Taehyun tidak henti-hentinya memandang Chaeryeong yang tengah tertidur itu. Tangannya menggenggam tangan Charyeong, air matanya yang mati-matian dia tahan akhirnya meluncur keluar. Rasanya dia benar-benar merasa bersalah, dia merasa kalau semua ini adalah salahnya juga. Dia juga bertanggung jawab, andai saja dia tidak meninggalkan Charyeong saat itu, menjaganya dengan baik, semua ini tidak akan terjadi, Hanbin tidak akan memiliki kesempatan untuk mencelakai Chaeryeong.
Sebelum dia tertidur, dia sempat menceritakan semuanya kepada dosen dan disampingnya ada Taehyun. Taehyun akhirnya tahu semua ceritanya, saking geramnya, dia tidak bisa menahan dirinya untuk kembali menghajar Hanbin dan akhirnya dipisahkan oleh dosen dan Chaeryeong yang bersamanya saat itu
Melihat luka yang ada di lengan, wajah, dan kakinya membuatnya merasa bersalah. "Maaf Charyeong," lirihnya sembari memegang tangan gadisnya itu dengan air mata mengalir.
Taehyun menunduk, berusaha berhenti menangis, namun rasanya itu begitu sulit. Air matanya terus mengalir, bahkan sampai membuat tangan Chaeryeong yang digenggamnya basah. Tanpa disadari Taehyun, Chaeryeong perlahan mulai membuka kedua matanya mungkin karena air mata Taehyun yang terasa di tangannya atau memang ini saatnya untuk sadar.
Perlahan pandangan Chaeryeong yang buram mulai terfokus dan jelas. Pertama kali yang dilihatnya adalah Taehyun yang menundukkan kepala, suara isakan terdengar disana.
Charyeong sontak melebarkan kedua matanya. Taehyun menangis? Harus Chaeryeong akui, dia sangat jarang melihat Taehyun menangis, jadi wajar saja ketika dia melihat Taehyun menangis sekarang. Charyeong kemudian memperhatikan tangannya yang dipegang oleh Taehyun. Dia merasakan tangannya sudah basah karena air mata Taehyun
Chaeryeong perlahan membalas genggaman tangan Taehyun yang sukses membuat Taehyun terkejut dan menoleh ke arahnya. Betapa terkejutnya dia menemukan Chaeryeong sudah terbangun dari tidurnya dan tersenyum ke arahnya.
"Chae," panggilnya dengan sebelah tangan mengusap air matanya kasar. "Kau sudah bangun? Kapan? Apa aku membangunkanmu?" tanyanya.
Chaeryeong menggeleng. "Mungkin sudah saatnya aku untuk bangun dan itu memang tidak salah. Aku harus menghiburmu."
Taehyun tersenyum mendengarnya. Tangan Chaeryeong perlahan terangkat ke wajah Taehyun, kemudian mengusapnya pelan, menghapus air mata Taehyun.
"Jangan khawatir," ucap Taehyun melihat wajah khawatir Chaeryeong. "Aku hanya marah kepada diriku sendiri tadi karena tidak bisa melindungimu. Seharusnya saat itu aku berada disampingmu dan menjagamu." Sorot mata Taehyun menunjukkan rasa penyesalan.
Chaeryeong buru-buru menggeleng. "Ini bukan salahmu, oppa," sentaknya. "Ini semua salahku, Oppa sudah menyuruhku untuk selalu berbicara kepada Oppa jika ingin kemana-mana. Tapi aku lupa dan mengejar Ryujin eonnie. Tapi bukannya berhasil, aku malah menambah masalah." Chaeryeong menarik senyuman miris, seakan menertawakan dirinya sendiri.
"Jangan bilang begitu Chagiya. Kau hanya ingin membantu Ryujin kan? Tapi kau malah dicelapkai Hanbin brengsek itu," geram Taehyun.
Walau dia sudah memukul Hanbin hingga babak belur, rasanya dia belum puas. Amarahnya tidak bisa dilampiaskan lewat pukulan saja, andai tadi tidak ada yang menghentikannya, Taehyun tidak akan berhenti menghajar Hanbin.
"Kalau begitu, jangan salahkan dirimu Oppa. Semua ini salah Hanbin, oke?"
Taehyun tersenyum, kemudian mengelus pipi Chaeryeong. "Ya. Ini semua salahnya, bukan salahmu, oke?" jawabnya dibalas anggukan kepala Chaeryeong.
Taehyun tersenyum, kemudian bergantian mengelus kepala Chaeryeong. "Maaf sudah membuatmu terbangun. Sekarang tidurlah lagu, aku akan menjagamu."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story [TXT X ITZY]
RomanceCerita ini menceritakan mengenai kisah percintaan dan kehidupan antara kelima pria dan lima gadis, dimana mereka harus menghadapi berbagai rintangan dalam hubungannya mereka semua. Setiap pasangan memiliki masalah percintaan atau kehidupan masing-ma...