Love Story_37

394 31 10
                                    

"Eugh."

Lenguhan itu memecah keheningan di ruang yang gelap. Ruang gelap ini hanya diterangi oleh satu lampu neon yang digantung tepat di atas kepala seorang gadis yang tengah diikat di sebuah kursi dengan keadaan masih setengah sadar. Di hadapannya, ada gadis lain yang menatapnya dengan tatapan licik, dia melipat kedua tangan di dadanya. Disampingnya ada banyak pria yang memakai baju hitam dan bertubuh besar.

"Akhirnya kau sadar juga, Shin Ryujin." Gadis itu berucap sembari menatap Ryujin—gadis yang diikat disana—yang diculik oleh beberapa orang yang merupakan suruhan Ae-Ra dan Damshim.

Mereka berdua yang menculik Ryujin. Sebenarnya sudah lama mereka ingin menjalankan rencananya dan mereka memutuskan saat Ryujin dan Soobin mendapat tugas untuk membantu acara perpisahan tanpa teman-teman mereka, rencana lebih mudah dijalankan. Namun seakan keberuntungan berpihak ke mereka karena ada yang mencuri dompet Ryujin sehingga Soobin pergi mengejar, meninggalkan Ryujin yang lebih mudah diculik akhirnya.

Ryujin sendiri mengerjakan matanya berkali-kali, berusaha memfokuskan pandangannya yang buram agar menjadi jelas. Yang pertama kali Ryujin lihat saat pandangannya jelas adalah Ae-Ra yang tengah melipat kedua tangan di dadanya dengan senyuman licik.

"Ae-Ra, itu kau?" tanyanya dengan suara serak karena baru sadar dari pengaruh obat bius. Dia memastikan, apakah benar itu adalah Ae-Ra.

"Kau tak salah mengenali orang. Kenapa? Apa kejutan ini menyenangkan?" tanyanya.

"K-Kenapa aku disini?" Ryujin yang linglung bertanya. "Di-Dimana Soobin--"

"Tidak usah menyebut nama itu!" Ryujin terkejut ketika Ae-Ra menyelanya cepat. "Aku muak mendengar nama itu, nama yang menghancurkan sebagian hidupku!" Ae-Ra berucap dengan nada meninggi, Ryujin dapat melihat amarah dari kedua mata Ae-Ra, bahkan tangannya mengepal.

"Dia sudah membuatku sakit hati setiap hari! Dia egois! Bahkan tidak memedulikan aku! Dia memutuskan--"

"Memutuskan hubungan kalian?" Ryujin menyela karena tahu apa yang hendak dikatakan Ae-Ra.

Dia menatap Ae-Ra, membalas tatapan tajam Ae-Ra. Tentu saja dia tidak terima dengan semua ucapan Ae-Ra yang menyalahkan Soobin, seakan menjadi korban, padahal dulu Soobin mencintainya dengan tulus dan Ae-Ra yang memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Saat Soobin sudah bersamanya, dia mengatakan itu dan berusaha merebut Soobin, jelas Ae-Ra yang gila disini.

"Jangan bertingkah seperti korban disini, Ae-Ra." Ryujin mengucapkan dengan penuh peringatan. "Soobin menghancurkan hidupmu? Apa kau lupa siapa yang memutuskan hubungan kalian terlebih dahulu? Kau ingin bilang itu adalah Soobin? Dasar kau benar-benar bertingkah seakan korban," ucapnya dengan sinis.

"Kau yang memutuskan hubungan dengan Soobin, bahkan Soobin sangat mencintaimu saat itu, bukan dia yang memutuskan hubungan kalian dan membuatmu menderita! Seharusnya Soobin yang mengatakan itu semua kepadamu!"

"Aku akui aku salah!" Ae-Ra berteriak, tatapannya menatap tajam Ryujin. "Tapi aku menyesal sekarang, aku tak tahu kenapa aku bisa sebodoh itu dan aku ingin memperbaikinya. Aku yakin bisa dan memang seharusnya bisa kalau saja tidak ada penganggu."

"Dan kau penganggunya, Ryujin," ucap Ae-Ra usai menjeda beberapa detik yang sontak membuat mata Ryujin melebar. "Andai kau tak datang di kehidupan Soobin, pasti kami memperbaikinya dan Soobin masih bersamaku sampai sekarang!" teriaknya lagi.

Ryujin sendiri menghela napasnya, tak percaya dengan jalan pikiran Ae-Ra. Dia yang membuat kesalahan, namun dia malah menyalahkan orang lain.

"Kau gila." Hanya itu yang bisa Ryujin katakan untuk menggambarkan Ae-Ra.

Love Story [TXT X ITZY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang