Love Story_36

395 32 7
                                    

"Oppa, tampaknya percuma kita menunggu. Tidak akan ada taksi lewat, sekarang sudah sore, sudah sepi. Jarang ada taksi yang lewat."

Ryujin berucap kepada Soobin yang ada disampingnya dan tengah menggenggam tangannya. Soobin menghela napasnya, matanya bergerak ke kanan dan ke kiri, berharap dapat menemukan taksi atau jalur transportasi lain agar bisa segera pulang. Namun yang dikatakan Ryujin memang tidak salah, sekitar sini sudah sepi. Keduanya sekarang ada sedikit jauh dari universitas mereka. Mereka tidak pulang bersama yang lain karena mereka diminta dosen untuk mengerjakan acara perpisahan untuk angkatan mereka, dimana mereka akan segera lulus kuliah.

Mereka juga tidak membawa mobil sendiri atau ada yang membawakannya karena mereka awalnya menolak, mereka berpikir mereka akan selesai cepat dan tidak usah merepotkan yang lainnya. Hanya saja dugaan mereka salah, pekerjaan mereka cukup lama.

"Benar katamu, kita minta mereka bawakan mobil untuk kita saja, bagaimana?" tawar Soobin.

Namun Ryujin sontak menggeleng. "Kita naik taksi online saja, Oppa. Tidak usah merepotkan mereka, aku memiliki aplikasinya."

Soobin diam, tampak berpikir sesaat, sampai akhirnya mengangguk. "Ne, kita naik taksi online saja."

Ryujin mengangguk. Kemudian Ryujin merubah posisi tas yang awalnya di belakang menjadi didepannya, kemudian mengambil dompetnya yang berada di dalam tas. Dompet Ryujin cukup besar, jadi selain menaruh uang, juga ada ponselnya disana. Namun baru saja dia mengambil ponsel dan meresteleting kembali dompetnya,, mendadak ada yang mengambil dompetnya membuat Ryujin sontak melebarkan mata.

"Ya! Berhenti!"

"Ya!" Soobin tanpa pikir panjang sontak berlari mengejar pencuri itu dengan kecepatan larinya yang memang ahli.

Ryujin menghela napasnya. Walau khawatir, dia percaya dengan Soobin yang ahli dalam bela diri dan pandai berlari. Semoga saja pencurinya bisa tertangkap dan Ryujin baik-baik saja. Tanpa Ryujin sadari, ada tiga pria berjalan ke arahnya dengan senyuman liciknya. Pria itu memakai baju serba hitam dan masker untuk menyembunyikan identitasnya. Pria yang di tengah memegang sapu tangan. Langkah mereka semakin dekat dengan Ryujin.

Ryujin mengerutkan kening mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Ryujin menoleh dan matanya melebar melihat ada tiga pria  bertubuh besar yang tengah menghadapnya.

"Kalian--"

Ryujin sontak berhenti bicara ketika bibir dan hidungnya ditutup oleh satu tangan yang dibawa salah satu pria disana, untuk memendam suara Ryujin yang hendak berteriak. Ryujin terus memberontak, berusaha melepaskan diri. Dalam hati, dia berteriak agar Soobin dapat menolongnya. Namun ketika mendapat pukulan di tengkuknya dia merasa tubuhnya melemas dan Ryujin berhenti memberontak. Ponsel yang dipegangnya jatuh begitu saja ke aspal.

Semua menjadi gelap.

***

"Ya! Berhenti disana!"

Soobin sendiri masih mengejar pencuri itu. Soobin mengakui, lari pencuri itu sangat ahli dan cepat, hampir sama dengan dirinya. Soobin dapat melihat pencuri itu sesekali menoleh ke belakang untuk memantau keadaan Soobin dengan kaki yang terus berlari. Kemudian saat Soobin berada cukup dekat dengan pencuri itu, pencuri itu malah melempar dompet Ryujin membuat langkah Soobin terhenti.

Soobin mengambil dompet itu, memeriksa isinya dan menggeram ketika isinya sudha tidak ada lagi. Hanya ada beberapa surat penting didalam sana yang tak diambil. "Sial! Percuma aku mengejarnya lagi, dia sudah jauh pasti," ucapnya geram. "Licik sekali," sambungnya.

Soobin menghela napasnya, kemudian memilih berlari untuk menghampiri Ryujin yang dia tinggalkan sendiri di jalan tadi. Soobin menjadi cemas, dia sontak berlari semakin kencang, sampai akhirnya dia tiba disana.

Love Story [TXT X ITZY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang