Malam hari sudah tiba.
Di ruang rawat Ryujin, semua masih sama, Ryujjn masih terbaring di atas brankar dengan mata yang masih tertutup, sedangkan disampingnya ada Soobin yang masih setia memegang tangan kekasihnya. Sejak kejadian Ryujin berhadil diselamatkan, Soobin benar-benar takut, tak mau meninggalkan Ryujin. Sedaritadi semua orang bergantian membawakan makanan dan minuman untuk Soobin, walau Soobin hanya makan dua suap, dan minum sedikit.
Soobin sendiri bahkan tak mau menyentuh itu, dia benar-benar tak memiliki napsu makan. Namun dia memutuskan untuk makan dan minum agar tidak mengecewakan mereka yang membawakan makanannya, walau hanya sedikit. Dia juga sekalian memberikan waktu kepada yang lainnya untuk menjenguk Ryujin.
Soobin masih terus memandang Ryujin sembari memegang tangan gadis itu, membelai rambut Ryujin dengan lembutnya. Soobin benar-benar rindu dengan kekasihnya. Dia ingin sekali melihat mata yang tertutup ini segera terbuka dan memancarkan indahnya mata itu seperti biasanya sebelum Ryujin terbaring lemah seperti ini. Tapi, sampai sekarang keinginannya itu belum tercapai. Ryujin masih belum membuka kedua matanya yang selalu terpejam erat itu.
Detik demi detik terus berlalu. Soobin menahan rasa kantuknya itu hanya untuk memandang Ryujin yang sama sekali tidak membalas tatapannya itu. Hingga akhirnya, Soobin yang sedaritadi terus memandang Ryujin akhirnya menemukan sesuatu yang dia sudah tunggu-tunggu dari Ryujin yakni tanda-tanda Ryujin akan sadar!.
Soobin sontak melebarkan mata melihat jari Ryujin yang bergerak, walau hanya sedikit, namun Soobin sudah sangat senang. “Ryu? Kau sadar? Buka matamu, berjuanglah! Jangan menutupnya lagi!”
Soobin berteriak agar Ryujin bisa mendengarnya dan membuka mata, tangannya juga menggenggam tangan kekasihnya semakin erat, matanya terpancar harapan sekaligus kebahagiaan yang luar biasa. Soobin sudah sangat lama menunggunya.
Ryujin sendiri, keningnya berkerut, kelopak matanya juga mulai bergerak ke kanan dan ke kiri. Jarinya kembali bergerak, dan inilah yang ditunggu oleh semua orang yakni mata Ryujin perlahan mulai terbuka membuat Soobin tersenyum bahagia. Ryujin sendiri pandangannya masih memburam, sampai akhirnya perlahan-lahan terfokus dan jelas, kepalanya terasa berat, bau obat-obatan langsung menusuk hidungnya. Ryujin merasakan ada yang menggenggam tangannya erat, sangat erat.
Dia menoleh dengan tenaganya yang ada karena tubuhnya begitu lemas usai terbangun dari koma. Ryujin melihat Soobin yang tengah tersenyum bahagia kepadanya, Ryujin ikut mengembangkan senyumannya.
Melihat Ryujin membalas senyumannya, Soobin tidak bisa menahan air mata harinya. Begitu bahagia karena senyumannya, semuanya bisa direspon oleh gadisnya.
“Ryujin, kau benar-benar sadar!” pekik Soobin senang. ”Aku sangat bahagia, Ryujin!” Soobin berdiri dan memeluk Ryujin.
Persetan dengan apapun, Soobin begitu bahagia sekarang. Soobin berusaha menahannya, namun tak bisa. Dia tak bisa menahan air matanya yang keluar begitu saja. Menyadarinya, Ryujin tak tega mengingat Soobin jarang menangis.
Ryujin memegang punggung Soobin dan menepuknya pelan. “J-Jangan menangis.” Suara kecil itu bisa didengar Soobin yang benar-benar bahagia, mendengar suara kekasihnya yang sudah lama dia rindukan.
“Aku juga tak mau menangis, tapi aku tidak bisa menahannya,” jujur Soobin, dia hanya menitikkan air matanya sesekali karena menahannya setengah mati. “Tetap saja ada yang lolos. Kau jahat Ryu, kau membuat aku khawatir setengah mati saat keadaanmu memburuk. Aku benar-benar merindukanmu, sangat.
Ryujin menarik senyum, ada rasa bersalah di hatinya, mendengar ucapan dan Soobin yang menangis, itu sudah sangat mempengaruhi Soobin artinya. Dia sendiri juga sangat merindukan kekasihnya, entah sudah berapa lama dia tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story [TXT X ITZY]
RomanceCerita ini menceritakan mengenai kisah percintaan dan kehidupan antara kelima pria dan lima gadis, dimana mereka harus menghadapi berbagai rintangan dalam hubungannya mereka semua. Setiap pasangan memiliki masalah percintaan atau kehidupan masing-ma...