut?" tanya Beomgyu yang lagi-lagi dibalas anggukan kepala Jisu, bahkan terburu-buru.
Dia memang masih takut, bahkan dia tidak bisa melupakannya rasanya. Kejadian itu benar-benar buruk. Beomgyu sendiri menghela napasnya, dia merasa sesak melihat Jisu yang terus ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story [TXT X ITZY]
RomanceCerita ini menceritakan mengenai kisah percintaan dan kehidupan antara kelima pria dan lima gadis, dimana mereka harus menghadapi berbagai rintangan dalam hubungannya mereka semua. Setiap pasangan memiliki masalah percintaan atau kehidupan masing-ma...