Im Yoona POV
Hari ini peringatan kepergian Sehun yang ke empat. Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu, sebentar lagi, aku juga sudah 4 tahun menjadi Nyonya Choi. Hanya saja saat ini hubunganku dengan Siwon oppa tidak begitu baik. Itulah mengapa aku yang datang sendirian hari ini, bukan karena aku masih mencintai Sehun. Hanya saja saat ini ia adik iparku, aku harus menemuinya setidaknya untuk mewakili keluarganya.
"Sehun a, mianhae hari ini hanya aku yang datang. Eomma dan appamu masih terlalu sedih jadi mereka memilih untuk tidak menemuimu. Hyungmu saat ini mungkin sedang sibuk, kamu tidak marah kan hanya aku yang datang hari ini?" ujarku, aku membawakan sebuket bunga dan buah untuknya "Sehun a, maafkan aku, aku tidak menepati janjiku untuk mencintaimu selamanya. Aku jatuh cinta pada hyungmu, maafkan aku Sehun a"
"Apakah kamu marah padaku karena mengkhianati cinta kita? Walaupun begitu aku akan tetap mengatakan padamu kalau aku mencintai Siwon oppa saat ini, aku tidak lagi mencintaimu maafkan aku" ujarku, Sehun sudah menjadi masa laluku. Saat ini Siwon oppa adalah masa kiniku dan aku berharap ia menjadi masa depanku, walaupun aku ragu mengingat bagaimana hubungan kita beberapa bulan terakhir ini.
Aku berdiri dan aku melihatnya datang, ia juga membawa bunga.
"Oppa" sapaku
"Kamu sudah selesai? Tunggulah di mobil, aku ingin bicara berdua dengan Sehun" ujar Siwon oppa dan ia menyerahkan kunci mobilnya padaku. Aku menerimanya, aku tidak ingin ia mendiamiku lebih lama lagi. Walaupun aku sering mengatakan akan merelakan dia untuk kembali pada Tifanny eonni, tapi sebenarnya hatiku tidak sanggup. Aku tidak mampu melepaskannya.
Aku berjalan menjauh. Secara samar-samar aku mendengar tangisannya.
"Aku mencintainya Sehun a, maafkan aku" ia menangis sambil berbicara, aku takut semakin terluka mendengar apa yang ia katakan. Mungkin ia merasa bersalah pada Sehun karena ia masih mencintai Tifanny sehingga ia tidak bisa melindungiku lagi. Aku memilih untuk berjalan lebih cepat dan menunggunya di mobil.
***
Choi Siwon POV
Saat melihatnya terbaring tak bergerak dengan seluruh tubuh dipasangi berbagai alat medis, air mataku mengalir. Jika benar ia mengandung anakku saat itu, mengapa ia tidak mengatakannya. Apa karena ini ia berpisah dengan kekasihnya? Semua pertanyaan berputar di kepalaku.
Aku merasa begitu berdosa padanya, jika pagi itu aku tidak mengatakan tidak ingin melihatnya lagi, semua ini tidak akan terjadi. Ia mengungkapkan perasaannya padaku setelah aku menikahi Yoona. Dan dengan marah, aku mengusirnya apalagi kita terbangun di atas ranjang yang sama. Aku menuduhnya mengambil kesempatan di saat aku mabuk, ia hanya menangis dan kemudian aku tidak pernah melihatnya lagi. Aku menyalahkan Yoona, nyatanya semua ini salahku. Yoona pernah mengatakan padaku tentang pertemuannya dengan Tifanny, aku mengabaikannya. Dan saat ini aku menuduhnya egois.
Aku harus bagaimana, di satu sisi aku merasa begitu berdosa tapi disisi lain aku tidak ingin melepaskan Yoona karena aku mencintainya.
Aku datang ke makam Sehun, sudah 4 tahun dia meninggalkan kita semua. Dan sebentar lagi pernikahanku dengan Yoona juga hampir mencapai 4 tahun. Dia disana, sedang berlutut dan menangis. Dia pasti masih begitu mencintai Sehun, aku pernah melihat ia menatap foto Sehun sampai tertidur. Mungkin aku memang bukan apa-apa untuknya selain suami pengganti. Buktinya dia dengan gampang mengatakan akan mengembalikanku pada Tifanny jika wanita itu sadar nanti.
Aku menghampirinya setelah aku melihatnya sudah selesai. Aku memintanya menungguku di mobil, banyak hal yang ingin aku bicarakan dengannya. Sejak ia melahirkan Brian, kita tidak pernah berbicara dengan baik-baik.
"Aku mencintainya Sehun a, maafkan aku" ujarku, aku jatuh cinta pada istriku jauh sebelum menikahinya. Saat ia masih sahabat Sehun, aku sudah memiliki perasaan padanya. Hanya saja aku tidak pernah mau mengakuinya karena aku tidak pernah mengenal kata cinta. Aku membuat keputusan sepanjang perjalanan menuju kesini. Aku akan mengatakan pada Sehun kalau aku mencintai Yoona dan aku akan meminta restunya untuk membiarkanku bersama Yoona sampai maut memisahkan kita. Dan setelah ini aku akan mengungkapkan perasaanku pada Yoona.
Aku tidak peduli jika ia masih mencintai Sehun, aku akan mengatakan padanya kalau aku juga mencintainya. Aku tidak akan kembali pada Tifanny, kalaupun wanita itu sadar. Karena perasaanku pada Tifanny hanya sebatas sahabat dan saat ini adalah rasa bersalah, aku tidak pernah mencintai wanita lain selain Yoona.
Selesai berbicara dengan Sehun, aku kembali ke mobil. Aku tidak ingin Yoona menungguku terlalu lama.
"Kamu sudah makan?" tanyaku dan ia menggeleng "Kita makan bersama"
"Aku sudah harus menjemput Darren dan sebentar lagi aku akan kembali bekerja" ujarnya
"Aku akan menyuruh Kyuhyun melakukannya. Dan mulai sekarang kamu tidak perlu bekerja lagi, aku tidak mengijinkan,,"
"Tapi,"
"Dengarkan aku, aku suamimu. Aku yang berkewajiban memenuhi semua kebutuhan istriku dan anak-anakku. Jangan membantah" ujarku
"Oppa akan segera kembali pada eonni,,"
"Aku tidak,," ucapanku terpotong karena ponselku berbunyi. Panggilan dari dokter Seo. Ponselku terjatuh setelah mendengarkan apa yang disampaikan dokter Seo. Tifanny sudah tiada, apakah ini jawaban dari Tuhan atas perasaanku. Saat aku akan menyampaikan perasaanku pada Yoona, kabar kepergian Tifanny mengacaukan semuanya. Apa itu tandanya aku dan Yoona tidak ditakdirkan bersama?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAP
FanfictionJatuh cinta tidak pernah ada dalam kamusku, sampai aku bertemu denganmu. Aku terperangkap dalam keluguanmu, tanpa sadar aku jatuh cinta padamu. ~Choi Siwon Mungkin awalnya hubungan kita hanya karena sebuah pertanggungjawaban, tapi percayalah aku men...